28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Tinggkat Elektabilitas Jelang Pencoblosan, Saling Klaim 60%

Ayo memilih

Delapan hari menjelang pencoblosan pemilihan presiden 2019, masing-masing tim sukses begitu percaya diri kalau Capres dan Cawapres yang mereka dukung bakal menang. Bahkan, mereka mengklaim kalau elektabilitas pasangan Capres-Cawapres yang mereka usung terus meningkat, mencapai 60 persen.

Ketua DPD Partai PDI Perjuangan Sumut, Japorman Saragih mengungkapkan, semakin mendekati Pemilu, elektabilitas Joko Widodo dan Maruf Amin semakin stabil, bahkan cenderung naik. “Kalau secara nasional, elektabilitas pasangan 01, kita perhitungkan berkisar 60 sampai 65 persen. Kalau untuk Sumut sendiri, kita perhitungkan di kisaran angka 50 sampai 55 persen,” kata Japorman kepada Sumut Pos, Rabu (10/4) via telepon selulernya.

Japorman menyebutkan, dasar angka itu dapat dilihat dari visi dan misi yang telah disampaikan Jokowi- Maruf yang dapat diterima masyarakat. Menurutnya, seluruh visi dan misi serta program yang disampaikan paslon nomor urut 1 satu tersebut merupakan jawaban dari persoalan yang ada pada bangsa saat ini dan masyarakat pun tampak antusias dalam menerima program tersebut.

Selain itu, kata Japorman, Jokowi juga merupakan sosok yang mampu mempertahankan NKRI dari pihak-pihak yang ingin merubah dan merusak NKRI itu sendiri. “Jokowi juga mampu mengisi kemerdekaan Indonesia ini dengan pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat. Soekarno adalah sosok yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, sedangkan Jokowi adalah sosok yang mempertahankan kemerdekaan serta kedaulatan NKRI dan mengisinya dengan pembangunan,” ujar Japorman.

Sementara, tim sukses pasangan calon nomor urut 02, Prabowo-Sandi tak mau kalah. Mereka juga mengklaim, paslon yang mereka usung juga memiliki elektabilitas yang terus meningkat menjelang hari pencoblosan, 17 April. “Kami optimis bahwa kami akan menang dalam pilpres kali ini. Kami sudah melakukan survei internal, dan hasilnya elektabilitas paslon nomor 02 mencapai 60 persen,” kata Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Sumut, Sugiat Santoso kepada Sumut Pos, Rabu (11/4).

Namun, kata Sugiat, pihaknya tidak mau lengah dengan hasil survei yang mereka yakini tersebut. Tim sukses Prabowo-Sandi inipun bertekad untuk terus mengawal suara-suara tersebut hingga sampai ke KPU.

Ditambahkan Sugiat, Capres Prabowo Subianto juga telah menginstruksikan para tim suksesnya di seluruh tanah air untuk melakukan tiga hal dalam memenangkan pilpres kali ini. “Pertama, Pak Prabowo meminta seluruh rakyat untuk datang ke TPS dan jangan Golput. Kedua, meminta kepada semua pendukung supaya menolak ‘money politics’. Dan terakhir, coblos 02,” tutupnya.

Menanggapi hal itu, pengamat sosial politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Suwardi Lubis mengatakan, rasa optimis dan klaim yang dilakukan setiap tim sukses adalah hal yang lumrah. “Setiap tim sukses punya penilaiannya masing-masing, mereka bekerja masing-masing dan punya lumbung suaranya masing-masing, itu hal yang lumrah. Rasa optimis memang harus dimiliki oleh setiap calon dan tim suksesnya agar punya semangat dalam bersaing,” terang Suwardi.

Namun, kata Suwardi, Klaim tersebut tidak bisa dijadikan ukuran untuk memenangkan persaingan. “Setiap tim sukses sah-sah saja punya penilaian masing-masing dan mengklaim bahwa pihaknya akan memenangkan persaingan ini. Namun kembali lagi, semua akan dibuktikan pada tanggal 17 April dan perhitungan KPU yang akan menjadi penentunya,” tutupnya.

