25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Pemberangkatan Jamaah Haji Gelombang Pertama Mengecewakan

Kemenag Minta Manajemen Saudia Airlines Diperiksa

SUMUTPOS.CO – Kementerian Agama (Kemenag) kembali melayangkan sorotan terhadap kinerja maskapai pengangkut jemaah haji. Kali ini ditujukan kepada maskapai Saudia Airlines. Bahkan mereka meminta otoritas penerbangan Indonesia, dalam hal ini pemerintah Saudi, memeriksa manajemen Saudia Airlines.

PEMICU protes Kemenag tersebut karena Saudia dinilai tidak profesional. “Dari aspek penerbangan, Saudia Airlines tahun ini gagal memberikan layanan yang baik kepada jemaah haji Indonesia,” kata Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (7/6).

Ia menyayangkan pelayanan Saudia Airlines dalam proses pemberangkatan para peserta ibadah haji Indonesia gelombang pertama yang dinilai mengecewakan. Manajemen Saudia dinilai semrawut dalam pelaksanaan penerbangan jamaah, karena kerap tak sesuai jadwal dan kapasitas kursi pesawat yang telah disepakati.

Ia berharap, otoritas Arab Saudi memeriksa manajemen Saudia Airlines, khususnya yang bertanggung jawab dalam penerbangan jamaah Indonesia, yang dianggap tidak profesional. “Saya pikir pihak otoritas Arab Saudi perlu meninjau dan memeriksa manajemen Saudia Airlines saat ini. Kenapa mereka tidak mampu menerbangkan jamaah sesuai jadwal? Kenapa tidak mampu menyediakan pesawat dengan kapasitas seat (kursi) yang dijanjikan,” kata dia.

Menurut Mujab, pemeriksaan layak dilakukan sebab, proses penerbangan jamaah calon haji Indonesia sudah dibahas sejak lama. Jadwal dan jenis pesawat yang digunakan juga sudah ditentukan dan disepakati. “Tahun ini Saudia Airlines benar-benar kacau, tidak komitmen dengan kontrak kerja. Tingkah Saudia Airlines membuat banyak jamaah terpecah dari rombongannya sehingga menjadi tidak nyaman. Ini jelas tidak sejalan dengan semangat memuliakan jamaah haji,” kata dia.

 

Kenakan Ihram Sejak di Embarkasi

Sementara, Kementerian Agama (Kemenag) meminta agar jamaah haji yang berangkat pada periode ini sudah mengenakan kain ihram mulai dari embarkasi di Indonesia. Pemberangkatan gelombang kedua dimulai kemarin, Rabu (7/6), sampai 22 Juni 2023. Jamaah haji akan terbang dari embarkasi di Tanah Air menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Selanjutnya, mereka akan diberangkatkan ke Makkah Al-Mukarramah untuk menjalani Umrah Haji atau Umrah Wajib.

“Jamaah haji diminta untuk mengenakan kain ihram semenjak dari embarkasi keberangkatan di Tanah Air, mengingat tidak tersedianya waktu yang cukup dan menghindari penumpukan jamaah saat kedatangan di Bandara King Abdul Aziz Jeddah,” kata Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaran Haji dan Umrah, Arsad Hidayat.

“Untuk pelaksanaan niat umrah, dapat dilakukan saat di pesawat ketika melewati wilayah Yalamlam atau ketika berada di Bandara King Abdul Aziz Jeddah menjelang keberangkatan ke Makkah,” sambungnya.

Kepada seluruh petugas, baik Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi di seluruh Indonesia maupun PPIH Arab Saudi, Arsad meminta untuk memberikan prioritas pelayanan kepada jamaah haji lansia pada saat keberangkatan, di perjalanan, maupun saat kedatangan di Bandara King Abdul Aziz. “Tahun ini kita mengusung semangat haji ramah lansia. Semua petugas diminta untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji Indonesia, termasuk mereka yang masuk kategori lanjut usia,” tandasnya.

Kemenag mencatat, sudah 19 jamaah haji yang meninggal dunia. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari jamaah yang meninggal di Madinah maupun Makkah. “Hingga saat ini, jumlah jamaah haji yang wafat sebanyak 19 orang. Sesuai ketentuan, jamaah yang wafat akan dibadalhajikan,” kata Juru Bicara PPIH Pusat, Akhmad Fauzin di Jakarta, Rabu (7/6).

