JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Arab Saudi akhirnya kembali membuka layanan permohonan visa umrah untuk Indonesia. Hanya saja, pemerintah Indonesia belum memutuskan, apakah akan kembali menyelenggarakan umrah bulan ini. Sebab, pemerintah sedang berfokus mengendalikan Covid-19 di masa Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru).
Informasi pembukaan kembali layanan visa umrah itu disampaikan secara resmi pemerintah Arab Saudi pada Senin (6/12) malam pukul 23.00 WIB. Selain Indonesia, layanan pengajuan visa umrah juga dibuka untuk India, Pakistan, dan Mesir.
Dibukanya kembali layanan visa umrah ini disambut baik travel umrah di Tanah Air. Kabid Umrah Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Zaky Zakaria Anshary mengatakann
pada prinsipnya pengurusan visa umrah untuk jamaah Indonesia sudah bisa diproses. “Tapi, kita kan masih menunggu kepastian pemerintah boleh atau tidak (memberangkatkan umrah, Red). Kalau kita keluarkan visa, ternyata tidak boleh, bisa expired,” jelasnya, Selasa (7/12).
Zaky mengikuti paparan pemerintah yang baru memastikan keberangkatan umrah setelah masa libur Nataru. Dia berharap, kebijakan tersebut sebatas imbauan saja. Sehingga travel umrah tetap bisa memberangkatkan jamaah umrah bulan ini dengan protokol kesehatan yang ketat.
Menurut dia, ada sejumlah pertimbangan kenapa umrah sebaiknya tetap dimulai bulan ini. Di antaranya adalah menghindari tudingan dari masyarakat terjadi diskriminasi. “Selama perjalanan ke luar negeri lainnya boleh, sebaiknya untuk umrah juga boleh,” katanya.
Apalagi Arab Saudi bukan termasuk daftar negara dengan kasus varian Omicron tinggi seperti Afrika Selatan dan sekitarnya. Pertimbangan berikutnya, umrah adalah perjalanan yang dikontrol secara disiplin. Baik oleh Indonesia maupun Arab Saudi. Sehingga risiko jamaah umrah membawa virus Covid-19 bisa diperkecil.
Selain itu, Arab Saudi juga masuk dalam daftar 10 negara yang aman untuk dikunjungi. “Vaksinasi di Arab Saudi juga sudah 70 persen. Itu artinya sudah terbentuk herd immunity di sana,” katanya.
Selanjutnya, kegiatan selama rangkaian umrah juga terbatas di hotel dan Masjidilharam serta Masjid Nabawi. Otomatis jamaah tidak banyak berkumpul dengan warga setempat.
Zaky juga menyinggung pemerintah sudah membatalkan kebijakan PPKM Level 3 untuk seluruh wilayah Indonesia di masa Nataru. Dia berharap pemerintah kembali bisa duduk bersama dengan asosiasi travel umrah untuk membahas lebih teknis soal pemberangkatan umrah di masa pandemi Covid-19.
Dari Kementerian Agama (Kemenag) belum ada komentar terbaru soal kembali dibukanya pengurusan visa umrah. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief belum membalas saat diajukan pertanyaan itu. Hilman hanya mengomentari singkat keputusan pemerintah Indonesia menunda pemberangkatan umrah paling cepat setelah libur Nataru. “Saya belum lihat keputusan resminya,” kata kader Muhammadiyah itu.
Seperti diketahui, pengumuman bahwa pemerintah Indonesia menunda keputusan memberangkatkan umrah disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta pada Senin (6/12). Dia mengatakan keputusan soal umrah dibahas setah masa liburan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Penerbangan Perdana
Sementara, lewat unggahan itinerary umroh new normal program 10 hari di Tanah Suci milik maskapai Saudia Airlines yang banyak beredar di grup Whatsap, penerbangan perdana jamaah umrah asal Indonesia akan dilakukan pada 16 Desember mendatang. Lebih lanjut, itinerary itu menuliskan perihal durasi perjalanan selama 5 malam Madinah dan 3 malam Makkah.
Tak sampai situ, tertulis juga caption pemberangkatan perdana umroh di Indonesia pasca pencabutan larangan penerbangan ke Saudi. Ketika dikonfirmasi, Kabag Humas dan Umum Ditjen Imigrasi Arya Pradhana Anggakara membenarkan perihal kabar itu. “Benar, untuk 16 Desember 2021. Itu dari Saudia Airlines,” ujarnya via pesan singkat seperti dilansir dari detikTravel, Rabu (8/12).
Lebih lanjut, ia juga mengatakan, penerbangan itu akan menjadi penerbangan perdana untuk umrah dari Indonesia tahun 2021 ini. “(Penerbangan lain) belum. Itu penerbangan perdana untuk umrah,” sambungnya.
Seperti ditulis di itinerary tersebut, jamaah diperkirakan tiba di Jeddah lebih dulu. Setelahnya, jamaah akan dibawa ke Hotel Madinah untuk melakukan karantina selama minimal 4 hari sebelum diumumkan hasil tes PCR di hari kelima.
Apabila hasil tes PCR berjalan baik, traveler sudah bisa keluar karantina di hari kelima dan melakukan perjalanan lebih lanjut. Diketahui, Terhitung 1 Desember lalu Arab Saudi resmi membuka kembali gerbang internasionalnya untuk Indonesia. Otoritas penerbangan Arab Saudi pun telah memperbarui aturan penerbangan internasionalnya.(jpc/dtt)