32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Putuskan Menikah Ketika di Madinah

Pernikahan Din Syamsuddin-Novalinda Jonafrianty

Ratusan tamu undangan memadati Gedung Dakwah PP Muhammadiyah. Mereka hadir di hari bahagia Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. Kemarin (13/3), akad nikah Din dan
Novalinda digelar.

Akad nikah dilangsungkan di Masjid Taqwa Muhammadiyah, di kompleks Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat.

Din tampak sumringah dengan balutan kemeja putih dan jas abu-abu. Din juga mengenakan dasi merah dan peci hitam. Sebelum akad nikah digelar, Din mengobrol dengan para tamu yang datang. Di antara ratusan undangan yang datang tampak Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, mantan Menkes Siti Fadilah Supari, mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris, dan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Tampak pula tamu dari kalangan artis seperti pelawak Tarzan dan pesinetron Inneke Koesherawati. Ketua MPR, Taufiq Kiemas juga hadir dalam acara dan bertindak sebagai saksi. Ketua DPD Irman Gusman juga menjadi saksi dalam acara tersebut.

Sedangkan sang mempelai wanita, Novalinda Jonafrianty, anggun dengan balutan baju dan penutup kepala putih. Saat ijab kabul digelar, anak-anak Din hadir. Mereka duduk di belakang kedua mempelai.

Dari pintu masuk Gedung Dakwah Muhammadiyah telah dipasang tenda hingga belakang Masjid Taqwa. Tamu undangan tersebar di masjid dan di gedung. Novalinda adalah perempuan berstatus janda dan masih kerabat almarhumah Fira Beranata, istri Din yang meninggal dunia 7 bulan lalu.
Novalinda adalah sepupu Fira. Saat ini, Nova yang berlatar belakang pendidikan hukum, adalah seorang notaris yang tinggal di Gresik, Jawa Timur. Dia lulusan Fakultas Hukum Unair tahun 1998. Meski tinggal di Gresik,  namun Nova berasal dari Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Menurut kerabat dekatnya, Din yang saat ini berusia 53 tahun baru membuat keputusan akan menikahi Novalinda seminggu lalu, tepatnya setelah pulang umroh.
Din tidak akan berbulan madu. Sebab bagi Din, pernikahannya kali ini adalah pernikahan lansia.
“Ini kan pengantin lansia, kakek-nenek. Nggak ada bulan madu. Alamiah sajalah. Besok lusa saya sudah ada kegiatan organisasi,” kata Din, usai syukuran pernikahannya di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (13/3).

Din menuturkan, secara pribadi dirinya telah menyampaikan kepada perempuan yang akrab disapa Linda itu bahwa dirinya tidak hanya membutuhkan seorang istri namun juga pendamping dan mitra. Dia pun menyampaikan, dirinya membutuhkan santunan psikologis.

“Sejak kepergian almarhum istri tercinta, sebagai laki-laki normal tentu sewaktu-waktu saya ingin menikah lagi,” tambah Din.

Dia menuturkan, ada banyak nominasi usulan dari promotor-promotor dan banyak proposal yang ditujukan padanya. Semua proposal itu disampaikan dengan niat baik. Kemudian saat umroh pada Februari lalu, Din bermunajat agar dikirim pendamping yang baik baginya.

“Sama sekali Novalinda itu di luar permintaan saya. Di Madinah tiba-tiba muncul proses rasional. Saya putuskan untuk melamar Mbak Linda. Dia juga nggak menyangka,” sambung Din.

Menurutnya, hal yang baik tidak boleh ditunda-tunda, termasuk dalam urusan menikah. Niat untuk menikahi Linda dikemukakan 3 minggu sebelum pernikahan. Din berharap, perkawinannya yang kedua ini ini merupakan yang terakhir baginya dan bagi Linda.

“Dalam rumah tangga kalau ada perbedaan karena sudah tua Insya Allah bisa diselesaikan. Doakan semoga tidak ada konflik,” ucap Din dengan wajah sumringah.
Dia menambahkan, setelah menikah, mereka akan tinggal di rumah yang tidak jauh dari rumah Din di bilangan Pejaten, Jakarta Selatan. Mulai malam ini, Din dan Linda akan tinggal bersama di rumah itu.
Soal keturunan, Din tidak ingin memiliki target. “Kalau masalah keturunan biar mengalir begitu saja. Itu kan amanat dari Allah. Umur saya sekarang 52, ya kalau masih boleh saya terima,” ujarnya.

Sementara itu Linda mengatakan, dirinya berusaha semaksimal mungkin untuk menempatkan diri dan berusaha menjadi istri yang baik. “Saya berusaha bisa menempatkan diri. Profesi saya sebagai notaris dan pendamping hidup, saya berusaha semaksimal mungkin jadi istri yang baik. Saya kenal Pak Din sudah lama. Almarhumah (Fira, istri Din sebelumnya) kan sepupu saya, insya Allah saya yakin,” kata perempuan cantik berkerudung putih ini. (net/bbs/jpnn)

Pernikahan Din Syamsuddin-Novalinda Jonafrianty

Ratusan tamu undangan memadati Gedung Dakwah PP Muhammadiyah. Mereka hadir di hari bahagia Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. Kemarin (13/3), akad nikah Din dan
Novalinda digelar.

