26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Sebulan Dibunuh, Mayat Disimpan di Tabung Besi

SURABAYA- Polrestabes Surabaya kemarin mengungkap kasus pembunuhan yang menggegerkan. Mayat seorang perempuan bernama Eka Indah Jayanti (27), dimasukan ke dalam tabung besi bekas potongan tiang reklame. Tabung besi itu selama sebulan lebih disimpan di rumah pelaku pembunuhnya, Emil Bayu Santoso (37).

Kejadian keji ini terjadi di rumah Emil di Jalan Kapas Krampung Nomor 210 Surabaya. Diketahui Eka, yang berasal dari Dusun Krajan, RT 01/RW01, Kelurahan Tuko, Kecamatan Pulokulon, Grobogan, Jawa Tengah, merupakan kekasih gelap Emil. Perempuan itu dibunuh Emil pada 11 Februari lalu.
Saat ditemukan kemarin, kondisi mayat Eka sudah membusuk di dalam tabung yang disimpan Emil di garasi rumahnya yang selalu tertutup. Motif pembunuhan ini dilatarbelakangi kecemburuan pelaku kepada korban.

Antara korban dan pelaku sejak 2007 silam memang memiliki hubungan gelap. Eka sendiri masih berstatus lajang, sementara Emil sudah memiliki istri dan tiga orang anak. Pada November 2011 lalu, Eka yang selama ini bekerja di toko obat di Yogyakarta mendatangi Emil yang tinggal bersama keluarganya di Kapas Krampung.

Dari hasil pemeriksaaan polisi, kasus pembunuhan ini bermula dari cekcok antara korban dan pelaku pada 11 Februari sekitar pukul 15.30 WIB. Cekcek itu dilatarbelakangi kecemburuan pelaku pada korban.

“Lantaran emosi, pelaku memukul korban dengan menggunakan pipa besi bekas meja sebanyak sembilan kali,” ujar Kapolrestabes Surabaya Kombespol Tri Maryanto. Kejadian tersebut berlangsung di lantai dua rumah Emil.

Pukulan yang mendarat di kepala itu membuat Eka tak berdaya dan meninggal di lokasi kejadian. Lantaran panik, Emil mencari cara untuk menyembunyikan kematian Eka. Dia sempat memandikan jenasah Eka dan memakaikan baju putih. Jenasah itu ditaruhlah di sebuah kamar yang ada di rumah berlantai tiga tersebut.

Selang enam hari kemudian, Emil kembali kalut karena mayat Eka sudah mulai mengeluarkan bau busuk. Emil sempat terpikirkan untuk mengubur jenasah pacarnya itu di lantai tiga rumahnya. Namun hal itu urung dilakukan, karena taman yang ada di lantai tiga tidak mungkin digunakan untuk makam.

“Dari situ akhirnya pelaku terpikirkan untuk meletakkan jenasah korban dalam tabung besi,” ujar Tri Maryanto. Dia kemudian membeli sebuah tabung besi bekas tiang reklame. Tabung warna hijau dengan diameter 43 cm dan panjang 173 cm itu dibeli seharga Rp80 ribu dari sebuah workshop pengerjaan reklame.

Selain membeli tabung besi, Emil juga membeli las listrik merk Force Inverter dari swalayan alat berat. Setelah tabung besi itu dikirim ke rumahnya, Emil mulai memasukan jenasah Eka. Sebelumnya, dia melapisi jenasah Eka dengan plastik bening sebanyak 14 lapis dan plastik pembungkus mobil. Dan jenasah itu pun tersimpan di tabung besi hingga Selasa (13/3) kemarin. Emil meletakan tabung itu di garasi rumahnya dan ditutupi dengan sejumlah kardus.

Kasus ini sendiri tercium anggota unit reserse mobile (resmob) Satreskrim Polrestabes Surabaya sejak Sabtu. “Kami mendapatkan informasi jika di rumah korban tersimpan jenasah korban pembunuhan. Dari situ anggota mulai lidik,” ujar alumnus Akpol 1986 itu. Setelah dua hari melakukan penyelidikan, akhirnya anggota resmob memastikan jenasah yang ada di rumah tersebut merupakan Eka.

Pada Selasa (13/3) sekitar pukul 09.00 WIB, anggota resmob yang dipimpin AKP Agung Pribadi mendatangi lokasi. Awalnya, Emil menolak kedatangan polisi. Dia juga tidak mau menyebut apa isi tabung besi yang berusaha dia halangi dengan mobilnya. “Akhrinya setelah kami desak dia mengakui ada jenasah di dalam tabung itu,” ujar Wakasatreskrim Polrestabes Surabaya Kompol Sudamiran.(mar/gun/jpnn)

SURABAYA- Polrestabes Surabaya kemarin mengungkap kasus pembunuhan yang menggegerkan. Mayat seorang perempuan bernama Eka Indah Jayanti (27), dimasukan ke dalam tabung besi bekas potongan tiang reklame. Tabung besi itu selama sebulan lebih disimpan di rumah pelaku pembunuhnya, Emil Bayu Santoso (37).

