25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Mabes Polri Rilis 7 Jenazah Teroris

JAKARTA – Setelah menjalani proses autopsi di rumah sakit Polri Kramat Jati beberapa waktu lalu, akhirnya 7 jenasah teroris dirilis oleh Mabes Polri kemarin (13/5). Ketujuh jenasah teroris tersebut merupakan teroris yang tewas dalam baku tembak oleh Densus 88 Antiteror di Bandung, Batang, dan Kebumen dalam penyergapan beberapa waktu lalu. Namun belum ada satu pun pihak keluarga yang mengakui ketujuh jenasah tersebut.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar saat jumpa pers di Mabes Polri mengkonfirmasi bahwa pemeriksaan fisik terhadap ketujuh jenasah teroris dari tim DVI (Disaster Victim Identification) sudah selesai. Ketujuh jenasah teroris tersebut merupakan 3 jenasah dari Bandung, 3 jenasah dari Kebumen, dan 1 jenasah dari Batang.
Sementara itu Mabes Polri juga merilis nama-nama ketujuh jenasah tersebut beserta cirri-ciri khususnya. Mereka adalah Abu Roban, Bastari, Toni, Bayu alias Ucup, Budi alias Angga, Junet alias Encek dan Sarame.

Namun tim DVI dan Mabes Polri belum mendapatkan data pendukung atau data pembanding (ante mortem) dari pihak keluarga. “Hingga saat ini belum ada satu pun pihak keluarga yang datang ke kantor atau ke rumah sakit untuk mengecek jenasah,” ujar Boy.

Padahal Mabes Polri dan tim DVI sangat membutuhkan data pembanding dari pihak keluarga ketujuh jenasah tersebut. Data pembanding yang dibutuhkan tersebut seperti kecocokan DNA, identitas KTP, foto-foto, data sidik jari, dan ijasah jenasah semasa hidup.

Pada saat dilansir, foto ketujuh wajah jenasah teroris tersebut tampak dalam kondisi baik dan masih dapat dikenali. Meskipun demikian Boy mengatakan bahwa Mabes Polri dan tim DVI tetap membutuhkan data pemanding dari keluarga jenasah-jenasah tersebut. “Tes DNA dari pihak keuarga itu dimaksud untuk memastikan pada petugas yang akan menyerahkan jenazah kepada pihak keluarga supaya semuanya bisa dipertanggungjawabkan secara yuridis diberikan pada pihak yang tepat,” bebernya.

Boy juga menambahkan bahwa keterangan dari keluarga ketujuh jenasah diperlukan untuk memastikan identitas atau jati diri asli dari jenasah. “Misalkan seperti Ucup alias Bayu, bisa jadi ini bukan nama yang sebenarnya,” terang pria yang pernah menjabat sebagai Kanit Negosiasi Subden Penindak Densus 88/Anti Teror Mabes Polri tersebut. Boy juga berharap agar keluarga ketujuh jenasah tersebut segera untuk melapor ke pihak kepolisian atau rumah sakit. (dod/jpnn)

JAKARTA – Setelah menjalani proses autopsi di rumah sakit Polri Kramat Jati beberapa waktu lalu, akhirnya 7 jenasah teroris dirilis oleh Mabes Polri kemarin (13/5). Ketujuh jenasah teroris tersebut merupakan teroris yang tewas dalam baku tembak oleh Densus 88 Antiteror di Bandung, Batang, dan Kebumen dalam penyergapan beberapa waktu lalu. Namun belum ada satu pun pihak keluarga yang mengakui ketujuh jenasah tersebut.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar saat jumpa pers di Mabes Polri mengkonfirmasi bahwa pemeriksaan fisik terhadap ketujuh jenasah teroris dari tim DVI (Disaster Victim Identification) sudah selesai. Ketujuh jenasah teroris tersebut merupakan 3 jenasah dari Bandung, 3 jenasah dari Kebumen, dan 1 jenasah dari Batang.
Sementara itu Mabes Polri juga merilis nama-nama ketujuh jenasah tersebut beserta cirri-ciri khususnya. Mereka adalah Abu Roban, Bastari, Toni, Bayu alias Ucup, Budi alias Angga, Junet alias Encek dan Sarame.

Namun tim DVI dan Mabes Polri belum mendapatkan data pendukung atau data pembanding (ante mortem) dari pihak keluarga. “Hingga saat ini belum ada satu pun pihak keluarga yang datang ke kantor atau ke rumah sakit untuk mengecek jenasah,” ujar Boy.

Padahal Mabes Polri dan tim DVI sangat membutuhkan data pembanding dari pihak keluarga ketujuh jenasah tersebut. Data pembanding yang dibutuhkan tersebut seperti kecocokan DNA, identitas KTP, foto-foto, data sidik jari, dan ijasah jenasah semasa hidup.

Pada saat dilansir, foto ketujuh wajah jenasah teroris tersebut tampak dalam kondisi baik dan masih dapat dikenali. Meskipun demikian Boy mengatakan bahwa Mabes Polri dan tim DVI tetap membutuhkan data pemanding dari keluarga jenasah-jenasah tersebut. “Tes DNA dari pihak keuarga itu dimaksud untuk memastikan pada petugas yang akan menyerahkan jenazah kepada pihak keluarga supaya semuanya bisa dipertanggungjawabkan secara yuridis diberikan pada pihak yang tepat,” bebernya.

Boy juga menambahkan bahwa keterangan dari keluarga ketujuh jenasah diperlukan untuk memastikan identitas atau jati diri asli dari jenasah. “Misalkan seperti Ucup alias Bayu, bisa jadi ini bukan nama yang sebenarnya,” terang pria yang pernah menjabat sebagai Kanit Negosiasi Subden Penindak Densus 88/Anti Teror Mabes Polri tersebut. Boy juga berharap agar keluarga ketujuh jenasah tersebut segera untuk melapor ke pihak kepolisian atau rumah sakit. (dod/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/