MEDAN-TNI AU mengklaim pesawat Boeing 777-200 bernomor seri penerbangan MH-370 milik Malaysia Airlines tidak jatuh di perairan Indonesia. Klaim ini muncul setelah dua hari tim TNI Au melakukan penyisiran.
“Kesimpulan saya untuk sementara ini pesawat Malaysia Airlines MH 370 tidak ada di perairan Indonesia,” kata Letkol Pnb Bambang Sadewo, Komandan Skuadron 5 Lanud Hasanuddin, di Lanud Suwondo Polonia, Medan, Rabu (12/3).
Dirinya menyampaikan kesimpulan itu setelah sejak kemarin memimpin pencarian pesawat Malaysia Airlines di Selat Malaka. Tepatnya, setelah menyisir perairan timur Sumatera Bagian Utara menggunakan pesawat pengintai TNI AU Boeing 737-200 Maritime Patrol. Pesawat intai itu hanya menyisir perairan Indonesia sesuai koordinat sektor yang diberikan pihak Malaysia. Pencarian dilakukan dengan cara terbang zig-zag sejajar perbatasan negara di Selat Malaka bergerak ke utara hingga ke dekat Laut Andaman.
Dari penyisiran itu, tim pencari tidak menemukan tanda-tanda pesawat MH 370 yang hilang. Mereka hanya memantau adanya kapal dagang dan kapal nelayan di perairan Selat Malaka. Bahkan mereka juga menemukan dan mendokumentasi Kapal TLDM 1504 KD Mahawangsa bergerak ke Laut Andaman dekat perbatasan dengan Indonesia.
“Tak ada tanda-tanda pesawat tersebut diperairan. Di Selat Malaka justru ramai kapal dagang. Di pesisir kita juga ramai nelayan. Sesuai logika, jika pesawat itu benar-benar jatuh di perairan Indonesia, kemungkinan besar akan terpantau oleh nelayan,” jelas Bambang Sadewo.
Sementara Kolonel SM Handoko, Komandan Satgas Pencarian MH 370 yang juga Komandan Lanud Soewondo menyebutkan sebelumnya Cassa 212 milik TNI AL telah terlebih dulu melakukan pencarian.
“Kami masih menunggu langkah selanjutnya. Terlebih informasi dari pihak Malaysia untuk perluasan wilayah pencarian,” katanya.
Seperti diberitakan, sejumlah negara turut serta melakukan pencarian terhadap pesawat Boeing 777 milik Malaysia Airlines yang hilang dari radar saat terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Beijing China, Sabtu (8/3) dinihari. Pesawat yang membawa 227 penumpang dan 12 kru itu hilang kontak di atas perairan Laut China Selatan.
Upaya pencarian di Laut China Selatan belum membuahkan hasil. Karena itu, wilayah pencariannya diperluas hingga ke Selat Malaka dan Laut Andaman. Langkah ini diambil setelah radar militer memantau pesawat itu sempat berbalik arah.
Sementara itu, Kapal KN Purwerejo milik Badan SAR Nasional (Basarnas) Pusat di Jakarta, Rabu (12/3) kemarin, diberangkatkan dari Pelabuhan Belawan menuju Perairan Aceh. Pengiriman kapal berikut helikopter yang diawaki 40 orang personel itu ditugaskan untuk membantu upaya pencarian pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH-370.
Nakhoda Kapal KN Purwerejo, Adil Triyanto mengatakan, pengiriman kapal jenis catamaran itu dilakukan setelah adanya permintaan dari tim Basarnas di Malaysia. Kapal yang memiliki panjang 60 meter dan lebar 16 meter tersebut nantinya ditugaskan untuk melakukan penyisiran di sekitar laut Aceh.
“Sebelumnya kapal ini bertolak dari Batam menuju Belawan, dan selanjutnya sore ini (kemarin, Red) berangkat menuju Perairan Aceh dengan waktu tempuh pelayaran lebih dari 20 jam,” kata Adil saat ditanyai Sumut Pos di atas lambung kapal KN Purwerejo.
Selain melakukan penyisiran menggunakan kapal, pencarian pesawat MAS jenis boeing 777-200 yang difokuskan di perairan Aceh, nantinya juga akan dilakukan pemantauan lewat udara menggunakan sarana helikopter yang ada diatas geladak kapal KN Purwerejo.”Jadi jumlah awak kapal yang berangkat ada 40 personel, itu termasuk kru helikopter,” ungkapnya.
Dalam melakukan operasi pencarian pesawat asal negeri serumpun yang hilang itu, Aidil menuturkan belum mengetahui sampai kapan batas waktu penempatan KN Purwerejo di laut Aceh. Dia menyebutkan, pengiriman dan batas waktu penempatan kapal berkecepatan 29 knot yang mampu beroperasi dalam kondisi cuaca buruk tersebut tergantung dari koordinasi dengan pihak Basarnas di Malaysia.(mag-5/mag-8/rul)