JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo siap menindaklanjuti rencana relokasi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang milik PT Pertamina ke kawasan pelabuhan. Detail pemindahan tersebut kini sedang dikaji.
Saat ini Pelindo tengah melakukan pembangunan lanjutan pada area di Terminal New Priok. Di lokasi tersebut, terdapat area yang diperuntukkan sebagai product terminal. Area itulah yang dapat dipertimbangkan sebagai lokasi baru TBBM. Lahan tersebut akan siap pada 2024. “Lokasi product terminal yang kami siapkan nanti terletak tepat di waterfront sehingga akan memudahkan bongkar muat minyak dan gas dari kapal ke terminal dan sebaliknya,” jelas Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo Ali Mulyono kemarin (7/3).
Sebagai tambahan, jalan tol Cibitung–Cilincing (JTCC) serta New Priok Eastern Access (NPEA) akan menambah kemudahan akses langsung dari New Priok menuju kawasan industri di Cibitung dan Cikarang. “Pada prinsipnya, Pelindo siap mengikuti arahan pemerintah dan terbuka terhadap opsi pemindahan ke pelabuhan. Untuk selanjutnya, kami menunggu pembicaraan lebih lanjut antara Pertamina dan Pelindo,” katanya.
Terpisah, VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menuturkan, Pertamina tengah mengkaji detail pemindahan tersebut. “Pertamina akan menindaklanjuti arahan pemerintah. Saat ini kami mulai menyusun rencana tersebut karena pasti akan memerlukan kajian dan waktu,” ujarnya kepada Jawa Pos. Dia tidak memerinci kapan kajian itu rampung.
Yang jelas, saat ini Pertamina juga terus menjamin bantuan dan pendampingan bagi para korban kebakaran Depo Plumpang. Pertamina juga memastikan warga terdampak di rumah sakit mendapatkan pelayanan dan pengobatan terbaik agar kembali pulih. “Korban jiwa biaya pemakamannya Pertamina tanggung. Korban luka terus kita monitor ketat,” katanya.
Pada bagian lain, Polri masih menyelidiki kasus kebakaran Depo Plumpang. Sebanyak 24 saksi telah diperiksa. “Bertambah sepuluh dari sehari sebelumnya,” ungkap Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan di RS Polri Kramat Jati kemarin.
Di antara 24 saksi tersebut, sepuluh orang merupakan karyawan PT Pertamina. Sisanya merupakan masyarakat sekitar. Namun, hingga kini Polri belum memberikan kesimpulan atas hasil penyelidikan tersebut. “Masih proses, belum diketahui penyebab kebakaran,” ujarnya.
Pada saat yang sama, Polri bersama TNI terus berupaya mencari korban hilang. Petugas mengerahkan alat berat dan menerjunkan unit K9. “Masih dilakukan pencarian korban,” katanya.
Terkait identifikasi korban, hingga saat ini delapan korban meninggal sudah teridentifikasi. Yakni, Sumiati, Raffasya Zayid Athallah, Trish Rhea Aprilita, Suheri, Hadi, Fahrul Hidayatullah, Muhammad Bukhori, dan Iriana. Dengan demikian, masih ada tujuh jenazah dan satu body part yang dalam proses identifikasi.
Sementara itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto mengungkapkan, terkait persoalan lahan di Tanah Merah, Plumpang, pihaknya telah memerintah Kakantah Jakut untuk mengidentifikasi. Yakni, mengukur mana tanah yang diduduki warga, milik Pertamina, dan mana punya PT. “Kalau tidak salah, ada punya Pertamina dan ada juga punya satu PT. Itu yang masyarakat juga tinggal di atasnya,” jelasnya kemarin. (jpc/ila)