32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Haru di Peringatan 10 Tahun Bom Bali

JIMBARAN-Sejumlah undangan dan keluarga korban tak kuasa membendung air mata ketika sebuah puisi dari salah seorang anak korban bom Bali I, Made Bagus Arya Dana, berjudul Surat untuk Ayah dibacakan dalam peringatan 10 Tahun Tragedi Bom Bali 2002 di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bukit Ungasan, Jimbaran, Bali, kemarin (12/10).

Kini aku berdiri di sini//Di tanggal dan bulan yang sama ketika ayah meninggalkan kami//Aku bacakan surat ini untukmu ayah//Demi seluruh cinta dan pengorbananmu.

Demikian kutipan salah satu bait puisi Dana yang membuat keharuan kian menyeruak. Perdana Menteri (PM) Australia Julia Gillard dalam pidatonya menyatakan, tragedi pada Sabtu malam, 12 Oktober 2012, yang merenggut 202 jiwa — 88 di antaranya adalah warga Australia — itu tidak akan pernah bisa dilupakan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang mewakili pemerintah Indonesia mengungkapkan, momentum peringatan 10 tahun bom Bali tersebut bisa memperkuat toleransi serta pemahaman bersama dari komunitas yang berbeda.

“Kami ingin menggunakan kesempatan ini untuk memberikan penghormatan kepada mereka yang telah tiada. Juga kepada masyarakat Bali, warga Indonesia, dan warga negara asing yang pada 10 tahun lalu memberikan pertolongan kepada para korban. Kita semua menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya,” katanya.

Selain Gillard dan Marty, hadir dalam peringatan yang diorganisasi pemerintah Australia tersebut mantan PM Australia John Howard serta tokoh oposisi Negeri Kanguru, Tony Abbott.  Selain itu, hadir Menteri Luar Negeri Selandia Baru Murray McCully. Peringatan tersebut juga diisi pembacaan nama para korban yang meninggal disusul mengheningkan cipta. (pra/ded/art/nik/yes/jpnn/c5/t tg)

JIMBARAN-Sejumlah undangan dan keluarga korban tak kuasa membendung air mata ketika sebuah puisi dari salah seorang anak korban bom Bali I, Made Bagus Arya Dana, berjudul Surat untuk Ayah dibacakan dalam peringatan 10 Tahun Tragedi Bom Bali 2002 di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bukit Ungasan, Jimbaran, Bali, kemarin (12/10).

Kini aku berdiri di sini//Di tanggal dan bulan yang sama ketika ayah meninggalkan kami//Aku bacakan surat ini untukmu ayah//Demi seluruh cinta dan pengorbananmu.

Demikian kutipan salah satu bait puisi Dana yang membuat keharuan kian menyeruak. Perdana Menteri (PM) Australia Julia Gillard dalam pidatonya menyatakan, tragedi pada Sabtu malam, 12 Oktober 2012, yang merenggut 202 jiwa — 88 di antaranya adalah warga Australia — itu tidak akan pernah bisa dilupakan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang mewakili pemerintah Indonesia mengungkapkan, momentum peringatan 10 tahun bom Bali tersebut bisa memperkuat toleransi serta pemahaman bersama dari komunitas yang berbeda.

“Kami ingin menggunakan kesempatan ini untuk memberikan penghormatan kepada mereka yang telah tiada. Juga kepada masyarakat Bali, warga Indonesia, dan warga negara asing yang pada 10 tahun lalu memberikan pertolongan kepada para korban. Kita semua menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya,” katanya.

Selain Gillard dan Marty, hadir dalam peringatan yang diorganisasi pemerintah Australia tersebut mantan PM Australia John Howard serta tokoh oposisi Negeri Kanguru, Tony Abbott.  Selain itu, hadir Menteri Luar Negeri Selandia Baru Murray McCully. Peringatan tersebut juga diisi pembacaan nama para korban yang meninggal disusul mengheningkan cipta. (pra/ded/art/nik/yes/jpnn/c5/t tg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/