26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Panglima TNI: Serahkan Senjata!

Jakarta Anggap Konflik Aceh hanya Kriminal Murni

JAKARTA-Para petinggi di Jakarta masih bersikukuh bahwa serangkaian penembakan di Aceh dan terakhir penggergajian tiang tower PLN hingga roboh, merupakan aksi kriminal biasa. Namun, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, menyebut ada kelompok-kelompok bersenjata yang bermain di Aceh.

Dia pun memperingatkan agar kelompok bersenjata ini segera menyerahkan senjatanya. “Serangkaian peristiwa itu merupakan kriminal murni. Memang kita ketahui masih ada senjata di luar yang dipegang oleh kelompok-kelompok tertentu. Kita berharap semua senjata segera diserahkan,” ujar Agus Suhartono usai menghadiri rapat di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (9/1) sore.

Apakah kelompok bersenjata itu eks kombatan-kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)? Agus menampiknyan
Dia hanya menyebut berkali-kali bahwa kelompok itu merupakan ‘kelompok bersenjata’. Saat Sumut Pos menanyakan bahwa ada indikasi ini kelompok terorganisir terbukti ada penyelundup senjata ditangkap di Langkat, Agus mengatakan, masalah penyelundupan senjata bisa terjadi di mana saja. Aparat, katanya, tetap terus melakukan patroli untuk mengeliminir aksi penyelundupan senjata. “Di Selat Malaka itu, sejak dulu sudah ada penyelundupan senjata di sana,” ujarnya.

TNI sendiri, lanjutnya, secara rutin melakukan pemeriksaan gudang senjata yang ada di Aceh untuk memastikan tidak ada yang hilang dan dipakai kelompok bersenjata. Berulang kali dikatakan, masih banyak senjata ilegal yang beredar di Aceh.

“Tapi kita tidak tahu persis bahwa senjata itu masih ada yang ilegal. Kami akan terus ikuti dan mengadakan kegiatan yang mengeliminir adanya senjata-senjata itu,” ungkap mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut ini.

Terkait dengan ambruknya tower PLN di Desa Matang Sijuk Barat, Baktia Barat, Aceh Utara, Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Pusat, Bambang Dwiyanto, menjelaskan, kondisi listrik di daerah tersebut sudah normal. “Kami sampaikan bahwa sampai saat ini kondisi kelistrikan di Aceh aman dan tidak ada pemadaman listrik,” terangnya.

Diakui, sesaat setelah tower tersebut roboh pada hari Sabtu 7/1 jam 23.06 WIB memang sempat terjadi pemadaman. Hanya saja, lanjut Bambang, kondisi listrik langsung normal kembali pada Sabtu itu juga, yakni mulai pukul 23.06 WIB (lihat grafis). “Karena satu circuit masih bisa beroperasi,” terangnya.

Pasca kurang kondusifnya kondisi di NAD, jajaran Polres Langkat mengintensifkan penjagaan baik darat maupun laut. Patroli sejumlah titik Jalan Lintas Sumatera (jalinsum) hingga pulau terluar berbatasan dengan NAD, sengaja digencarkan.

Kapolres Langkat, AKBP H Mardiyono, memberdayakan segenap kekuatan dari jajaran perwira hingga personel dari berbagai unit satuan guna menghempang ekses ditimbulkan keadaan dimaksud. “Hal yang sama juga dilakukan untuk jalur laut, patroli intensif sebagai pencegahan,” kata Kapolres Langkat, AKBP H Mardiyono, di Stabat, kemarin.

Dalam melaksanakan sweeping, lanjut Kapolres, pihaknya melakukan tindakan antisipasi pengamanan terhadap personel. Maksudnya, menggunakan rompi antipeluru guna menghindari kemungkinan terburuk, menyusul tertangkapnya dua warga NAD membawa senpi.

Kapolres lebih lanjut menegaskan, guna mendukung operasi sedikitnya lima puluh personel Polres Langkat berpatroli di kawasan perairan dan pulau teluar yakni Pulau Kampai dan Pulau Sembilan di Kecamatan Pangkalan Susu, menggunakan kapal patroli milik polisi air, speedboat dari PT Pertamina, serta perahu nelayan. “Sasaran hendak kita capai bukan hanya penggagalan dugaan transaksi senjata api, bahkan peredaran narkoba masuk dari NAD. Sedikitnya, ada tiga pulau terluar masuk kawasan Polres Langkat berbatasan dengan Aceh serta Selat Malaka yang memungkinkan menjadi tempat pelarian penembak misterius,” urai Kapolres.