Akad nikah dilangsungkan di Masjid Taqwa Muhammadiyah, di kompleks Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat.

Din tampak sumringah dengan balutan kemeja putih dan jas abu-abu. Din juga mengenakan dasi merah dan peci hitam. Sebelum akad nikah digelar, Din mengobrol dengan para tamu yang datang. Di antara ratusan undangan yang datang tampak Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, mantan Menkes Siti Fadilah Supari, mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris, dan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Tampak pula tamu dari kalangan artis seperti pelawak Tarzan dan pesinetron Inneke Koesherawati. Ketua MPR, Taufiq Kiemas juga hadir dalam acara dan bertindak sebagai saksi. Ketua DPD Irman Gusman juga menjadi saksi dalam acara tersebut.

Sedangkan sang mempelai wanita, Novalinda Jonafrianty, anggun dengan balutan baju dan penutup kepala putih. Saat ijab kabul digelar, anak-anak Din hadir. Mereka duduk di belakang kedua mempelai.

Dari pintu masuk Gedung Dakwah Muhammadiyah telah dipasang tenda hingga belakang Masjid Taqwa. Tamu undangan tersebar di masjid dan di gedung. Novalinda adalah perempuan berstatus janda dan masih kerabat almarhumah Fira Beranata, istri Din yang meninggal dunia 7 bulan lalu.
Novalinda adalah sepupu Fira. Saat ini, Nova yang berlatar belakang pendidikan hukum, adalah seorang notaris yang tinggal di Gresik, Jawa Timur. Dia lulusan Fakultas Hukum Unair tahun 1998. Meski tinggal di Gresik,  namun Nova berasal dari Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Menurut kerabat dekatnya, Din yang saat ini berusia 53 tahun baru membuat keputusan akan menikahi Novalinda seminggu lalu, tepatnya setelah pulang umroh.
Din tidak akan berbulan madu. Sebab bagi Din, pernikahannya kali ini adalah pernikahan lansia.
“Ini kan pengantin lansia, kakek-nenek. Nggak ada bulan madu. Alamiah sajalah. Besok lusa saya sudah ada kegiatan organisasi,” kata Din, usai syukuran pernikahannya di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (13/3).

Din menuturkan, secara pribadi dirinya telah menyampaikan kepada perempuan yang akrab disapa Linda itu bahwa dirinya tidak hanya membutuhkan seorang istri namun juga pendamping dan mitra. Dia pun menyampaikan, dirinya membutuhkan santunan psikologis.

“Sejak kepergian almarhum istri tercinta, sebagai laki-laki normal tentu sewaktu-waktu saya ingin menikah lagi,” tambah Din.

Dia menuturkan, ada banyak nominasi usulan dari promotor-promotor dan banyak proposal yang ditujukan padanya. Semua proposal itu disampaikan dengan niat baik. Kemudian saat umroh pada Februari lalu, Din bermunajat agar dikirim pendamping yang baik baginya.

“Sama sekali Novalinda itu di luar permintaan saya. Di Madinah tiba-tiba muncul proses rasional. Saya putuskan untuk melamar Mbak Linda. Dia juga nggak menyangka,” sambung Din.

Menurutnya, hal yang baik tidak boleh ditunda-tunda, termasuk dalam urusan menikah. Niat untuk menikahi Linda dikemukakan 3 minggu sebelum pernikahan. Din berharap, perkawinannya yang kedua ini ini merupakan yang terakhir baginya dan bagi Linda.

“Dalam rumah tangga kalau ada perbedaan karena sudah tua Insya Allah bisa diselesaikan. Doakan semoga tidak ada konflik,” ucap Din dengan wajah sumringah.
Dia menambahkan, setelah menikah, mereka akan tinggal di rumah yang tidak jauh dari rumah Din di bilangan Pejaten, Jakarta Selatan. Mulai malam ini, Din dan Linda akan tinggal bersama di rumah itu.
Soal keturunan, Din tidak ingin memiliki target. “Kalau masalah keturunan biar mengalir begitu saja. Itu kan amanat dari Allah. Umur saya sekarang 52, ya kalau masih boleh saya terima,” ujarnya.

Sementara itu Linda mengatakan, dirinya berusaha semaksimal mungkin untuk menempatkan diri dan berusaha menjadi istri yang baik. “Saya berusaha bisa menempatkan diri. Profesi saya sebagai notaris dan pendamping hidup, saya berusaha semaksimal mungkin jadi istri yang baik. Saya kenal Pak Din sudah lama. Almarhumah (Fira, istri Din sebelumnya) kan sepupu saya, insya Allah saya yakin,” kata perempuan cantik berkerudung putih ini. (net/bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/