Prabowo: Kita di Antara 58-63

Sementara, Capres Prabowo Subianto sendiri mengklaim, elektabilitasnya bersama Sandiaga Uno sangat kuat. Prabowo menyebut elektablitas yang kuat itu merupakan hasil survei lembaga yang kredibel. “Dalam pidato saya, dalam kampanye terbuka terakhir ini saya ingin menyampaikan bahwa survei-survei yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang benar, lembaga-lembaga yang akurat, lembaga-lembaga yang sudah terbukti bener, bukan lembaga-lembaga yang bala-bala, bukan lembaga-lembaga yang menjual diri, bukan lembaga survei yang membohongi rakyat,” kata Prabowo saat kampanye di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (10/4).

“Hitungan kita, kita berada di posisi yang sangat-sangat kuat,” sambung dia.

Perhitungan itu, kata Prabowo, bukan hanya dari lembaga survei dalam negeri. Cawapres nomor urut 02 itu mengklaim survei lembaga luar negeri juga merilis hasil serupa. “Hitungan dari lembaga-lembaga dalam dan luar negeri kita berada di posisi antara 58 sampai 63 pada hari ini,” katanya.

Prabowo meyakini pada Pilpres 2019 ini dirinya akan menang. Mengingat hasil survei sudah menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. “Kita merasa sebentar lagi Indonesia menang,” ujar Prabowo.

Kendati demikian, Prabowo meminta pendukungnya tak besar kepala. Ketum Gerindra itu meminta pendukungnya untuk terus waspada akan adanya indikasi kecurangan pada 17 April mendatang. “Kita di ambang kemenangan tapi kita tidak boleh besar kepala. Tidak boleh adigang adigung adiguno, ojo dumeh. Ya kita harus jeli dan waspodo… waspodo… jaga TPS!” katanya.

Hasil Survei Tak Kompak

Sementara dari berbagai lembaga survei, banyak merilis elektabilitas kedua pasangan calon di pilpres 2019. Terbaru,  kemarin dua lembaga survei yakni Puskaptis dan Indodata merilis survei terkait elektabilitas antara Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandiaga terpaut 18 persen. Menariknya, hampir sama dengan tahun 2014, lembaga-lembaga survei ini juga tak “kompak”. Ada yang memenangkan Prabowo, ada juga yang memenangkan Jokowi.

Lembaga survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) merilis hasil survei elektabilitas calon presiden dan wakil presiden 2019. Puskaptis memaparkan, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno unggul tipis yakni 47,59 persen sementara dari Jokowi-Maaruf Amin 45,37 persen.

Elektabilitas Prabowo-Sandiaga yang unggul dari Jokowi-Maaruf, diungkap publik dengan berbagai alasan diantaranya menginginkan perubahan dan presiden baru. Survei ini dilakukan pada 26 Maret – 2 April 2019, yang diklaim dilakukan secara proporsional di 34 provinsi, dengan jumlah responden sebanyak 2.100 berusia 17 tahun atau di atasnya dan telah menikah, serta tersebar baik di pedesaan maupun di perkotaan.

Survei dilakukan dengan Metode Multistage Random Sampling dan margin error kurang lebih 2,4 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Prabowo Subianto-Sandiaga menguasai perolehan suara di lima provinsi di Pulau Jawa. Dalam surveinya Puskaptis menyatakan, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga menguasai perolehan suara di lima provinsi di Pulau Jawa.

Sementara berdasarkan hasil survei Indodata, pasangan Jokowi-Ma’ruf 54,8 persen dan Prabowo-Sandi Sandi 32,5 persen. Direktur Eksekutif Indodata, Danis T Saputra mengatakan, hasil yang mereka dapatkan bahwa Jokowi-Amin masih unggul, itu tercermin dari pertanyaan survei yang dilakukan secara door to door. “Kami menanyakan bapak/ibu jika Pilpres dilakukan hari ini, siapa yang akan dipilih?” kata Danis dalam rilis di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (8/4) lalu.

“Hasilnya menunjukan pasangan Jokowi-Ma’ruf 54,8 persen. Prabowo-Sandi 32,5 persen. Sedangkan sisanya menjawab tidak tahu atau tidak menjawab,” tambahnya. Danis lalu menjabarkan jika pemilih yang tidak menjawab atau tidak tahu dihilangkan dalam survei. Hasilnya masih menunjukan bahwa Paslon 01 masih unggul dari Paslon 02.(mag-1/bbs/adz)

Ayo memilih

Delapan hari menjelang pencoblosan pemilihan presiden 2019, masing-masing tim sukses begitu percaya diri kalau Capres dan Cawapres yang mereka dukung bakal menang. Bahkan, mereka mengklaim kalau elektabilitas pasangan Capres-Cawapres yang mereka usung terus meningkat, mencapai 60 persen.