Fauzin menyampaikan, dari 19 jamaah meninggal, penambahan terbaru sebanyak 4 orang. Dengan rincian 3 orang meninggal di Madinah, dan 1 orang di Makkah. “Terdapat 3 jamaah haji yang wafat di Madinah, yaitu, Kotiin SuwondoTamsir asal kloter SOC 01, Mardi Wijono asal kloter SUB 25; dan Winaryo Sukaryo Sukadir asal kloter SOC 32,” kata Fauzin.

“Satu jamaah haji yang wafat di Makkah atas nama Samsul Adib Mohamad Djafar asal Kloter SUB 06,” imbuhnya.

Sementara, jamaah sakit yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) maupun di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) di Madinah dan Makkah tetap akan mendapatkan layanan bimbingan ibadah dan pendampingan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Layanan ini dinilai penting diberikan kepada jamaah yang sakit.

Fauzin mengatakan, pendampingan yang dilakukan petugas bimbingan ibadah untuk jamaah sakit di KKHI dan RSAS antara lain, melakukan rekam ibadah jamaah untuk memastikan kelanjutan dan ketuntasan ibadah, melakukan pendampingan ibadah harian, khususnya salat 5 waktu. “Selanjutnya, memberikan motivasi dan penguatan mental spiritual agar rido, sabar dan ikhlas dalam menjalani proses pengobatan. Bertindak sebagai rohaniwan dengan membantu upaya penyembuhan melalui doa dan bacaan-bacaan kalimah thayyibah,” ujar Fauzin.

“Pendampingan ini juga guna memberikan rasa nyaman dan tenang kepada jemaah sakit,” sambungnya.

Lebih lanjut, Fauzin menyampaikan, bimbingan manasik tidak hanya dilakukan Kementerian Agama di Tanah Air. Selama di Tanah Suci, jamaah juga mendapatkan bimbingan manasik, baik dari pembimbing ibadah kloter maupun konsultan ibadah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. “Panitia telah menunjuk para konsultan ibadah dan pembimbing ibadah untuk memberikan layanan kepada jemaah haji, terkait peribadatan. Konsultan dan pembimbing ibadah, selain ditempatkan di kantor Daker, lainnya di tempatkan di setiap sektor perumahan Jemaah haji, termasuk sektor Masjidil Haram,” imbuhnya.

Untuk memudahkan jamaah, lanjut Fauzin, layanan konsultasi ibadah dilakukan secara offline dan online. Secara offline, para konsultan dan pembimbing bertugas memberikan layanan konsultasi ibadah di wilayah sektor masing-masing. “Secara online, panitia menyebar nomor telepon para konsultan ini kepada semua jemaah melalui PPIH Kloter,” jelasnya.

Fauzin menyampaikan, berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga tanggal 06 Juni 2023, pukul 24.00 WIB, jamaah dan petugas yang sudah tiba di Kota Madinah berjumlah 81.198 orang atau 211 kelompok terbang. Sementara, jamaah yang diberangkatkan kemarin dari Madinah ke Makkah untuk umrah berjumlah 8.788 jamaah atau 23 kloter.

 

Wali Kota Medan Lepas Kloter 15

Wali Kota Medan Bobby Nasution melepas keberangkatan calon jamaah haji Kloter 15 asal Kota Medan ke Tanah Suci di Aula Madinatul Hujjaj, Asrama Haji Medan, Rabu (7/6). Pada kesempatan itu, Bobby mendoakan 355 jamaah diberi kelancaran selama menjalani rukun islam kelima itu.

“Kami mendoakan kepada seluruh jamaah calon haji dapat melaksanakan ibadah-ibadah suci, diberikan kelancaran, kemudahan dan keselamatan yang dirasakan selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci,” ujarnya seraya berdoa para jamaah menjadi haji yang mabrur.

Ia juga meminta jamaah untuk meluruskan kembali niat agar selama di tanah suci nyaman menjalankan ibadah karena ini merupakan salah satu ibadah yang menguras dan membutuhkan ketahanan fisik. “Karena itu niat yang lurus untuk beribadah dan tentunya akan menambah ridho Allah Subhanahu wa taala dalam kita menjalankan ibadah dan mudah-mudahan dengan niat yang lurus kemudahan akan digunakan diberikan kepada para jamaah calon haji yang berada di tanah suci untuk mendapatkan untuk menjalankan ibadah ibadah,” kata menantu Jokowi ini.

Selain itu, kata Bobby, pada jamaah yang meninggalkan sanak saudara dan tempat tinggalnya agar tidak perlu khawatir. Karena sudah di data kecamatan kelurahan bahkan sampai tingkat ke lingkungan untuk memonitoring lebih dan menjaga rumah-rumah jamaah.

