25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Jenazah Pilot dan Copilot Ditemukan

KNKT Cina Bantu Indonesia

Jakarta – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Cina akan berangkat menuju ke Perairan Kaimana, Papua Barat untuk membantu KNKT Indonesia untuk mencaritahu penyebab jatuhnya pesawat Merpati MA-60. Hasil investagasi KNKT Cina akan diserahkan ke Indonesia dalam bentuk rekomendasi.

“Jumat (13/5/) nanti, KNKT Cina akan datang ke sini, untuk melakukan investigasi awal. Nantinya ini akan bergabung dengan tim KNKT yang sudah berada di Papua,” ujar Ketua Sub Komite Penelitian kecelakaan Tranportasi Udara di kantor KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Selasa (10/5).

Hasil investigasi tersebut nantinya kan diserahkan kepada Indonesia. Namun, hasil rekomendasi Cina tersebut tidak harus menjadi hasil investigasi final yang harus dilakukan oleh KNKT. “Namun itu hanya sebatas rekomendasi, bila kita temukan fakta lain kita bisa menolak investigasi dari tim Cina ini,” jelasnya.

KNKT Cina akan datang dalam jumlah 2-3 orang, kedatangan KNKT Cina karena Merpati MA-60 adalah buatan pabrikan dari Cina. Berdasarkan Organisasi Penerbangan Internasional, Cina merupakan salah satu negara pembuat pesawat.

Sementara itu lokasi kokpit pesawat Merpati MA-60 yang jatuh di perairan Kaimana, Papua Barat, sudah ditemukan. Jenazah pilot Purwadi Wahyu dan kopilot Paul Nap masih dalam proses pengangkatan. “Lokasi kokpit sekarang sudah ditemukan, di mana pilot dan kopilot berada. Sekarang masih dalam proses pengangkatan. Untuk masalah lokasi tepatnya, belum tahu. Yang jelas berada di dekat sekitar Bandara Kaimana,” kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Herry Bhakti dalam jumpa pers di kantor Kemenhub, Selasa (10/5).

Dikatakan dia, 22 dari 23 korban Merpati sudah dibawa oleh keluarganya dari rumah sakit. “Tinggal 1 korban yang masih berada di puskesmas,” ujarnya. Pesawat Merpati berjenis MA60 mengangkut 16 penumpang dewasa, 1 anak, 2 bayi dan 6 kru. Pesawat twin-turboprop buatan Xian Aircraft Industrial Corporation, China, itu mengalami kecelakaan Sabtu (7/5). Pesawat menukik ke laut sekitar 500 meter dari landasan pacu Bandara Utarom, Kaimana.
Sementara itu, penumpang yang menggunakan pesawat Merpati turun 5-10 persen.”Pasca jatuhnya pesawat kita tidak mempengaruhi jumlah penumpang secara segnifikan,” ujar BA Nasution, Kepala Perwakilan Merpati Nusantra Airlines Cabang Medan saat dijumpai di ruang kerjanya. Untuk penurun penumpanga 5-10 persen masih hal yang wajar.

BA Nasution menjelaskan, saat ini Merpati mempunyai 2 armada pesawat MA-60 di Bandara Polinia Medan untuk melayani rute penerbangan ke berbagai tujuan dan baru dioperasikan 21 Desember 2010 yang lalu, dengan kapisitas 56 penumpang.  (net/bbs/mag-7)

KNKT Cina Bantu Indonesia

Jakarta – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Cina akan berangkat menuju ke Perairan Kaimana, Papua Barat untuk membantu KNKT Indonesia untuk mencaritahu penyebab jatuhnya pesawat Merpati MA-60. Hasil investagasi KNKT Cina akan diserahkan ke Indonesia dalam bentuk rekomendasi.

“Jumat (13/5/) nanti, KNKT Cina akan datang ke sini, untuk melakukan investigasi awal. Nantinya ini akan bergabung dengan tim KNKT yang sudah berada di Papua,” ujar Ketua Sub Komite Penelitian kecelakaan Tranportasi Udara di kantor KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Selasa (10/5).

Hasil investigasi tersebut nantinya kan diserahkan kepada Indonesia. Namun, hasil rekomendasi Cina tersebut tidak harus menjadi hasil investigasi final yang harus dilakukan oleh KNKT. “Namun itu hanya sebatas rekomendasi, bila kita temukan fakta lain kita bisa menolak investigasi dari tim Cina ini,” jelasnya.

KNKT Cina akan datang dalam jumlah 2-3 orang, kedatangan KNKT Cina karena Merpati MA-60 adalah buatan pabrikan dari Cina. Berdasarkan Organisasi Penerbangan Internasional, Cina merupakan salah satu negara pembuat pesawat.

Sementara itu lokasi kokpit pesawat Merpati MA-60 yang jatuh di perairan Kaimana, Papua Barat, sudah ditemukan. Jenazah pilot Purwadi Wahyu dan kopilot Paul Nap masih dalam proses pengangkatan. “Lokasi kokpit sekarang sudah ditemukan, di mana pilot dan kopilot berada. Sekarang masih dalam proses pengangkatan. Untuk masalah lokasi tepatnya, belum tahu. Yang jelas berada di dekat sekitar Bandara Kaimana,” kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Herry Bhakti dalam jumpa pers di kantor Kemenhub, Selasa (10/5).

Dikatakan dia, 22 dari 23 korban Merpati sudah dibawa oleh keluarganya dari rumah sakit. “Tinggal 1 korban yang masih berada di puskesmas,” ujarnya. Pesawat Merpati berjenis MA60 mengangkut 16 penumpang dewasa, 1 anak, 2 bayi dan 6 kru. Pesawat twin-turboprop buatan Xian Aircraft Industrial Corporation, China, itu mengalami kecelakaan Sabtu (7/5). Pesawat menukik ke laut sekitar 500 meter dari landasan pacu Bandara Utarom, Kaimana.
Sementara itu, penumpang yang menggunakan pesawat Merpati turun 5-10 persen.”Pasca jatuhnya pesawat kita tidak mempengaruhi jumlah penumpang secara segnifikan,” ujar BA Nasution, Kepala Perwakilan Merpati Nusantra Airlines Cabang Medan saat dijumpai di ruang kerjanya. Untuk penurun penumpanga 5-10 persen masih hal yang wajar.

BA Nasution menjelaskan, saat ini Merpati mempunyai 2 armada pesawat MA-60 di Bandara Polinia Medan untuk melayani rute penerbangan ke berbagai tujuan dan baru dioperasikan 21 Desember 2010 yang lalu, dengan kapisitas 56 penumpang.  (net/bbs/mag-7)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/