Ketua DPD Partai PDI Perjuangan Sumut, Japorman Saragih mengungkapkan, semakin mendekati Pemilu, elektabilitas Joko Widodo dan Maruf Amin semakin stabil, bahkan cenderung naik. “Kalau secara nasional, elektabilitas pasangan 01, kita perhitungkan berkisar 60 sampai 65 persen. Kalau untuk Sumut sendiri, kita perhitungkan di kisaran angka 50 sampai 55 persen,” kata Japorman kepada Sumut Pos, Rabu (10/4) via telepon selulernya.

Japorman menyebutkan, dasar angka itu dapat dilihat dari visi dan misi yang telah disampaikan Jokowi- Maruf yang dapat diterima masyarakat. Menurutnya, seluruh visi dan misi serta program yang disampaikan paslon nomor urut 1 satu tersebut merupakan jawaban dari persoalan yang ada pada bangsa saat ini dan masyarakat pun tampak antusias dalam menerima program tersebut.

Selain itu, kata Japorman, Jokowi juga merupakan sosok yang mampu mempertahankan NKRI dari pihak-pihak yang ingin merubah dan merusak NKRI itu sendiri. “Jokowi juga mampu mengisi kemerdekaan Indonesia ini dengan pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat. Soekarno adalah sosok yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, sedangkan Jokowi adalah sosok yang mempertahankan kemerdekaan serta kedaulatan NKRI dan mengisinya dengan pembangunan,” ujar Japorman.

Sementara, tim sukses pasangan calon nomor urut 02, Prabowo-Sandi tak mau kalah. Mereka juga mengklaim, paslon yang mereka usung juga memiliki elektabilitas yang terus meningkat menjelang hari pencoblosan, 17 April. “Kami optimis bahwa kami akan menang dalam pilpres kali ini. Kami sudah melakukan survei internal, dan hasilnya elektabilitas paslon nomor 02 mencapai 60 persen,” kata Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Sumut, Sugiat Santoso kepada Sumut Pos, Rabu (11/4).

Namun, kata Sugiat, pihaknya tidak mau lengah dengan hasil survei yang mereka yakini tersebut. Tim sukses Prabowo-Sandi inipun bertekad untuk terus mengawal suara-suara tersebut hingga sampai ke KPU.

Ditambahkan Sugiat, Capres Prabowo Subianto juga telah menginstruksikan para tim suksesnya di seluruh tanah air untuk melakukan tiga hal dalam memenangkan pilpres kali ini. “Pertama, Pak Prabowo meminta seluruh rakyat untuk datang ke TPS dan jangan Golput. Kedua, meminta kepada semua pendukung supaya menolak ‘money politics’. Dan terakhir, coblos 02,” tutupnya.

Menanggapi hal itu, pengamat sosial politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Suwardi Lubis mengatakan, rasa optimis dan klaim yang dilakukan setiap tim sukses adalah hal yang lumrah. “Setiap tim sukses punya penilaiannya masing-masing, mereka bekerja masing-masing dan punya lumbung suaranya masing-masing, itu hal yang lumrah. Rasa optimis memang harus dimiliki oleh setiap calon dan tim suksesnya agar punya semangat dalam bersaing,” terang Suwardi.

Namun, kata Suwardi, Klaim tersebut tidak bisa dijadikan ukuran untuk memenangkan persaingan. “Setiap tim sukses sah-sah saja punya penilaian masing-masing dan mengklaim bahwa pihaknya akan memenangkan persaingan ini. Namun kembali lagi, semua akan dibuktikan pada tanggal 17 April dan perhitungan KPU yang akan menjadi penentunya,” tutupnya.