Kemudian, akan menjadi perhatian khusus bagi pemerintah kota Medan dan seluruh stakeholder yang ada di kota Medan. Sehingga selama di tanah suci jamaah merasa tenang dan nyaman. “Kami Pemko Medan, selalu menginginkan bagi setiap warga Kota Medan yang berangkat ke Tanah Suci, titip doa. Doakan masyarakat Kota Medan, doakan sanak saudara kita yang ada Kota Medan ini mungkin yang belum pernah sekali pun berangkat ke Tanah Suci, doakan agar bisa menyusul bapak ibu semua ke tanah suci yang kedua doakan kota Medan ini tetap menjadi kota yang kondusif,” tukasnya.

Sementara itu, seorang jamaah kloter 15 penyandang tunanetra, Hafifanti Putri Randhika (32), warga Kota Medan, turut berangkat ke tanah suci yang merupakan jamaah pelimpahan porsi dari almarhumah ibunya, Ratna menunaikan ibadah haji bersama ayahnya, Kamaru Hazsuardi.

Ditemui di sela-sela keberangkatan, ayah tiga orang anak ini menyebutkan sedianya menunaikan ibadah haji pada tahun 2020 bersama istri. Namun, pada saat tersebut keberangkatan haji ditiadakan karena pandemi Covid-19 dan qodarullah istrinya di tahun yang sama meninggal dunia.

Kemudian lanjutnya, berdasarkan hasil rembug keluarga, porsi haji almarhumah diberikan pada Hafifanti yang sejak dua tahun terakhir menetap di Jogjakarta sebagai konsultan bimbingan konseling.

Di tengah rasa haru, Kamaru juga mengisahkan putrinya yang menderita tunanetra sejak berusia 14 tahun. Setelah terjatuh karena didorong temannya di sekolah. Beragam upaya dilakukan keluarga untuk menyembuhkan anak sulung dari tiga bersaudara ini. Hingga akhirnya keluarga ikhlas menerima keadaan.

Pada kloter 15 ini terdapat 3 CJH yang tunda keberangkatan. Masing-masing; Anwar bin Adam Abdul Hamid manifes 33, Elida Nuh Lubis manifes 149 dan Batara Manumpak Simbolon manifes 150. (jpc/man/adz)

SUMUTPOS.CO – Kementerian Agama (Kemenag) kembali melayangkan sorotan terhadap kinerja maskapai pengangkut jemaah haji. Kali ini ditujukan kepada maskapai Saudia Airlines. Bahkan mereka meminta otoritas penerbangan Indonesia, dalam hal ini pemerintah Saudi, memeriksa manajemen Saudia Airlines.

PEMICU protes Kemenag tersebut karena Saudia dinilai tidak profesional. “Dari aspek penerbangan, Saudia Airlines tahun ini gagal memberikan layanan yang baik kepada jemaah haji Indonesia,” kata Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (7/6).

Ia menyayangkan pelayanan Saudia Airlines dalam proses pemberangkatan para peserta ibadah haji Indonesia gelombang pertama yang dinilai mengecewakan. Manajemen Saudia dinilai semrawut dalam pelaksanaan penerbangan jamaah, karena kerap tak sesuai jadwal dan kapasitas kursi pesawat yang telah disepakati.

Ia berharap, otoritas Arab Saudi memeriksa manajemen Saudia Airlines, khususnya yang bertanggung jawab dalam penerbangan jamaah Indonesia, yang dianggap tidak profesional. “Saya pikir pihak otoritas Arab Saudi perlu meninjau dan memeriksa manajemen Saudia Airlines saat ini. Kenapa mereka tidak mampu menerbangkan jamaah sesuai jadwal? Kenapa tidak mampu menyediakan pesawat dengan kapasitas seat (kursi) yang dijanjikan,” kata dia.

Menurut Mujab, pemeriksaan layak dilakukan sebab, proses penerbangan jamaah calon haji Indonesia sudah dibahas sejak lama. Jadwal dan jenis pesawat yang digunakan juga sudah ditentukan dan disepakati. “Tahun ini Saudia Airlines benar-benar kacau, tidak komitmen dengan kontrak kerja. Tingkah Saudia Airlines membuat banyak jamaah terpecah dari rombongannya sehingga menjadi tidak nyaman. Ini jelas tidak sejalan dengan semangat memuliakan jamaah haji,” kata dia.

