25 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Menebak Makna Ucapan Terimakasih Anas untuk KPK dan SBY

 Menebak Makna Ucapan Terimakasih Anas untuk KPK dan SBY

Menebak Makna Ucapan Terimakasih Anas untuk KPK dan SBY

Jakarta – Sebelum diboyong ke rutan KPK, Anas Urbaningrum menyampaikan pesan ‘terakhir’nya kepada publik. Uniknya, pesan itu adalah ucapan terimakasih kepada pimpinan KPK Abraham Samad berikut sejumlah penyidik yang memeriksa Anas dan Presiden SBY.

Apa makna dari ucapan terimakasih yang dilontarkan oleh Anas tersebut?

“Ada ‘pesan-pesan politik domestik’ yang Anas sampaikan kepada para pendukungnya, juga kepada publik yang pro kepadanya, saat menyebut nama-nama yang diberikan ‘ucapan terima kasih’ oleh Anas. Ucapan Anas tersebut bersifat konotatif, dan tidak lazim. Seakan-akan Anas berpesan: tolong pantau nama-nama penyidik dan tim yang mengkriminalisasi Anas, dan awasi keterkaitannya dengan Istana,” ujar Ketua Jurusan Ilmu Politik Universitas Nasional Robi Nurhadi, Sabtu (11/1/2014).

Robi mengatakan penyampaian pesan-pesan politik tersebut menunjukkan kecerdasan retorika dan kelihaian Anas berpolitik. Pernyataan Anas setelah menggunakan baju tahanan KPK tersebut, juga dilihat untuk membangun simpati publik kepadanya.

“Hal itu dilakukan karena ia yakin ada kelompok yang bersimpati kepadanya, pada saat yang sama ia yakin banyak pihak yang sedang tidak bersimpati kepada SBY. Permainan retorika yang cerdas, simpel dan penuh makna!” ungkap Direktur P3M Pascasarjana Unas ini.

Selain itu, penahanan Anas dan pernyataan yang disampaikan setelah penahanannya, memberi pesan bahwa kasusnya tidak akan berhenti pada dirinya. Kalau dilihat dari pernyataannya, ada kemungkinan ia akan menyeret SBY atau lingkaran keluarganya.

“Kalau ini benar, maka ini menunjukkan kelihaian KPK mengatur waktu dalam ‘menangkap ikan’ secara teratur: dari yang terkecil hingga yang terbesar,” tuturnya.

Jika pesan politik yang terakhir ini terbuktikan, maka Demokrat harus siap-siap menjadi ‘pasien UGD’. Tapi kalau tidak terbukti, artinya berhenti di Anas karena memang SBY dan keluarga clear, maka penahanan Anas harus diakui sebagai prestasi pemerintahan SBY.

“Kasus Hambalang, jangan berhenti di Anas,” tutupnya.

(mpr/sip)

 Menebak Makna Ucapan Terimakasih Anas untuk KPK dan SBY

Menebak Makna Ucapan Terimakasih Anas untuk KPK dan SBY

Jakarta – Sebelum diboyong ke rutan KPK, Anas Urbaningrum menyampaikan pesan ‘terakhir’nya kepada publik. Uniknya, pesan itu adalah ucapan terimakasih kepada pimpinan KPK Abraham Samad berikut sejumlah penyidik yang memeriksa Anas dan Presiden SBY.

Apa makna dari ucapan terimakasih yang dilontarkan oleh Anas tersebut?

“Ada ‘pesan-pesan politik domestik’ yang Anas sampaikan kepada para pendukungnya, juga kepada publik yang pro kepadanya, saat menyebut nama-nama yang diberikan ‘ucapan terima kasih’ oleh Anas. Ucapan Anas tersebut bersifat konotatif, dan tidak lazim. Seakan-akan Anas berpesan: tolong pantau nama-nama penyidik dan tim yang mengkriminalisasi Anas, dan awasi keterkaitannya dengan Istana,” ujar Ketua Jurusan Ilmu Politik Universitas Nasional Robi Nurhadi, Sabtu (11/1/2014).

Robi mengatakan penyampaian pesan-pesan politik tersebut menunjukkan kecerdasan retorika dan kelihaian Anas berpolitik. Pernyataan Anas setelah menggunakan baju tahanan KPK tersebut, juga dilihat untuk membangun simpati publik kepadanya.

“Hal itu dilakukan karena ia yakin ada kelompok yang bersimpati kepadanya, pada saat yang sama ia yakin banyak pihak yang sedang tidak bersimpati kepada SBY. Permainan retorika yang cerdas, simpel dan penuh makna!” ungkap Direktur P3M Pascasarjana Unas ini.

Selain itu, penahanan Anas dan pernyataan yang disampaikan setelah penahanannya, memberi pesan bahwa kasusnya tidak akan berhenti pada dirinya. Kalau dilihat dari pernyataannya, ada kemungkinan ia akan menyeret SBY atau lingkaran keluarganya.

“Kalau ini benar, maka ini menunjukkan kelihaian KPK mengatur waktu dalam ‘menangkap ikan’ secara teratur: dari yang terkecil hingga yang terbesar,” tuturnya.

Jika pesan politik yang terakhir ini terbuktikan, maka Demokrat harus siap-siap menjadi ‘pasien UGD’. Tapi kalau tidak terbukti, artinya berhenti di Anas karena memang SBY dan keluarga clear, maka penahanan Anas harus diakui sebagai prestasi pemerintahan SBY.

“Kasus Hambalang, jangan berhenti di Anas,” tutupnya.

(mpr/sip)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/