26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

BBMKG: Nias Terkena Wind Shear

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan mengatakan, cuaca buruk yang melanda Kepulauan Nias dalam sepekan terakhir, yang mengakibatkan longsor di Desa Sukamaju Mohili, Kecamatan Gomo, Nias Selatan, dipicu wind shear.

“Wind shear adalah perubahan arah atau kecepatan angin yang besar di atmosfern
Wind shear ini penting untuk bentukan tornado dan rambun. Kekuatan wind shear lebih besar pada daerah dekat front, siklon dan jet sream. Wind shear pada lapisan atmosfer tidak stabil dapat menghasilkan turbulen,” kata Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar MKG Wilayah I Medan, Syahan kepada Sumut Pos, Senin (12/11).

Dijelaskan Syahan, berdasarkan analisis meteorologi, kondisi MJO pada 9 November 2018 berada pada kuadran 4 (Benua <Maritim Indonesia), sehingga berkontribusi terhadap proses pertumbuhan awan di Indonesia. Nilai DMI menunjukkan nilai +0.35 (netral), sehingga potensi pertambahan massa udara di wilayah Sumatera bagian barat tidak terlalu signifikan.

“Suhu Permukaan Laut (SPL) pada 9 November 2018 menunjukkan perairan sumatera bagian Barat dan Selat Malaka cukup hangat yaitu berkisar antara 30–31°C. Nilai Anomali SPL berkisar antara 0.5 sampau dengan 1.5OC. Hal tersebut mengindikasikan adanya asupan uap air yang cukup tinggi di wilayah perairan tersebut yang mendukung pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya, “ ungkapnya.

Dari analisis angin, pada 8 November 2018 pukul 07.00 WIB terdapat gangguan cuaca berupa pusaran (eddy) di Samudera Hindia barat daya Nias, dan daerah pusat tekanan rendah (low) di Selat Malaka Bagian Utara.

Kemudian pada pukul 19.00 WIB, gangguan cuaca berupa pusaran (eddy) di Samudera Hindia Barat Nias menghilang. Tetapi wilayah Sumut terkena belokan angin (wind shear) akibat Low di Selat Malaka bagian Utara.

“Pukul 19.00 WIB, wilayah Nias masih terkena wind shear akibat low yang sudah bergerak ke di Teluk Benggala. Kondisi demikian memicu pertumbuhan awan-awan dan hujan umumnya berpeluang terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat, yang dapat disertai petir atau guntur dan angin kencang di wilayah Sumatera Utara. Termasuk Kabupaten Nias Selatan dan sekitarnya,” sambung Syahnan.

Citra satelit menunjukkan adanya pertumbuhan awan CB dengan suhu puncak awan <-70OC di wilayah Nias Selatan dan sekitarnya, pada tanggal 9 November 2018 dini hari hingga siang hari berkisar pukul 03.00 hingga 13.30 WIB. Pertumbuhan awan CB tersebut dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir kilat dan angin kencang.

Berdasarkan pantauan citra radar nilai reflektivitas di wilayah Nias Selatan pada 9 November mencapai 40-45 dBz pada dini hari hingga sore hari. Kondisi demikian menyebabkan hujan merata hampir seluruh wilayah Nias Selatan dan sekitarnya, dengan intensitas ringan hingga lebat pada dini hari hingga sore hari.

Untuk curah hujan harian wilayah Nias Selatan yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Binaka pada 8 November 2018 pukul 07.00 WIB hingga 9 November 2018 pukul 07.00 WIB, yaitu 35.0 mm/hari. Sementara curah hujan 9 November 2018 pukul 07.00 WIB hingga 10 November 2018 pukul 07.00 WIB yaitu 51.0 mm.

“Untuk beberapa hari ke depan, diperkirakaan masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada malam hari. Namun perubahan dinamis cuaca dapat berubah sewaktu-waktu, “ tandasnya. (ain)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan mengatakan, cuaca buruk yang melanda Kepulauan Nias dalam sepekan terakhir, yang mengakibatkan longsor di Desa Sukamaju Mohili, Kecamatan Gomo, Nias Selatan, dipicu wind shear.

“Wind shear adalah perubahan arah atau kecepatan angin yang besar di atmosfern
Wind shear ini penting untuk bentukan tornado dan rambun. Kekuatan wind shear lebih besar pada daerah dekat front, siklon dan jet sream. Wind shear pada lapisan atmosfer tidak stabil dapat menghasilkan turbulen,” kata Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar MKG Wilayah I Medan, Syahan kepada Sumut Pos, Senin (12/11).

Dijelaskan Syahan, berdasarkan analisis meteorologi, kondisi MJO pada 9 November 2018 berada pada kuadran 4 (Benua <Maritim Indonesia), sehingga berkontribusi terhadap proses pertumbuhan awan di Indonesia. Nilai DMI menunjukkan nilai +0.35 (netral), sehingga potensi pertambahan massa udara di wilayah Sumatera bagian barat tidak terlalu signifikan.

“Suhu Permukaan Laut (SPL) pada 9 November 2018 menunjukkan perairan sumatera bagian Barat dan Selat Malaka cukup hangat yaitu berkisar antara 30–31°C. Nilai Anomali SPL berkisar antara 0.5 sampau dengan 1.5OC. Hal tersebut mengindikasikan adanya asupan uap air yang cukup tinggi di wilayah perairan tersebut yang mendukung pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya, “ ungkapnya.

Dari analisis angin, pada 8 November 2018 pukul 07.00 WIB terdapat gangguan cuaca berupa pusaran (eddy) di Samudera Hindia barat daya Nias, dan daerah pusat tekanan rendah (low) di Selat Malaka Bagian Utara.

Kemudian pada pukul 19.00 WIB, gangguan cuaca berupa pusaran (eddy) di Samudera Hindia Barat Nias menghilang. Tetapi wilayah Sumut terkena belokan angin (wind shear) akibat Low di Selat Malaka bagian Utara.

“Pukul 19.00 WIB, wilayah Nias masih terkena wind shear akibat low yang sudah bergerak ke di Teluk Benggala. Kondisi demikian memicu pertumbuhan awan-awan dan hujan umumnya berpeluang terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat, yang dapat disertai petir atau guntur dan angin kencang di wilayah Sumatera Utara. Termasuk Kabupaten Nias Selatan dan sekitarnya,” sambung Syahnan.

Citra satelit menunjukkan adanya pertumbuhan awan CB dengan suhu puncak awan <-70OC di wilayah Nias Selatan dan sekitarnya, pada tanggal 9 November 2018 dini hari hingga siang hari berkisar pukul 03.00 hingga 13.30 WIB. Pertumbuhan awan CB tersebut dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir kilat dan angin kencang.

Berdasarkan pantauan citra radar nilai reflektivitas di wilayah Nias Selatan pada 9 November mencapai 40-45 dBz pada dini hari hingga sore hari. Kondisi demikian menyebabkan hujan merata hampir seluruh wilayah Nias Selatan dan sekitarnya, dengan intensitas ringan hingga lebat pada dini hari hingga sore hari.

Untuk curah hujan harian wilayah Nias Selatan yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Binaka pada 8 November 2018 pukul 07.00 WIB hingga 9 November 2018 pukul 07.00 WIB, yaitu 35.0 mm/hari. Sementara curah hujan 9 November 2018 pukul 07.00 WIB hingga 10 November 2018 pukul 07.00 WIB yaitu 51.0 mm.

“Untuk beberapa hari ke depan, diperkirakaan masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada malam hari. Namun perubahan dinamis cuaca dapat berubah sewaktu-waktu, “ tandasnya. (ain)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/