JAKARTA- Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto mengatakan, pihaknya paham betul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) luar negeri membawa konsekuensi kepada Anggaran Pendapatan dan Belaja Negara (APBN).
“Kita paham betul APBN terganggu oleh kenaikan harga BBM luar negeri. Yang kita kritisi, kenapa harus mengambil kebijakan yang teramat gampang yakni menaikan harga eceran BBM dalam negeri,” kata Wiranto, di gedung DPR,dalam diskusi bertema ‘Menolak Kenaikan BBM = Makar’, di press room DPR, gedung Nusantara III, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (8/3).
Kebijakan menaikan harga eceran BBM dalam negeri sebagai respon atas harga BBM dunia bergejolak, menurut Wiranto, membawa konsekuensi terberat bagi 240 juta lebih warga negara Indonesia karena dalam waktu yang relatif singkat terjadi dua kali proses memiskinkan rakyat sendiri.
“Pertama terjadi proses pemiskinan disaat pemerintah mewacakan harga BBM dalam negeri akan dinaikan. Kedua setelah harga BBM itu naik, rakyat harus memenuhi kebutuhan pokoknya seperti pangan dan transportasi dengan harga sangat tinggi,” ungkap Wiranto.
Kalau dihitung-hitung dengan akal sehat, lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya kalau BBM dinaikan. “Cara berpikir dan kritikan Hanura inilah yang disampaikan ke pemerintah dan saya malah dituding provokator dan makar,” ujarnya.
Hanura juga mengkritisi pembengkakan belanja pegawai di APBN yang mencapai pada kisaran 400 persen dalam lima tahun terakhir. “Lebih baik kurangi kemewahan pejabat daripada membikin jurang kaya dan miskin semakin menganga,” pungkasnya.(fas/jpnn)