Terkait dua warga NAD, Syaiful Amri dan Wahyudi pembawa senpi ditangkap kemarin, dijelaskan dia tidak tertutup kemungkinan sebagai tersangka. Karena pemeriksaannya dilakukan secara intensif di Mapoldasu, pihaknya belum dapat mengetahui hasil pengembangan.

Gatot, Kapolda, Pujakusuma Bersama Aceh Sepakat Bertemu

Sementara itu, hari ini, Selasa (10/1), Plt Gubsu bersama Kapoldasu serta DPP Pujakusuma dan DPP Aceh Sepakat duduk bersama membahas situasi di Aceh. Mereka berkumpul di RM Jimbaran, Jalan Babura Baru  Medan untuk membahas situasi di Aceh.

“Kehadiran Pak Gatot sebagai wakil dari suku Jawa bersama Pujakusuma. Kita sama-sama tahu kalau korbannya adalah orang-orang Jawa yang merantau di Aceh. Nah, kita semua tidak ingin ada konflik kesukuan menjadi meluas. Makanya kita duduk bersama dan menyatukan persepsi,” kata Wakil Sekretaris DPP Aceh Sepakat Dinar Nyak Idin Waly.
Dinar Nyak Idin Waly mengakui kalau penembakan itu terjadi dilatarbelakangi oleh muatan politik, termasuk ada hubungannya dengan Pilkada di Aceh. “Penilaian ini berdasakan kacamata dan analisa DPP Aceh Sepakat. Kalau pemerintah mengelak bahwa penembakkan di Aceh tidak ada unsur politik atau berhubungan dengan Pilkada, itu bohong. Kami sudah melakukan analisa dengan memintai keterangan masyarakat Aceh,” kata dia.

Menurutnya, penembak misterius di Aceh sengaja mengambil korbannya adalah suku Jawa yang bekerja di Aceh. “Tujuannya untuk menarik perhatian pemerintah pusat. Karena korban-korbannya dari Pulau Jawa. Lalu orang-orang Jawa di Aceh ketakutan sehingga balik ke Pulau Jawa dengan difasilitas pemerintah. Nah, berarti tujuan perusuh di Aceh jadi tercapai,” ujarnya.

Sementara itu, Mabes Polri mengklaim telah berhasil memetakan wilayah-wilayah rawan tindak kriminal khususnya penembakan yang akhir-akhir ini marak di Aceh.  Kepala Divisi Humas Humas Mabes Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution, mengatakan Kepolisian Daerah Nangroe Aceh Darussalam telah memerintahkan jajaran Kepolisian Resor yang ada di Aceh untuk terus bekerja. “Itu sebagai upaya antisipasi. Kapolda Aceh sudah memetakan lokasi yang rawan penembakan di Aceh,” kata Saud di Mabes Polri, Jakarta, Senin (9/1)

Saud mengatakan seluruh jajaran Polres Aceh sudah menugaskan tim khusus untuk memantau lokasi-lokasi rawan tersebut. Selain itu upaya patroli akan terus dilakukan oleh Polda Aceh.

“Kami akan melakukan patroli rutin dan tidak menutup kemungkinan menggelar razia tertentu mengantisipasi terjadinya kembali penembakan misterius di Aceh. Tim back-up dari Mabes Polri juga sudah berada di Aceh,” ujar Saud.

Sedangkan terkait dampak tumbangnya tower PLN nomor 354 di Desa Matang Sijeuk, Kecamatan Baktiya Barat, Aceh Utara, Minggu (8/1) dini hari akibat digergaji OTK hingga putus, kini butuh dua minggu membangun tower saluran udara tegangan tinggi (Sutek) LSW secara permanen. “Dua minggu baru siap diperbaiki dan dipasang kembali secara permanen. Sekarang ini masih menggunakan yang cadangan,” ujar Manager Area PLN Lhokseumawe, Delfiar Anis, kepada koran ini, kemarin.

Meski menggunakan tower cadangan ungkapnya, namun suplay listrik yang berada di tujuh kabupaten berjalan normal kembali seperti biasanya. Sementara menyangkut pengawasan tower agar tidak terulang kembali dilakukan sabotase oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan aparat keamanan.
“Sebelumnya juga petugas kita telah melakukan patroli setiap malamnya, namun karena jumlah tower ini mencapai ratusan buah, maka agak sulit dilakukan,” katanya melanjutkan kalau saat ini patroli dilakukan bersama dengan aparat keamanan.

