JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tak hanya masyarakat Indonesia yang geram dengan ulah Ketua DPR Setya Novanto, ketika dia menghadiri kampanye capres Amerika Serikat Donald Trump. Imam masjid besar New York, Shamsi Ali pun mengkritik pertemuan tersebut. Menurut Shamsi, pimpinan DPR sudah merendahkan martabat bangsa.
Pernyataan Shamsi itu dituangkan lewan laman Facebooknya. Pria kelahiran Bulukumba Sulawesi Selatan itu menyayangkan pertemuan Setya dan Trump. Apalagi saat pengusaha yang bergerak di bidang media dan real estate itu sedang berkampanye. Ada tiga alasan yang mengusik hati Shamsi. Pertama terkait posisi Setya. Menurut dia, Setya merupakan ketua DPR. Ketua DPR mewakili negara. Dan negara tidak etis mendukung salah satu calon. “Apalagi menghadiri acara kampanye,” ucapnya.
Kedua, Shamsi mengatakan ketua DPR diterima tidak lebih dari tiga menit. Hanya sekedar memperlihatkan muka di depan panggung. Menurut Shamsi, hal itu merendahkan martabat bangsa dan negara untuk sekedar tersenyum di depan publik Amerika Serikat pendukung Trump. Sedangkan yang ketiga, Shamsi mengaku heran dengan ulah anggota DPR. Sebab, tidak sedikit anggota DPR yang bepergian ke Amerika Serikat disaat Congress sedang reses. “Mereka lebih banyak menghabiskan waktu jalan-jalan dan belanja,” kata Shamsi.
Di akhir tulisannya, Shamsi mengatakan di saat Indonesia menghadapi kesulitan ekonomi dengan jatuhnya harga rupiah, pejabat tidak seharusnya memakai anggaran yang sifatnya tidak penting. “Minimal ada rasa solidaritas untuk tidak memakai anggaran pada hal-hal yang tidak penting,” paparnya.
Tulisan Shamsi itu menuai reaksi keras dari Fadli Zon. Di laman facebooknya, Shamsi memposting pesan yang dikirim Fadli. Wakil Ketua DPR itu meminta Shamsi meralat pernyataan di FB terkait pimpinan DPR yang hadir saat kampanye Trump. Menurut Fadli, apa yang ditulis Shamsi salah. Bahkan dia mempermasalahkan posisi Shamsi yang kini menjabat sebagai imam di masjid New York.
Protes itu tidak membuat Shamsi keder. Dia menolak untuk meralat pernyataan yang kini membuat gempar. Shamsi menegaskan bahwa apa yang dia sampaikan merupakan penglihatan di video. Misalnya tentang kampenye Trump. Fadli menilai bahwa itu hanya konferensi pers. Shamsi menjawab bahwa siapapun yang melihat video itu akan memahami dengan jelas itu merupakan kampanye Trump. “Kampanye itu bukan hanya di lapangan. Tapi boleh juga acara konferensi pers,” jelasnya.
Selanjutnya mengenai kemunculan Setya yang hanya tiga menit. Shamsi menjelaskan waktu itu tertera di video. Sehingga semua orang bisa melihatnya. Sedangkan yang dimaksud merendahkan martabat dan negara yaitu ketika Trump bertanya pada Setya. Ketika itu politikus Golkar itu ditanya Trump apakah mereka akan melakukan tindakan yang besar untuk Amerika Serikat, Setya hanya tersenyum. “Setelah itu, Trump kembali bertanya apakah rakyat Indonesia menyukainya. Jawaban Setya yes highly. Ditanya kayak anak SD dengan pertanyaan yang sangat tricky, dan jawaban pak ketua salah total: yes highly. Dari mana kebenaran jawaban ini,” terangnya.
Dia melanjutkan, setelah diperkenalkan di depan pendukungnya, Trump meninggalkan begitu saja ketua DPR. Alhasil, wakil rakyat itu kebingungan. Menurut dia jika konglomerat itu menghargai pimpinan DPR maka mereka akan diantar sampai pintu dan melepas dengan hormat. “Maaf ini bukan seorang Setya dan Fadhli. Ini ketua DPR RI, sama dengan speaker of the house of US,” ucapnya.
Saat ini, anggota DPR yang berada Amerika juga diancam dilaporkan ke MKD. Fraksi PDIP dan PKB menegaskan bahwa anggota dewan sudah memalukan bangsa Indonesia dan melanggar kode etik anggota DPR.
Menanggapi itu Fadli lewat pesan pedek menyatakan tidak takut dengan ancaman itu. dia mempersilahkan anggota dewan melaporkan ke MKD. Namun dia mengancam jika wakil rakyat itu melaporkan atas dasar informasi yang salad an tidak utuh, maka dia akan melaporkan balik. “Tentu saya laporkan balik,” jelasnya.(aph/jpg/rbb)