BALI, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pariwisata, Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba menandatangani perjanjian kerja sama dengan tujuh investor. Kerja sama investasi itu diteken sebagai upaya pengembangan kawasan Destinasi Pariwisata Danau Toba.
Tidak tanggung-tanggung, nilai investasi tersebut mencapai USD400 juta atau sekitar Rp6,1 triliun.
Dana itu akan digunakan untuk pengembangan lahan 77,5 hektare Penandatanganan kerja sama itu masuk dalam rangkaian acara IMF – World Bank Group Annual Meeting di Nusa Dua, Bali. Presiden Joko Widodo menyaksikan penandatanganan kerja sama tersebut.
Kesepakatan itu diteken Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah BPODT Luhut Binsar Pandjaitan; Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Sedangkan ketujuh investor itu diwakili Bachtiar Karim (PT Gaia Toba Mas), Berlinton Siahaan (PT Agung Concern); David Makes (PT Alas Rimbawan Lestari); Erwin Hutabrat (PT Gamaland Toba Properti); Suhendro Santosa (PT Crystal Land Development); Surya Darmadi (PT Asset Pacific); dan Wiraseno (PT Arcs House – Jambuluwuk).
Sebagai pengelola kawasan, BPODT memastikan para investor untuk melakukan pengembangan dengan pendekatan eco-tourism. Yakni pengembangan pariwisata yang tetap menjaga kelestarian lingkungan, melibatkan pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat di sekitar Danau Toba. Selain itu juga ikut menjaga kearifan lokal dan tradisi warisan budaya setempat.
“BPODT menyambut sangat baik para investor yang berkomitmen tinggi untuk mengembangkan Danau Toba sebagai kawasan eco-tourism. Kerja sama yang terjalin ini tidak hanya mengenai solusi investasi saja. Kami bersama-sama dengan para investor akan memastikan bahwa proses pengembangan berjalan sesuai dengan pendekatan eco-tourism yang menjaga keharmonisan alam, manusia dan aspek spiritual.” jelas Direktur Utama BPODT Arie Prasetyo melalui pernyataan resminya yang diterima Sumut Pos, Jumat (12/10).
BALI, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pariwisata, Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba menandatangani perjanjian kerja sama dengan tujuh investor. Kerja sama investasi itu diteken sebagai upaya pengembangan kawasan Destinasi Pariwisata Danau Toba.
Tidak tanggung-tanggung, nilai investasi tersebut mencapai USD400 juta atau sekitar Rp6,1 triliun.
Dana itu akan digunakan untuk pengembangan lahan 77,5 hektare Penandatanganan kerja sama itu masuk dalam rangkaian acara IMF – World Bank Group Annual Meeting di Nusa Dua, Bali. Presiden Joko Widodo menyaksikan penandatanganan kerja sama tersebut.
Kesepakatan itu diteken Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah BPODT Luhut Binsar Pandjaitan; Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Sedangkan ketujuh investor itu diwakili Bachtiar Karim (PT Gaia Toba Mas), Berlinton Siahaan (PT Agung Concern); David Makes (PT Alas Rimbawan Lestari); Erwin Hutabrat (PT Gamaland Toba Properti); Suhendro Santosa (PT Crystal Land Development); Surya Darmadi (PT Asset Pacific); dan Wiraseno (PT Arcs House – Jambuluwuk).
Sebagai pengelola kawasan, BPODT memastikan para investor untuk melakukan pengembangan dengan pendekatan eco-tourism. Yakni pengembangan pariwisata yang tetap menjaga kelestarian lingkungan, melibatkan pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat di sekitar Danau Toba. Selain itu juga ikut menjaga kearifan lokal dan tradisi warisan budaya setempat.
“BPODT menyambut sangat baik para investor yang berkomitmen tinggi untuk mengembangkan Danau Toba sebagai kawasan eco-tourism. Kerja sama yang terjalin ini tidak hanya mengenai solusi investasi saja. Kami bersama-sama dengan para investor akan memastikan bahwa proses pengembangan berjalan sesuai dengan pendekatan eco-tourism yang menjaga keharmonisan alam, manusia dan aspek spiritual.” jelas Direktur Utama BPODT Arie Prasetyo melalui pernyataan resminya yang diterima Sumut Pos, Jumat (12/10).