Disbudpar Dukung Pemerintah Pusat Batasi WNA Masuk
MEDAN, SUMUTPOS.CO – PEMPROV Sumut mendukung langkah Pemerintah Indonesia untuk membatasi kedatangan warga negara asing (WNA) akibat dampak novel coronavirus (nCoV/virus korona) yang sedang menggemparkan dunia. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, Ria Nofida Telaumbanua mengungkapkan, upaya dimaksud hanya bersifat sementara.
Dalam upaya menyikapi kebijakan pemerintah itu, diakuinya memang akan berimbas pada sektor kunjungan wisatawan mancanegara ke wilayah ini. “Itu sudah keputusan tepat yang dilakukan pemerintahn
Bukan hanya di Sumut. Tapi itukan untuk sementara sampai situasi pulih kembali. Kita lebih melihat dampaknya kalau virus itu menyebar ke tempat kita jika tidak dilakukan pembatasan saat ini. Tentu saja berdampak pada jumlah kunjungan wisman kita, namun ini hanya sementara,” katanya menjawab Sumut Pos, Jumat (7/2).
Pihaknya juga mengamini, pasti ada jumlah wisman asal Tiongkok yang berkurang untuk datang ke Sumut. Terlebih, wisman Tiongkok masuk sepuluh besar dari daftar kunjungan turis ke wilayah ini. “ Tiongkok masuk 10 besar (kunjungan) wisman yang masuk ke Sumut. Masih belum begitu besar dibandingkan Malaysia,” katanya.
Pihaknya siap menjalankan apa yang disampaikan menteri soal pembatasan WNA itu. Di samping itu, Disbudpar Sumut juga telah beri imbauan kepada asosiasi travel dibawah ASITA dan Dinas Pariwisata kabupaten/kota,” katanya.
Imbauan dimaksud, imbuh Ria, untuk sementara waktu tidak mengakomodir wisatawan yang ingin plesiran ke negari Tirai Bambu. “Lalu mengabarkan kepada pemerintah setempat jika ada masyarakat yang baru pulang dari negara yang suspek virus tersebut atau mempunyai gejala-gejala seperti korona, bisa melapor ke Dinas Kesehatan setempat,” pungkasnya.
Sementara, Pemko Medan tak begitu khawatir dengan pembatasan kunjungan WNA ke Indonesia. Menurut Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Medan, H Agus Suriyono, mayoritas wisman yang masuk ke Kota Medan merupakan negara-negara Asia Tenggara yakni Malaysia dan Singapura sehingga tidak begitu berpengaruh pada jumlah kunjungan Wisman ke Kota Medan.
“Kalau Medan Alhamdulillah, tidak berdampak secara signifikan. Berdasarkan data sebenarnya ada di Imigrasi, bukan di kita. Tetapi memang kalau menurut pantauan kita sejak dulu, mayoritas wisman yang datang ke Medan adalah warga negara Malaysia dan Singapura, sebagian dari Thailand, Brunei Darussalam dan negara-negara Asia Tenggara lainnya,” kata Agus Suriyono kepada Sumut Pos, Jumat (7/2).
Dikatakan Agus, Pemko Medan juga telah berkoordinasi dengan pihak Imigrasi dalam memperketat masuknya WNA ke Kota Medan agar virus Corona tidak masuk ke Kota Medan. “Insya Allah semua yang masuk sudah melalui tahapan pemeriksaan yang ketat dari Imigrasi. Apalagi, Wisman yang masuk ke Kota Medan mayoritas bukan dari Tiongkok. Wisman dari Asia Tenggara masih sangat mendominasi, itupun mereka sudah melalui berbagai tahapan pemeriksaan di Bandara. Pihak Imigrasi lebih berkompeten dalam menjelaskan hal itu,” katanya.
Ditambah lagi, kata Agus, dalam waktu dekat ini, Dispar Kota Medan tidak memiliki agenda Pariwisata Internasional yang melibatkan berbagai negara. Adapun agenda yang ada dalam waktu dekat, masih bersifat agenda lokal. “Agenda internasional seperti Gemes (Gemar Melayu Serumpun) yang melibatkan sejumlah negara, baru akan dilaksanakan di akhir tahun. Event-event besar itu agendanya akhir tahun, setidaknya mulai Juli nanti. Untuk semester pertama di tahun ini, kita akan melakukan agenda-agenda lokal dulu yang dampaknya juga cukup besar bagi pariwisata di Kota Medan,” tambahnya.
Dijelaskan Agus, di tahun 2020 ini pihaknya akan terus secara gencar mempromosikan pariwisata di Kota Medan, terkhusus wisata kuliner dan bangunan Heritage di Kota Medan. “Wisata kuliner dan gedung heritage di Kota Medan sangat bisa diandalkan, itu akan terus kita promosikan agar terus dapat meningkatkan pariwisata di Kota Medan.” tutupnya.
Sekretaris Komisi B DPRD Sumut, Ahmad Hadian meminta Disbudpar provinsi dan kabupaten/kota untuk sementara waktu tidak melakukan promosi pada negara-negara suspek virus korona. “Kegiatan promosi atau pemasaran pariwisata bisa dialihkan ke negara-negara yang aman virus nCoV dulu. Sembari itu kita perkuat lagi promosi maupun branding pariwisata Sumut disetiap pintu-pintu masuk se Indonesia. Karena kami melihat Disbudpar provinsi belum punya konsep mengarah ke sana,” katanya.
Pihaknya mengamini sudah pasti dampak pencekalan WNA ke Indonesia akan mengurangi jumlah kunjungan wisatawan termasuk ke Sumut. Meski begitu, jangan sampai pada negara yang belum suspek virus korona pun ikut menambah kemerosotan jumlah turis menuju Sumut.
“Itu memang resiko logis yang harus ditanggung. Namun kemudian untuk skup pemerintah provinsi, juga mesti mengantisipasi. Jangan dengan pembatasan ini berakibat fatal terhadap kemajuan pariwisata Indonesia. Antisipasinya berupa peningkatan promosi ke negara-negara yang aman korona. Contohnya Malaysia karena kita tahu sangat dominan untuk datang ke Indonesia terkhusus Sumut,” katanya
Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumut, Zeira Salim Ritonga menyarankan kepada Pemprovsu dan pemda harus lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan akibat dampak pencekalan WNA masuk, termasuk yang berasal dari Tiongkok. Hemat dia, membatasi wisatawan tentunya akan memengaruhi devisa negara dan menurunkan ekonomi masyarakat terkhusus disekitar destinasi wisata. “Pemprov tidak serta merta bisa mengambil kebijakan tanpa memikirkan dampaknya terhadap ekonomi daerah. Jadi mesti hati-hati menerapkan kebijakan ini,” katanya. (prn/map)