Beberapa hari terakhir Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disibukkan dengan mengurus partainya, Demokrat. Sehingga sejumlah pihak menyarankan agar SBY mengajukan cuti, sehingga tidak terganggu tugasnya sebagai presiden.
Menanggapi sejumlah saran itu, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan, SBY tidak akan mencampuradukkan kewajibannya sebagai Presiden dan kewajibannya di Demokrat. Ia pun menyebut, selama ini Presiden tidak pernah mengajukan cuti hanya untuk melaksanakan tugasnya sebagai Ketua Dewan Pembina dan Ketua Majelis tinggi partai itu.
“Presiden selama sembilan tahun kan tidak ada cuti. Kita tahu bahwa itu (kegiatan politik) dilakukan bukan pada jam kerja, pada hari kerja. Hanya hari libur, pada malam hari dan tidak juga di Istana atau kantor presiden. Jadi terlalu berlebihan kalau itu dikaitkan atau dianggap itu seperti melalaikan tugas sebagai Presiden,” ujar Julian di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (12/2).
Julian pun mewajarkan tindakan SBY yang turun tangan langsung menangani masalah di Partai Demokrat. Itu, kata dia, memang juga menjadi tugas SBY yang memiliki jabatan penting dalam partai.
“Sebagai ketua majelis tinggi dan ketua dewan pembina partai kan hal wajar, bagian dari mandat demokrasi. Berkali-kali beliau sudah menjelaskan hal itu. Bilamana ini dilakukan tentu tidak berarti mengganggu tugas-tugas bapak presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan,” tegas Julian.
Sementara itu, di tengah tahun politik ini, kata Julian, belum ada menteri yang mengajukan cuti untuk berkampanye. Meski saat ini telah ada aturan, dimana Menteri dapat mengajukan cuti pada hari Jumat.
“Sementara kami belum mendengar ada menteri yang mengalokasikan waktu secara khusus dalam konteks cuti sampai hari ini,” tutur Julian.
Ibas Sembunyi-sembunyi Masuk Gedung DPR
Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menandatangani absensi kehadiran anggota DPR RI pada rapat paripurna di bagian belakang ruang rapat paripurna. Hal ini tampak ganjil. Pasalnya setiap anggota DPR RI yang akan mengikuti rapat paripurna biasanya menandatangani absensi kehadirian di bagian depan ruang rapat paripurna yang ada di lantai 3 Gedung Nusantara II DPR, Jakarta.
Awalnya, salah seorang petugas Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) dengan mengenakan safari warna krem mendatangi petugas yang menjaga absensi.
Setelah itu, petugas penjaga absensi itu pergi bersama Paspamres untuk menyerahkan absensi kepada Ibas yang sudah menunggu di belakang ruang rapat paripurna.
Ibas datang ke ruang rapat paripurna tidak melalui eskalator, tapi ia datang dengan sembunyi-sembunyi melalui pintu darurat yang ada dibagian kiri ruang rapat paripurna.
Setelah menandatangani absensi, Ibas bersama pengawalnya meninggalkan lingkungan DPR RI melalui pintu yang sama. Ia enggan berkomentar perihal tandatangan absensi itu. “Nanti aja ya mas,” kata Ibas di DPR, Jakarta, Selasa (12/2).
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua berpendapat itu bukanlah menjadi sesuatu yang tidak perlu dikiritisi.
Max beralasan, Ibas saat ini disibukkan dengan Majelis Tinggi dan posisinya sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat. Ia sibuk mempersiapkan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Demokrat. “Saya tadi pagi ditelepon untuk rapat bahas mempersiapkan Rapimnas,” ucap Max. (flo/gil/jpnn)