Site icon SumutPos

Jadi Turis, WN Taiwan Bawa Satu Ton Sabu ke Indonesia

Jajaran Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya dengan Sat Narkoba Polres Depok menggagalkan penyelundupan narkoba jenis sabu-sabu milik sindikat Tiongkok seberat satu ton, Kamis (13/7) dini hari.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Jajaran Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya dengan Sat Narkoba Polres Depok menggagalkan penyelundupan narkoba jenis sabu-sabu milik sindikat Tiongkok seberat satu ton, Kamis (13/7) dini hari. Barang haram ini diduga diselundupkan melalui jalur laut.

Menyikapi kasus ini, Polda Sumut tak ingin kecolongan dengan meningkatkan pengawasan di setiap pelabuhan tikus yang ada di Sumut. Apalagi, kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Rina Sari Ginting, salahsatu atensi Kapolda Sumut Irjen Waterpauw memberantas narkoba.

“Jadi sudah atensi kita, pengawasan terus kita lakukan. Kalau nanti memang ada jaringan di sini kita pasti akan dikoordinasikan,” ujar Rina menjawab Sumut Pos, tadi malam.

Diakuinya, hingga kemarin sore mereka belum mendapat informasi lebih lanjut dari Polda Metro Jaya, apakah ada keterkaitan jaringan asal Tiongkok tersebut di Sumut. “Kita belum dapat kabar dari pusat. Belum ada dikoordinasikan ke Polda Sumut,” kata Rina.

Kepala BNNP Sumut, Brigjen Pol Andi Loedianto yang dikonfirmasi juga belum bisa memastikan, apakah sabu-sabu yang berhasil tersebut akan dikirim ke Sumut atau tidak. Menurutnya kasus ini masih dalam pemeriksaan. “Masih dalam tahap pemeriksaan, kita belum tahu,” kata Andi.

Diketahui, Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya dengan Polres Kota Depok membongkar penyelundupan narkoba jenis sabu-sabu seberat hampir satu ton, diduga dari Tiongkok. Dalam kasus ini, satu orang pelaku tewas karena melawan saat akan ditangkap. Sedangkan dua orang ditangkap, dan satu orang masih buron karena melarikan diri.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, keempatnya adalah Warga Negara Asing (WNA) yakni Lin Ming Hui, Chen Wei Cyuan, Liao Guan Yu, dan Hsu Yung Li. “Keempatnya itu pelaku. Satu tewas, dua orang ditangkap dan satu buron,” ucap Argo.

Disebutkannya, pelaku yang tewas dalam kejadian itu adalah Lin Ming Hui yang diyakini berperan sebagai bos atau pengendali. Pada saat ditangkap pelaku berupaya menabrak petugas dengan sebuah mobil, sehingga akhirnya terpaksa diberikan tindakan tegas terukur.

Hal itu pun dibenarkan Kasubdit 3 Dit Res Narkoba Polda Metro Jaya, AKBP Bambang Yudhantara yang termasuk dalam tim gabungan. “Ya benar (melawan mencoba menabrak petugas),” ucap Bambang.

Sementara itu, untuk pelaku yang buron adalah Hsu Yung Li Sehingga dua pelaku yang sudah tertangkap yaitu Chen Wei Cyuan dan Liao Guan Yu.

Kapolda Metro Jaya Irjen Mochammad Iriawan

Kapolda Metro Jaya Irjen Mochammad Iriawan menyebut, keempat pelaku ini tinggal dan mengedarkan barangnya di Indonesia dengan kedok sebagai turis. “(Mereka) berkedok turis, kunjungan, pura-pura mancing, (sudah) sebulan di Indonesia,” kata Iriawan.

Jenderal bintang dua ini menerangkan, saat ini pihaknya masih mendalami apakah ada keterlibatan warga Indonesia dalam kasus ini. “Pelaku ini warga negara Taiwan, justru itu yang menarik akan kami dalami kok bisa dia hafal tempat itu kemudian disiapkan dari mana, kita akan kembangkan,” tambahnya.