Prabowo: Kita di Antara 58-63

Sementara, Capres Prabowo Subianto sendiri mengklaim, elektabilitasnya bersama Sandiaga Uno sangat kuat. Prabowo menyebut elektablitas yang kuat itu merupakan hasil survei lembaga yang kredibel. “Dalam pidato saya, dalam kampanye terbuka terakhir ini saya ingin menyampaikan bahwa survei-survei yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang benar, lembaga-lembaga yang akurat, lembaga-lembaga yang sudah terbukti bener, bukan lembaga-lembaga yang bala-bala, bukan lembaga-lembaga yang menjual diri, bukan lembaga survei yang membohongi rakyat,” kata Prabowo saat kampanye di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (10/4).

“Hitungan kita, kita berada di posisi yang sangat-sangat kuat,” sambung dia.

Perhitungan itu, kata Prabowo, bukan hanya dari lembaga survei dalam negeri. Cawapres nomor urut 02 itu mengklaim survei lembaga luar negeri juga merilis hasil serupa. “Hitungan dari lembaga-lembaga dalam dan luar negeri kita berada di posisi antara 58 sampai 63 pada hari ini,” katanya.

Prabowo meyakini pada Pilpres 2019 ini dirinya akan menang. Mengingat hasil survei sudah menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. “Kita merasa sebentar lagi Indonesia menang,” ujar Prabowo.

Kendati demikian, Prabowo meminta pendukungnya tak besar kepala. Ketum Gerindra itu meminta pendukungnya untuk terus waspada akan adanya indikasi kecurangan pada 17 April mendatang. “Kita di ambang kemenangan tapi kita tidak boleh besar kepala. Tidak boleh adigang adigung adiguno, ojo dumeh. Ya kita harus jeli dan waspodo… waspodo… jaga TPS!” katanya.

Hasil Survei Tak Kompak

Sementara dari berbagai lembaga survei, banyak merilis elektabilitas kedua pasangan calon di pilpres 2019. Terbaru,  kemarin dua lembaga survei yakni Puskaptis dan Indodata merilis survei terkait elektabilitas antara Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandiaga terpaut 18 persen. Menariknya, hampir sama dengan tahun 2014, lembaga-lembaga survei ini juga tak “kompak”. Ada yang memenangkan Prabowo, ada juga yang memenangkan Jokowi.

Lembaga survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) merilis hasil survei elektabilitas calon presiden dan wakil presiden 2019. Puskaptis memaparkan, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno unggul tipis yakni 47,59 persen sementara dari Jokowi-Maaruf Amin 45,37 persen.

Elektabilitas Prabowo-Sandiaga yang unggul dari Jokowi-Maaruf, diungkap publik dengan berbagai alasan diantaranya menginginkan perubahan dan presiden baru. Survei ini dilakukan pada 26 Maret – 2 April 2019, yang diklaim dilakukan secara proporsional di 34 provinsi, dengan jumlah responden sebanyak 2.100 berusia 17 tahun atau di atasnya dan telah menikah, serta tersebar baik di pedesaan maupun di perkotaan.

Survei dilakukan dengan Metode Multistage Random Sampling dan margin error kurang lebih 2,4 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Prabowo Subianto-Sandiaga menguasai perolehan suara di lima provinsi di Pulau Jawa. Dalam surveinya Puskaptis menyatakan, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga menguasai perolehan suara di lima provinsi di Pulau Jawa.

Sementara berdasarkan hasil survei Indodata, pasangan Jokowi-Ma’ruf 54,8 persen dan Prabowo-Sandi Sandi 32,5 persen. Direktur Eksekutif Indodata, Danis T Saputra mengatakan, hasil yang mereka dapatkan bahwa Jokowi-Amin masih unggul, itu tercermin dari pertanyaan survei yang dilakukan secara door to door. “Kami menanyakan bapak/ibu jika Pilpres dilakukan hari ini, siapa yang akan dipilih?” kata Danis dalam rilis di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (8/4) lalu.

“Hasilnya menunjukan pasangan Jokowi-Ma’ruf 54,8 persen. Prabowo-Sandi 32,5 persen. Sedangkan sisanya menjawab tidak tahu atau tidak menjawab,” tambahnya. Danis lalu menjabarkan jika pemilih yang tidak menjawab atau tidak tahu dihilangkan dalam survei. Hasilnya masih menunjukan bahwa Paslon 01 masih unggul dari Paslon 02.(mag-1/bbs/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/