30 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

62 WNI akan Dievakuasi dari Suriah

JAKARTA- Kondisi krisis politik dan keamanan di Suriah yang kian genting, membuat pemerintah Indonesia turut kelabakan. Pemerintah dalam hal ini Kemenlu terus berupaya melakukan evakuasi terhadap sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di sana. Yang terbaru, pemerintah akan segera mengevakuasi 62 WNI pada 17 Juni mendatang.

“Sebanyak 62 WNI sudah siap untuk dipulangkan pada 17 Juni nanti,”ujar Menlu Marty Natalegawa di gedung Kemenlu, kemarin (13/6).
Marty memaparkan, jumlah WNI yang akan dievakuasi tersebut bisa bertambah. Sebab, saat ini, sebanyak 115 WNI lainnya telah berada di penampungan yang disediakan Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus, Suriah. Sebelum ini, pemerintah Indonesia telah melakukan evakuasi atas 240 WNI. Namun, jumlah tersebut belum sampai setengah dari total keseluruhan WNI yang tinggal di Suriah. Diperkirakan sekitar 12 ribu WNI menetap di negara Timur Tengah tersebut.

Direktur Informasi dan Media Kemenlu, PLE Priatna menambahkan, upaya evakuasi tersebut tidak mudah, khususnya evakuasi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Sebab, banyak TKI yang tidak terdaftar di KBRI di Suriah. “Terlepas dari TKI itu legal atau tidak tapi KBRI kerap kesulitan menjangkau para TKI yang tersebar di Suriah karena banyak data TKI yang ada di KBRI tidak lengkap,”ujarnya.

Meski begitu, Marty menegaskan, pemerintah akan tetap berupaya mengoptimalkan proses evakuasi. Selain menyiapkan nomor hotline yang dapat dihubungi untuk mencari tahu informasi WNI di Suriah, Kemenlu juga telah mengirim enam staf tambahan ke Suriah untuk ditempatkan di posko penampungan WNI yang akan dibentuk KBRI di tiga kota di negara tersebut.

“Enam staf sudah dikirim lagi ke Suriah untuk ditempatkan di Kota Damaskus, Aleppo dan Latakia. Meski posko masih dalam proses izin, tapi beberapa staf sudah ditempatkan di posko tersebut,”ujarnya.

Tidak hanya itu, lanjut dia, pemerintah juga telah mempertimbangkan menyewa pesawat khusus untuk mengevakuasi para WNI. Namun, keputusan tersebut akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berlangsung di sana. “Rencana menyewa pesawat khusus itu opsi yang sangat terbuka seperti yang pernah dilakukan ketika mengevakuasi WNI dari Mesir tahun lalu. Kita bisa berkoordinasi dengan Garuda,” ujar Marty.

Sementara itu, terkait kabar mengenai adanya dua WNI yang meninggal karena korban kekerasan di Suriah masing-masing atas nama Aminah Binti Osid asal Sukabumi dan Ani asal Cianjur, Kemenlu memastikan bahwa satu diantaranya dipastikan selamat.

Kemarin, KBRI Damaskus sudah berhasil menghubungi Aminah Binti Osid asal Sukabumi. TKI tersebut pun dalam keadaan baik dan sehat. “Saat dihubungi, yang bersangkutan menyatakan masih ingin bekerja dengan majikannya, Muhammad Badar Kadam.

“Kemenlu menghargai perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap kondisi WNI di Suriah. Bagi pihak-pihak yang memiliki informasi mengenai kondisi WNI di Suriah agar melakukan verifikasi terlebih dahulu kepada Kemenlu dan KBRI Damaskus,”imbuh Marty. (ken/jpnn)

JAKARTA- Kondisi krisis politik dan keamanan di Suriah yang kian genting, membuat pemerintah Indonesia turut kelabakan. Pemerintah dalam hal ini Kemenlu terus berupaya melakukan evakuasi terhadap sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di sana. Yang terbaru, pemerintah akan segera mengevakuasi 62 WNI pada 17 Juni mendatang.

“Sebanyak 62 WNI sudah siap untuk dipulangkan pada 17 Juni nanti,”ujar Menlu Marty Natalegawa di gedung Kemenlu, kemarin (13/6).
Marty memaparkan, jumlah WNI yang akan dievakuasi tersebut bisa bertambah. Sebab, saat ini, sebanyak 115 WNI lainnya telah berada di penampungan yang disediakan Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus, Suriah. Sebelum ini, pemerintah Indonesia telah melakukan evakuasi atas 240 WNI. Namun, jumlah tersebut belum sampai setengah dari total keseluruhan WNI yang tinggal di Suriah. Diperkirakan sekitar 12 ribu WNI menetap di negara Timur Tengah tersebut.

Direktur Informasi dan Media Kemenlu, PLE Priatna menambahkan, upaya evakuasi tersebut tidak mudah, khususnya evakuasi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Sebab, banyak TKI yang tidak terdaftar di KBRI di Suriah. “Terlepas dari TKI itu legal atau tidak tapi KBRI kerap kesulitan menjangkau para TKI yang tersebar di Suriah karena banyak data TKI yang ada di KBRI tidak lengkap,”ujarnya.

Meski begitu, Marty menegaskan, pemerintah akan tetap berupaya mengoptimalkan proses evakuasi. Selain menyiapkan nomor hotline yang dapat dihubungi untuk mencari tahu informasi WNI di Suriah, Kemenlu juga telah mengirim enam staf tambahan ke Suriah untuk ditempatkan di posko penampungan WNI yang akan dibentuk KBRI di tiga kota di negara tersebut.

“Enam staf sudah dikirim lagi ke Suriah untuk ditempatkan di Kota Damaskus, Aleppo dan Latakia. Meski posko masih dalam proses izin, tapi beberapa staf sudah ditempatkan di posko tersebut,”ujarnya.

Tidak hanya itu, lanjut dia, pemerintah juga telah mempertimbangkan menyewa pesawat khusus untuk mengevakuasi para WNI. Namun, keputusan tersebut akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berlangsung di sana. “Rencana menyewa pesawat khusus itu opsi yang sangat terbuka seperti yang pernah dilakukan ketika mengevakuasi WNI dari Mesir tahun lalu. Kita bisa berkoordinasi dengan Garuda,” ujar Marty.

Sementara itu, terkait kabar mengenai adanya dua WNI yang meninggal karena korban kekerasan di Suriah masing-masing atas nama Aminah Binti Osid asal Sukabumi dan Ani asal Cianjur, Kemenlu memastikan bahwa satu diantaranya dipastikan selamat.

Kemarin, KBRI Damaskus sudah berhasil menghubungi Aminah Binti Osid asal Sukabumi. TKI tersebut pun dalam keadaan baik dan sehat. “Saat dihubungi, yang bersangkutan menyatakan masih ingin bekerja dengan majikannya, Muhammad Badar Kadam.

“Kemenlu menghargai perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap kondisi WNI di Suriah. Bagi pihak-pihak yang memiliki informasi mengenai kondisi WNI di Suriah agar melakukan verifikasi terlebih dahulu kepada Kemenlu dan KBRI Damaskus,”imbuh Marty. (ken/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/