 

Kenakan Ihram Sejak di Embarkasi

Sementara, Kementerian Agama (Kemenag) meminta agar jamaah haji yang berangkat pada periode ini sudah mengenakan kain ihram mulai dari embarkasi di Indonesia. Pemberangkatan gelombang kedua dimulai kemarin, Rabu (7/6), sampai 22 Juni 2023. Jamaah haji akan terbang dari embarkasi di Tanah Air menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Selanjutnya, mereka akan diberangkatkan ke Makkah Al-Mukarramah untuk menjalani Umrah Haji atau Umrah Wajib.

“Jamaah haji diminta untuk mengenakan kain ihram semenjak dari embarkasi keberangkatan di Tanah Air, mengingat tidak tersedianya waktu yang cukup dan menghindari penumpukan jamaah saat kedatangan di Bandara King Abdul Aziz Jeddah,” kata Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaran Haji dan Umrah, Arsad Hidayat.

“Untuk pelaksanaan niat umrah, dapat dilakukan saat di pesawat ketika melewati wilayah Yalamlam atau ketika berada di Bandara King Abdul Aziz Jeddah menjelang keberangkatan ke Makkah,” sambungnya.

Kepada seluruh petugas, baik Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi di seluruh Indonesia maupun PPIH Arab Saudi, Arsad meminta untuk memberikan prioritas pelayanan kepada jamaah haji lansia pada saat keberangkatan, di perjalanan, maupun saat kedatangan di Bandara King Abdul Aziz. “Tahun ini kita mengusung semangat haji ramah lansia. Semua petugas diminta untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji Indonesia, termasuk mereka yang masuk kategori lanjut usia,” tandasnya.

Kemenag mencatat, sudah 19 jamaah haji yang meninggal dunia. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari jamaah yang meninggal di Madinah maupun Makkah. “Hingga saat ini, jumlah jamaah haji yang wafat sebanyak 19 orang. Sesuai ketentuan, jamaah yang wafat akan dibadalhajikan,” kata Juru Bicara PPIH Pusat, Akhmad Fauzin di Jakarta, Rabu (7/6).

Fauzin menyampaikan, dari 19 jamaah meninggal, penambahan terbaru sebanyak 4 orang. Dengan rincian 3 orang meninggal di Madinah, dan 1 orang di Makkah. “Terdapat 3 jamaah haji yang wafat di Madinah, yaitu, Kotiin SuwondoTamsir asal kloter SOC 01, Mardi Wijono asal kloter SUB 25; dan Winaryo Sukaryo Sukadir asal kloter SOC 32,” kata Fauzin.

“Satu jamaah haji yang wafat di Makkah atas nama Samsul Adib Mohamad Djafar asal Kloter SUB 06,” imbuhnya.

Sementara, jamaah sakit yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) maupun di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) di Madinah dan Makkah tetap akan mendapatkan layanan bimbingan ibadah dan pendampingan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Layanan ini dinilai penting diberikan kepada jamaah yang sakit.

Fauzin mengatakan, pendampingan yang dilakukan petugas bimbingan ibadah untuk jamaah sakit di KKHI dan RSAS antara lain, melakukan rekam ibadah jamaah untuk memastikan kelanjutan dan ketuntasan ibadah, melakukan pendampingan ibadah harian, khususnya salat 5 waktu. “Selanjutnya, memberikan motivasi dan penguatan mental spiritual agar rido, sabar dan ikhlas dalam menjalani proses pengobatan. Bertindak sebagai rohaniwan dengan membantu upaya penyembuhan melalui doa dan bacaan-bacaan kalimah thayyibah,” ujar Fauzin.

“Pendampingan ini juga guna memberikan rasa nyaman dan tenang kepada jemaah sakit,” sambungnya.

Lebih lanjut, Fauzin menyampaikan, bimbingan manasik tidak hanya dilakukan Kementerian Agama di Tanah Air. Selama di Tanah Suci, jamaah juga mendapatkan bimbingan manasik, baik dari pembimbing ibadah kloter maupun konsultan ibadah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. “Panitia telah menunjuk para konsultan ibadah dan pembimbing ibadah untuk memberikan layanan kepada jemaah haji, terkait peribadatan. Konsultan dan pembimbing ibadah, selain ditempatkan di kantor Daker, lainnya di tempatkan di setiap sektor perumahan Jemaah haji, termasuk sektor Masjidil Haram,” imbuhnya.

