MEDAN-Pesawat milik maskapai Sriwijaya Air yang membawa 96 penumpang dari Bandara Polonia Medan dengan tujuan Bandara International Minangkabau (BIM) Sumatera Barat (Sumbar), kesasar. Pesawat yang dikemudikan pilot dan copilotnya asing bernama Capt J Gudonis dan Ricky Yusuf itu malah mendarat di Bandara Tabing Padang sekitar pukul 17.00 WIB.
Seluruh penumpang pesawat tersebut dalam keadaan selamat. Kejadian ini sendiri sudah masuk dalam penyelidikan Kemenhub.
“Kita lagi selidiki penyebab pilot dan copilot itu mendaratkan pesawatnya di Padang,” kata Kepala Puskom Publik Kemenhub, Bambang S Ervan.
Menurut Bambang, ada kejanggalan dalam peristiwa itu. Indonesia sudah mendeclare jika Bandara Tabing Padang tertutup untuk komersil. “Itu (Bandara Tabing Padang) sudah diclose, dan hanya untuk perbatasan militer. Sudah dikasih tahu semuanya,” jelas Bambang.
Namun Bambang enggan menduga-duga alasan kedua orang itu. Termasuk soal unsur kesengajaan. Saat ini Kemenhub tengah menyelidiki penyebab pasti pilot tersebut salah mendaratkan pesawat.
Pihaknya juga akan meminta laporan dari ATC mengenai kejadian ini. “Kita lagi selidiki sekarang,” tutur Bambang.
Setelah insiden itu, Kemenhub langsung mengkandangkan (grounded) pilot dan copilotnya. Keduanya dipastikan tidak boleh lagi terbang di wilayah Indonesia. “Sampe penyelidikan lebih lanjut,” tegasnya.
General Manejer Angkasa Pura II, Agus Kemal ketika dikonfirmasi wartawan membenarkan bahwa pesawat tersebut salah mendarat. Kesalahan tersebut, menurut dia, diduga karena pilot tidak mengenal wilayah.
“Ya, memang benar salah mendarat. Pesawat mendarat dari arah selatan. Tidak ada kesalahan navigasi maupun peralatan di Bandara Minangkabau. Seluruh peralatan berfungsi normal, komunikasi juga normal,” ujarnya.
Pilot membawa pesawat dari arah selatan Kota Padang untuk mendarat ke Bandara Minangkabau namun salah menyangka Bandara Tabing sebagai Bandara Minangkabau di mana seharusnya pesawat itu didaratkan.
“Kesalahan itu terjadi diduga karena pilot da co-pilotnya tidak mengenal wilayah. Mereka berdua orang asing. Lagi pula, kalau kita terbang dari arah selatan, yang terlihat lebih dulu kan run away Bandara Tabing,” ujarnya.(bbs/jpnn)