JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Boediono menyambangi RS Dr Suyoto di Jalan Veteran, Bintaro, Jakarta Selatan. Kedatangan Boediono untuk menjenguk para korban kecelakaan kereta rel listrik (KRL) di pintu perlintasan rel kereta Bintaro, Snini (9/12) lalu.
Wapres Boediono datang didampingi oleh istrinya, Herawati Boediono. Turut mendampingi, Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama.
Usai membesuk selama 30 menit, Boediono memberikan keterangan pers. Ia mengatakan, kecelakaan kereta Bintaro harus dijadikan pelajaran untuk membenahi transportasi masyarakat. “Saya kira musibah ini harus jadi pelajaran bagi kita untuk memperbaiki diri lagi,” kata Boediono kata wartawan di RS Suyoto, Selasa (10/12).
Menurut Boediono, seperti pesan Presiden SBY, keselamatan penumpang harus diutamakan. Untuk itu keamanan pintu perlintasan kereta api perlu dimaksimalkan.
Pemerintah akan melakukan sejumlah langkah supaya kecelakaan serupa di masa mendatang tidak terulang lagi. Untuk jangka menengah, akan dibuat under pass atau fly over untuk menghindari resiko kecelakaan di perlintasan sebidang.
Sementara solusi jangka panjang dilakukan dengan membuat ‘elevated railway’. Tetapi, sambung Boediono, elevated railway tidak bisa dibuat terlalu banyak di dalam kota.
“Kita sudah minta Kepala Bappenas, Menhub untuk buat studi bangun rancangan elevated yang ada di dalam kota,” paparnya.
Solusi jangka pendek, Wapres Boediono menginstruksikan PT KAI dan Kementerian Perhubungan untuk melakukan pengecekan alat keselamatan secara rutin dan berkala. Selain itu PT KAI juga diminta untuk memaksimalkan sosialisasi petunjuk keselamatan bagi penumpang kereta.
“Bahkan saya ingin sampaikan Dirut PT KAI buat pengumuman petunjuk-petunjuk yang ditempel di dalam kereta api yang harus dilakukan kalau ada kecelekaan. Itu untuk edukasi keselamatan penumpang,” ujar mantan Gubernur Bank Indonesia ini. (dil/jpnn)