Untuk memudahkan jamaah, lanjut Fauzin, layanan konsultasi ibadah dilakukan secara offline dan online. Secara offline, para konsultan dan pembimbing bertugas memberikan layanan konsultasi ibadah di wilayah sektor masing-masing. “Secara online, panitia menyebar nomor telepon para konsultan ini kepada semua jemaah melalui PPIH Kloter,” jelasnya.

Fauzin menyampaikan, berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga tanggal 06 Juni 2023, pukul 24.00 WIB, jamaah dan petugas yang sudah tiba di Kota Madinah berjumlah 81.198 orang atau 211 kelompok terbang. Sementara, jamaah yang diberangkatkan kemarin dari Madinah ke Makkah untuk umrah berjumlah 8.788 jamaah atau 23 kloter.

 

Wali Kota Medan Lepas Kloter 15

Wali Kota Medan Bobby Nasution melepas keberangkatan calon jamaah haji Kloter 15 asal Kota Medan ke Tanah Suci di Aula Madinatul Hujjaj, Asrama Haji Medan, Rabu (7/6). Pada kesempatan itu, Bobby mendoakan 355 jamaah diberi kelancaran selama menjalani rukun islam kelima itu.

“Kami mendoakan kepada seluruh jamaah calon haji dapat melaksanakan ibadah-ibadah suci, diberikan kelancaran, kemudahan dan keselamatan yang dirasakan selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci,” ujarnya seraya berdoa para jamaah menjadi haji yang mabrur.

Ia juga meminta jamaah untuk meluruskan kembali niat agar selama di tanah suci nyaman menjalankan ibadah karena ini merupakan salah satu ibadah yang menguras dan membutuhkan ketahanan fisik. “Karena itu niat yang lurus untuk beribadah dan tentunya akan menambah ridho Allah Subhanahu wa taala dalam kita menjalankan ibadah dan mudah-mudahan dengan niat yang lurus kemudahan akan digunakan diberikan kepada para jamaah calon haji yang berada di tanah suci untuk mendapatkan untuk menjalankan ibadah ibadah,” kata menantu Jokowi ini.

Selain itu, kata Bobby, pada jamaah yang meninggalkan sanak saudara dan tempat tinggalnya agar tidak perlu khawatir. Karena sudah di data kecamatan kelurahan bahkan sampai tingkat ke lingkungan untuk memonitoring lebih dan menjaga rumah-rumah jamaah.

Kemudian, akan menjadi perhatian khusus bagi pemerintah kota Medan dan seluruh stakeholder yang ada di kota Medan. Sehingga selama di tanah suci jamaah merasa tenang dan nyaman. “Kami Pemko Medan, selalu menginginkan bagi setiap warga Kota Medan yang berangkat ke Tanah Suci, titip doa. Doakan masyarakat Kota Medan, doakan sanak saudara kita yang ada Kota Medan ini mungkin yang belum pernah sekali pun berangkat ke Tanah Suci, doakan agar bisa menyusul bapak ibu semua ke tanah suci yang kedua doakan kota Medan ini tetap menjadi kota yang kondusif,” tukasnya.

Sementara itu, seorang jamaah kloter 15 penyandang tunanetra, Hafifanti Putri Randhika (32), warga Kota Medan, turut berangkat ke tanah suci yang merupakan jamaah pelimpahan porsi dari almarhumah ibunya, Ratna menunaikan ibadah haji bersama ayahnya, Kamaru Hazsuardi.

Ditemui di sela-sela keberangkatan, ayah tiga orang anak ini menyebutkan sedianya menunaikan ibadah haji pada tahun 2020 bersama istri. Namun, pada saat tersebut keberangkatan haji ditiadakan karena pandemi Covid-19 dan qodarullah istrinya di tahun yang sama meninggal dunia.

Kemudian lanjutnya, berdasarkan hasil rembug keluarga, porsi haji almarhumah diberikan pada Hafifanti yang sejak dua tahun terakhir menetap di Jogjakarta sebagai konsultan bimbingan konseling.

Di tengah rasa haru, Kamaru juga mengisahkan putrinya yang menderita tunanetra sejak berusia 14 tahun. Setelah terjatuh karena didorong temannya di sekolah. Beragam upaya dilakukan keluarga untuk menyembuhkan anak sulung dari tiga bersaudara ini. Hingga akhirnya keluarga ikhlas menerima keadaan.

Pada kloter 15 ini terdapat 3 CJH yang tunda keberangkatan. Masing-masing; Anwar bin Adam Abdul Hamid manifes 33, Elida Nuh Lubis manifes 149 dan Batara Manumpak Simbolon manifes 150. (jpc/man/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/