Begitu juga dikatakan Kapolres Aceh Utara yang telah memerintahkan personelnya untuk membantu pengamanan di lokasi tumbangnya tower.  “ Pihak PLN sudah berkoordinasi dengan kita terkait mekanisme pengamanannya,” terang kapolres Aceh Utara AKBP Farid BE. (sam/mag-4/ ila/ den/agt/msi/smg)

Jakarta Anggap Konflik Aceh hanya Kriminal Murni

JAKARTA-Para petinggi di Jakarta masih bersikukuh bahwa serangkaian penembakan di Aceh dan terakhir penggergajian tiang tower PLN hingga roboh, merupakan aksi kriminal biasa. Namun, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, menyebut ada kelompok-kelompok bersenjata yang bermain di Aceh.

Dia pun memperingatkan agar kelompok bersenjata ini segera menyerahkan senjatanya. “Serangkaian peristiwa itu merupakan kriminal murni. Memang kita ketahui masih ada senjata di luar yang dipegang oleh kelompok-kelompok tertentu. Kita berharap semua senjata segera diserahkan,” ujar Agus Suhartono usai menghadiri rapat di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (9/1) sore.

Apakah kelompok bersenjata itu eks kombatan-kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)? Agus menampiknyan
Dia hanya menyebut berkali-kali bahwa kelompok itu merupakan ‘kelompok bersenjata’. Saat Sumut Pos menanyakan bahwa ada indikasi ini kelompok terorganisir terbukti ada penyelundup senjata ditangkap di Langkat, Agus mengatakan, masalah penyelundupan senjata bisa terjadi di mana saja. Aparat, katanya, tetap terus melakukan patroli untuk mengeliminir aksi penyelundupan senjata. “Di Selat Malaka itu, sejak dulu sudah ada penyelundupan senjata di sana,” ujarnya.

TNI sendiri, lanjutnya, secara rutin melakukan pemeriksaan gudang senjata yang ada di Aceh untuk memastikan tidak ada yang hilang dan dipakai kelompok bersenjata. Berulang kali dikatakan, masih banyak senjata ilegal yang beredar di Aceh.

“Tapi kita tidak tahu persis bahwa senjata itu masih ada yang ilegal. Kami akan terus ikuti dan mengadakan kegiatan yang mengeliminir adanya senjata-senjata itu,” ungkap mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut ini.

Terkait dengan ambruknya tower PLN di Desa Matang Sijuk Barat, Baktia Barat, Aceh Utara, Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Pusat, Bambang Dwiyanto, menjelaskan, kondisi listrik di daerah tersebut sudah normal. “Kami sampaikan bahwa sampai saat ini kondisi kelistrikan di Aceh aman dan tidak ada pemadaman listrik,” terangnya.

Diakui, sesaat setelah tower tersebut roboh pada hari Sabtu 7/1 jam 23.06 WIB memang sempat terjadi pemadaman. Hanya saja, lanjut Bambang, kondisi listrik langsung normal kembali pada Sabtu itu juga, yakni mulai pukul 23.06 WIB (lihat grafis). “Karena satu circuit masih bisa beroperasi,” terangnya.

Pasca kurang kondusifnya kondisi di NAD, jajaran Polres Langkat mengintensifkan penjagaan baik darat maupun laut. Patroli sejumlah titik Jalan Lintas Sumatera (jalinsum) hingga pulau terluar berbatasan dengan NAD, sengaja digencarkan.

Kapolres Langkat, AKBP H Mardiyono, memberdayakan segenap kekuatan dari jajaran perwira hingga personel dari berbagai unit satuan guna menghempang ekses ditimbulkan keadaan dimaksud. “Hal yang sama juga dilakukan untuk jalur laut, patroli intensif sebagai pencegahan,” kata Kapolres Langkat, AKBP H Mardiyono, di Stabat, kemarin.

Dalam melaksanakan sweeping, lanjut Kapolres, pihaknya melakukan tindakan antisipasi pengamanan terhadap personel. Maksudnya, menggunakan rompi antipeluru guna menghindari kemungkinan terburuk, menyusul tertangkapnya dua warga NAD membawa senpi.

Kapolres lebih lanjut menegaskan, guna mendukung operasi sedikitnya lima puluh personel Polres Langkat berpatroli di kawasan perairan dan pulau teluar yakni Pulau Kampai dan Pulau Sembilan di Kecamatan Pangkalan Susu, menggunakan kapal patroli milik polisi air, speedboat dari PT Pertamina, serta perahu nelayan. “Sasaran hendak kita capai bukan hanya penggagalan dugaan transaksi senjata api, bahkan peredaran narkoba masuk dari NAD. Sedikitnya, ada tiga pulau terluar masuk kawasan Polres Langkat berbatasan dengan Aceh serta Selat Malaka yang memungkinkan menjadi tempat pelarian penembak misterius,” urai Kapolres.

