30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Surya Paloh Cerai dari Golkar

JAKARTA- Surya Paloh, mantan ketua Dewan Penasihat Golkar, memilih cerai dari partai yang membesarkan namanya itu. Paloh memutuskan untuk berkonsentrasi mengurus Nasdem (Nasional Demokrat) yang dia dirikan setelah kalah dalam pemilihan Ketum Golkar.

Paloh meninggalkan partai berlambang beringin setelah diultimatum DPP Golkar. Inti ultimatum, kader Golkar di Nasdem harus memilih meninggalkan Golkar bila tetap di Nasdem atau kembali ke Golkar dan keluar dari Nasdem. Paloh memilih tetap di Nasdem.

“Saya secara resmi menyatakan diri keluar dari Partai Golkar,” ujar Paloh dalam keterangan di Kantor DPP Ormas Nasdem, Jakarta, kemarin (7/9).

Dengan mengenakan kemeja putih dan dasi hitam, Paloh duduk di sebuah meja kerja untuk menyampaikan keterangan resmi. Di belakangnya, tampak latar bendera Merah Putih yang didampingi bendera ormas Nasdem.
Paloh mengatakan merasa emosional dengan pernyataan mundurnya itu. Menurut Paloh, 43 tahun dirinya merintis karir sebagai politikus Golkar dari bawah. Mulai kader biasa hingga posisi tertinggi sebagai ketua Dewan Penasihat Partai Golkar periode 2004″2009. “Tentu ada sentuhan romantisme dari saya terhadap Golkar, 43 tahun adalah proses yang lama,” ujarnya.

Paloh sudah melakukan perenungan atas posisi dirinya sebagai kader Golkar. Paloh memiliki pendirian bahwa ide-ide restorasi yang dirinya usung ternyata tidak mendapat respons yang positif di Partai Golkar. Dia merasa sudah mencapai titik kulminasi di Partai Golkar dengan situasi yang terjadi sekarang. “Saya antiklimaks di Golkar karena Golkar saat ini sudah tidak membutuhkan saya. Saya pun tidak membutuhkan Golkar lagi,” ujarnya.

Salah satu yang membuatnya kecewa adalah pemahaman yang salah atas adanya ormas Nasdem yang dikaitkan dengan Partai Nasdem. Paloh menegaskan bahwa ormas Nasdem tidak memiliki korelasi dan substruktur dengan Partai Nasdem yang muncul belakangan. “Ormas Nasional Demokrat adalah ormas, sementara Partai Nasdem adalah partai, tidak sama,” ucapnya.

Memang, menurut Paloh, ada kesamaan dari sejumlah pengurus ormas Nasdem yang juga menjadi pengurus Partai Nasdem. Para pengurus Partai Nasdem memang rata-rata adalah aktivis muda di Ormas Nasdem. Namun, kesamaan itu tidak menjadikan ormas Nasdem dan Partai Nasdem terkait satu sama lain. “Jika itu terkait dengan kesamaan logo dan warna (Partai Nasdem), bukan kepada saya itu ditanyakan,” jelasnya. (bay/c10/tof/jpnn)

JAKARTA- Surya Paloh, mantan ketua Dewan Penasihat Golkar, memilih cerai dari partai yang membesarkan namanya itu. Paloh memutuskan untuk berkonsentrasi mengurus Nasdem (Nasional Demokrat) yang dia dirikan setelah kalah dalam pemilihan Ketum Golkar.

Paloh meninggalkan partai berlambang beringin setelah diultimatum DPP Golkar. Inti ultimatum, kader Golkar di Nasdem harus memilih meninggalkan Golkar bila tetap di Nasdem atau kembali ke Golkar dan keluar dari Nasdem. Paloh memilih tetap di Nasdem.

“Saya secara resmi menyatakan diri keluar dari Partai Golkar,” ujar Paloh dalam keterangan di Kantor DPP Ormas Nasdem, Jakarta, kemarin (7/9).

Dengan mengenakan kemeja putih dan dasi hitam, Paloh duduk di sebuah meja kerja untuk menyampaikan keterangan resmi. Di belakangnya, tampak latar bendera Merah Putih yang didampingi bendera ormas Nasdem.
Paloh mengatakan merasa emosional dengan pernyataan mundurnya itu. Menurut Paloh, 43 tahun dirinya merintis karir sebagai politikus Golkar dari bawah. Mulai kader biasa hingga posisi tertinggi sebagai ketua Dewan Penasihat Partai Golkar periode 2004″2009. “Tentu ada sentuhan romantisme dari saya terhadap Golkar, 43 tahun adalah proses yang lama,” ujarnya.

Paloh sudah melakukan perenungan atas posisi dirinya sebagai kader Golkar. Paloh memiliki pendirian bahwa ide-ide restorasi yang dirinya usung ternyata tidak mendapat respons yang positif di Partai Golkar. Dia merasa sudah mencapai titik kulminasi di Partai Golkar dengan situasi yang terjadi sekarang. “Saya antiklimaks di Golkar karena Golkar saat ini sudah tidak membutuhkan saya. Saya pun tidak membutuhkan Golkar lagi,” ujarnya.

Salah satu yang membuatnya kecewa adalah pemahaman yang salah atas adanya ormas Nasdem yang dikaitkan dengan Partai Nasdem. Paloh menegaskan bahwa ormas Nasdem tidak memiliki korelasi dan substruktur dengan Partai Nasdem yang muncul belakangan. “Ormas Nasional Demokrat adalah ormas, sementara Partai Nasdem adalah partai, tidak sama,” ucapnya.

Memang, menurut Paloh, ada kesamaan dari sejumlah pengurus ormas Nasdem yang juga menjadi pengurus Partai Nasdem. Para pengurus Partai Nasdem memang rata-rata adalah aktivis muda di Ormas Nasdem. Namun, kesamaan itu tidak menjadikan ormas Nasdem dan Partai Nasdem terkait satu sama lain. “Jika itu terkait dengan kesamaan logo dan warna (Partai Nasdem), bukan kepada saya itu ditanyakan,” jelasnya. (bay/c10/tof/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/