Dari penangkapan ini, total penyidik menyita barang bukti sebanyak 27 kotak berisi sabu-sabu yang disimpan di mobil Toyota Innova warna emas dan 24 kotak sabu di Toyota Innova warna hitam. “Nilai uang sekira Rp1,5 triliun, ada dua juta manusia yang bisa kita selamatkan,” ungkapnya.

Iriawan juga mengatakan, sabu-sabu ini dibawa keempat pelaku menggunakan jalur laut. “Sesampainya di dekat bibir daratan Anyer, sabu-sabu dilemparkan ke laut,” jelasnya.

Saat sabu-sabu dilempar di laut, pelaku kemudian menggunakan perahu kecil untuk merapat ke bibir pantai. Kemudian, mereka berpindah kapal lagi dengan menggunakan kapal yang lebih kecil. “Terakhir mereka menggunakan perahu karet yang suaranya relatif kecil,” katanya.

Pengungkapan kasus ini, kata Iriawan, berkat kesabaran anggotanya di lapangan. Dia mengaku anak buahnya menunggu transaksi narkoba selama dua bulan di Anyer, Banten. “Mereka sudah melakukan surveillance selama dua bulan di Anyer di bekas Hotel Mandalika,” pungkas dia.

Kepala BNN Komjen Budi Waseso.

Keberhasilan ini menjadi istimewa karena terungkap bersamaan dengan peringatan Hari Anti-Nakotika Internasional (HANI) 2017, yang sedang diperingati di TMII, Jakarta Timur. “Kasusnya baru kami tangani, untuk pengembangan sekarang anggota sedang di lapangan bersama kepolisian, Polda Metro. Dari empat tersangka, satu orang tewas,” ujar Budi Waseso, Kepala BNN Pusat.

Dia menyebutkan, jaringan ini sudah lama diintai BNN. Hanya karena keterbatasan teknologi, baru saat ini berhasil diungkap. Sebelumnya, kata Buwas, mereka berpindah-pindah. Bahkan beberapa kali digagalkan karena operasi BNN diketahui oleh jaringan tersebut.

“Yang lalu mereka akan ke Riau, kami lakukan pencegatan mereka tahu. Mereka akan ke Kepri mengirim barang, mereka tahu juga kalau kami melakukan upaya, lepas,” jelas dia.

Nah, setelah BNN dan Polri menyebar kekuatan, hari ini upaya jaringan internasional ini memasukkan narkotika ke Indonesia berhasil dilumpuhkan. “Masuklah barang ini melalui wilayah Banten, tadi pagi kami ambil langkah tegas. Dari empat tersangka, satu meninggal dunia,” tambah dia.

Menkopolhukam Wiranto menyampaikan ucapan selamat kepada jajaran Polri dan BNN pada puncak peringatan Hari Anti-Narkotika Internasional (HANI) di TMII, Jakarta Timur. Apalagi pada momen spesial itu Polri dan BNN berhasil mengungkap penyeludupan sabu-sabu melalui laut di wilayah Anyer, Banten. Jumlahnya pun tak tanggung-tanggung karena mencapai satu ton.

“Satu ton itu besar sekali. Sabu-sabu satu gram bisa buat teler lima orang. Berarti dengan satu ton, BNN, Polri, TNI, telah mampu menyelamatkam lima juta manusia,” ujar Wiranto dalam sambutannya saat mewakili Presiden Joko Widodo pada peringatan HANI 2017 di TMII, Kamis (13/7).

Mantan Panglima ABRI itu mengatakan, kejahatan narkoba sudah lintas negara. Cara yang digunakan sindikat barang haram itu pun makin beragam.

Motifnya pun bukan lagi sekadar bisnis dan ekonomi. Sebab, bisnis narkoba juga untuk membiayaai terorisme.

“Narkotika juga erat kaitan dengan perdagangan orang. Juga bagian dari perang, perang candu. Dapat melemahkan sendi-sendi kehidupan bangsa. Sehingga harus diberantas dan dibongkar jaringannya,” tegas Wiranto. (jpg/dvs/adz)

Exit mobile version