JAKARTA- Peringatan tujuh tahun terbunuhnya aktivis HAM Munir Said Thalib ternodai oleh bentrokan dengan polisi dan Pasmpampres. Empat aktivis LSM dipukuli saat hendak menyeberang ke tepi Istana Negara.
“Bahkan Ibu Sumiarsih yang sudah sangat sepuh ikut diseret polisi,” ujar Haris Azhar, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras) dalam evaluasi demo setelah bentrok di pelataran Monas kemarin petang.
Aktivis Usman Hamid yang juga kolega dekat Munir, sempat dicekik oleh beberapa orang anggota Paspampres. “Salah satunya Prada Suparlan Gani dan Prada Boy,” kata Haris. Akibat aksi itu, Usman sempat mengalami sesak nafas. “Sekarang masih menunggu pemeriksaan medis,” katanya.
Dari pantauan koran ini, insiden terjadi sekitar pukul 13.30 WIB saat ratusan orang bergerak mendekati Istana Negara. Langkah mereka mendadak dihadang puluhan aparat kepolisian yang memaksa mundur. Saat baku dorong tersebut, sejumlah polisi bereaksi keras dengan melayangkan tangan ke arah para demonstran.
Mantan Koordinator KontraS Usman Hamid dan orang tua korban tragedi Trisakti, Sumiarsih, menjadi korban. Begitu juga dengan dua aktivis HAM lainnya, Garda dan Tunggal.
“Korban terluka di bagian tangan dan siku,” ujar Haris. Kasus pembunuhan Munir terus dipertanyakan sejumlah aktivis.
Secara terpisah, Jaksa Agung Basrief Arief mengaku belum bisa mengajukan peninjauan kembali (PK) terhadap kasus pembunuhan aktivis HAM Munir ke Mahkamah Agung. Alasannya, Kejaksaan Agung tidak memiliki kewenangan. (rdl/jpnn)