Terkait dua warga NAD, Syaiful Amri dan Wahyudi pembawa senpi ditangkap kemarin, dijelaskan dia tidak tertutup kemungkinan sebagai tersangka. Karena pemeriksaannya dilakukan secara intensif di Mapoldasu, pihaknya belum dapat mengetahui hasil pengembangan.

Gatot, Kapolda, Pujakusuma Bersama Aceh Sepakat Bertemu

Sementara itu, hari ini, Selasa (10/1), Plt Gubsu bersama Kapoldasu serta DPP Pujakusuma dan DPP Aceh Sepakat duduk bersama membahas situasi di Aceh. Mereka berkumpul di RM Jimbaran, Jalan Babura Baru  Medan untuk membahas situasi di Aceh.

“Kehadiran Pak Gatot sebagai wakil dari suku Jawa bersama Pujakusuma. Kita sama-sama tahu kalau korbannya adalah orang-orang Jawa yang merantau di Aceh. Nah, kita semua tidak ingin ada konflik kesukuan menjadi meluas. Makanya kita duduk bersama dan menyatukan persepsi,” kata Wakil Sekretaris DPP Aceh Sepakat Dinar Nyak Idin Waly.
Dinar Nyak Idin Waly mengakui kalau penembakan itu terjadi dilatarbelakangi oleh muatan politik, termasuk ada hubungannya dengan Pilkada di Aceh. “Penilaian ini berdasakan kacamata dan analisa DPP Aceh Sepakat. Kalau pemerintah mengelak bahwa penembakkan di Aceh tidak ada unsur politik atau berhubungan dengan Pilkada, itu bohong. Kami sudah melakukan analisa dengan memintai keterangan masyarakat Aceh,” kata dia.

Menurutnya, penembak misterius di Aceh sengaja mengambil korbannya adalah suku Jawa yang bekerja di Aceh. “Tujuannya untuk menarik perhatian pemerintah pusat. Karena korban-korbannya dari Pulau Jawa. Lalu orang-orang Jawa di Aceh ketakutan sehingga balik ke Pulau Jawa dengan difasilitas pemerintah. Nah, berarti tujuan perusuh di Aceh jadi tercapai,” ujarnya.

Sementara itu, Mabes Polri mengklaim telah berhasil memetakan wilayah-wilayah rawan tindak kriminal khususnya penembakan yang akhir-akhir ini marak di Aceh.  Kepala Divisi Humas Humas Mabes Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution, mengatakan Kepolisian Daerah Nangroe Aceh Darussalam telah memerintahkan jajaran Kepolisian Resor yang ada di Aceh untuk terus bekerja. “Itu sebagai upaya antisipasi. Kapolda Aceh sudah memetakan lokasi yang rawan penembakan di Aceh,” kata Saud di Mabes Polri, Jakarta, Senin (9/1)

Saud mengatakan seluruh jajaran Polres Aceh sudah menugaskan tim khusus untuk memantau lokasi-lokasi rawan tersebut. Selain itu upaya patroli akan terus dilakukan oleh Polda Aceh.

“Kami akan melakukan patroli rutin dan tidak menutup kemungkinan menggelar razia tertentu mengantisipasi terjadinya kembali penembakan misterius di Aceh. Tim back-up dari Mabes Polri juga sudah berada di Aceh,” ujar Saud.

Sedangkan terkait dampak tumbangnya tower PLN nomor 354 di Desa Matang Sijeuk, Kecamatan Baktiya Barat, Aceh Utara, Minggu (8/1) dini hari akibat digergaji OTK hingga putus, kini butuh dua minggu membangun tower saluran udara tegangan tinggi (Sutek) LSW secara permanen. “Dua minggu baru siap diperbaiki dan dipasang kembali secara permanen. Sekarang ini masih menggunakan yang cadangan,” ujar Manager Area PLN Lhokseumawe, Delfiar Anis, kepada koran ini, kemarin.

Meski menggunakan tower cadangan ungkapnya, namun suplay listrik yang berada di tujuh kabupaten berjalan normal kembali seperti biasanya. Sementara menyangkut pengawasan tower agar tidak terulang kembali dilakukan sabotase oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan aparat keamanan.
“Sebelumnya juga petugas kita telah melakukan patroli setiap malamnya, namun karena jumlah tower ini mencapai ratusan buah, maka agak sulit dilakukan,” katanya melanjutkan kalau saat ini patroli dilakukan bersama dengan aparat keamanan.

Begitu juga dikatakan Kapolres Aceh Utara yang telah memerintahkan personelnya untuk membantu pengamanan di lokasi tumbangnya tower.  “ Pihak PLN sudah berkoordinasi dengan kita terkait mekanisme pengamanannya,” terang kapolres Aceh Utara AKBP Farid BE. (sam/mag-4/ ila/ den/agt/msi/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/