32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Pengamat Sebut PDIP Ingin Selamatkan KPK

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Berapa pihak menilai bahwa langkah Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengungkap manuver politik Ketua KPK Abraham Samad saat Pilpres lalu sebagai upaya untuk menyelamatkan institusi KPK. Salah satunya dilontarkan Staf pengajar Pascasarjana Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Haryadi.

“Yang ingin dilakukan Hasto justru menyelamatkan institusi KPK dari berbagai bentuk penyimpangan,” ujar Haryadi Senin (9/2). Menurutnya apa yang sudah dilakukan Hasto adalah berguna untuk membantu pemberantasan korupsi dapat dilakukan secara efektif

Jadi kata dia, kurang tepat rasanya memposisikan PDIP sebagai parpol yang anti-KPK. Kata dia, boleh jadi PDIP justru merasa beruntung tak jadi mengusung Abraham Samad sebagai cawapres yang mendampingi Jokowi.

“Bisa jadi karena tawaran itulah yang membuat PDIP tidak terlalu firm dengan figur Samad,” tutur Haryadi.

PDIP, kata dia,  tentu tidak menghendaki transaksi yang seperti  itu, sekalipun itu menguntungkan PDIP. Apalagi, lanjut Haryadi, Jokowi memiliki visi-misi dengan titik tekan pada revolusi mental.

Ia menilai tawaran dari  Samad tidak saja kurang sejalan etika  secara umum, tetapi juga kurang sejalan dengan  visi misi Jokowi dan platform PDIP. (mas/jpnn)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Berapa pihak menilai bahwa langkah Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengungkap manuver politik Ketua KPK Abraham Samad saat Pilpres lalu sebagai upaya untuk menyelamatkan institusi KPK. Salah satunya dilontarkan Staf pengajar Pascasarjana Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Haryadi.

“Yang ingin dilakukan Hasto justru menyelamatkan institusi KPK dari berbagai bentuk penyimpangan,” ujar Haryadi Senin (9/2). Menurutnya apa yang sudah dilakukan Hasto adalah berguna untuk membantu pemberantasan korupsi dapat dilakukan secara efektif

Jadi kata dia, kurang tepat rasanya memposisikan PDIP sebagai parpol yang anti-KPK. Kata dia, boleh jadi PDIP justru merasa beruntung tak jadi mengusung Abraham Samad sebagai cawapres yang mendampingi Jokowi.

“Bisa jadi karena tawaran itulah yang membuat PDIP tidak terlalu firm dengan figur Samad,” tutur Haryadi.

PDIP, kata dia,  tentu tidak menghendaki transaksi yang seperti  itu, sekalipun itu menguntungkan PDIP. Apalagi, lanjut Haryadi, Jokowi memiliki visi-misi dengan titik tekan pada revolusi mental.

Ia menilai tawaran dari  Samad tidak saja kurang sejalan etika  secara umum, tetapi juga kurang sejalan dengan  visi misi Jokowi dan platform PDIP. (mas/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/