Kejadian keji ini terjadi di rumah Emil di Jalan Kapas Krampung Nomor 210 Surabaya. Diketahui Eka, yang berasal dari Dusun Krajan, RT 01/RW01, Kelurahan Tuko, Kecamatan Pulokulon, Grobogan, Jawa Tengah, merupakan kekasih gelap Emil. Perempuan itu dibunuh Emil pada 11 Februari lalu.
Saat ditemukan kemarin, kondisi mayat Eka sudah membusuk di dalam tabung yang disimpan Emil di garasi rumahnya yang selalu tertutup. Motif pembunuhan ini dilatarbelakangi kecemburuan pelaku kepada korban.

Antara korban dan pelaku sejak 2007 silam memang memiliki hubungan gelap. Eka sendiri masih berstatus lajang, sementara Emil sudah memiliki istri dan tiga orang anak. Pada November 2011 lalu, Eka yang selama ini bekerja di toko obat di Yogyakarta mendatangi Emil yang tinggal bersama keluarganya di Kapas Krampung.

Dari hasil pemeriksaaan polisi, kasus pembunuhan ini bermula dari cekcok antara korban dan pelaku pada 11 Februari sekitar pukul 15.30 WIB. Cekcek itu dilatarbelakangi kecemburuan pelaku pada korban.

“Lantaran emosi, pelaku memukul korban dengan menggunakan pipa besi bekas meja sebanyak sembilan kali,” ujar Kapolrestabes Surabaya Kombespol Tri Maryanto. Kejadian tersebut berlangsung di lantai dua rumah Emil.

Pukulan yang mendarat di kepala itu membuat Eka tak berdaya dan meninggal di lokasi kejadian. Lantaran panik, Emil mencari cara untuk menyembunyikan kematian Eka. Dia sempat memandikan jenasah Eka dan memakaikan baju putih. Jenasah itu ditaruhlah di sebuah kamar yang ada di rumah berlantai tiga tersebut.

Selang enam hari kemudian, Emil kembali kalut karena mayat Eka sudah mulai mengeluarkan bau busuk. Emil sempat terpikirkan untuk mengubur jenasah pacarnya itu di lantai tiga rumahnya. Namun hal itu urung dilakukan, karena taman yang ada di lantai tiga tidak mungkin digunakan untuk makam.

“Dari situ akhirnya pelaku terpikirkan untuk meletakkan jenasah korban dalam tabung besi,” ujar Tri Maryanto. Dia kemudian membeli sebuah tabung besi bekas tiang reklame. Tabung warna hijau dengan diameter 43 cm dan panjang 173 cm itu dibeli seharga Rp80 ribu dari sebuah workshop pengerjaan reklame.

Selain membeli tabung besi, Emil juga membeli las listrik merk Force Inverter dari swalayan alat berat. Setelah tabung besi itu dikirim ke rumahnya, Emil mulai memasukan jenasah Eka. Sebelumnya, dia melapisi jenasah Eka dengan plastik bening sebanyak 14 lapis dan plastik pembungkus mobil. Dan jenasah itu pun tersimpan di tabung besi hingga Selasa (13/3) kemarin. Emil meletakan tabung itu di garasi rumahnya dan ditutupi dengan sejumlah kardus.

Kasus ini sendiri tercium anggota unit reserse mobile (resmob) Satreskrim Polrestabes Surabaya sejak Sabtu. “Kami mendapatkan informasi jika di rumah korban tersimpan jenasah korban pembunuhan. Dari situ anggota mulai lidik,” ujar alumnus Akpol 1986 itu. Setelah dua hari melakukan penyelidikan, akhirnya anggota resmob memastikan jenasah yang ada di rumah tersebut merupakan Eka.

Pada Selasa (13/3) sekitar pukul 09.00 WIB, anggota resmob yang dipimpin AKP Agung Pribadi mendatangi lokasi. Awalnya, Emil menolak kedatangan polisi. Dia juga tidak mau menyebut apa isi tabung besi yang berusaha dia halangi dengan mobilnya. “Akhrinya setelah kami desak dia mengakui ada jenasah di dalam tabung itu,” ujar Wakasatreskrim Polrestabes Surabaya Kompol Sudamiran.(mar/gun/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/