25 C
Medan
Monday, June 17, 2024

800 Kades Ditipu Oknum Mengaku Protokoler Istana

Jakarta- Ratusan kepala desa (kades) yang sedang mengikuti workshop Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di Wisma Hijau, Mekarsari, mendatangi Mapolresta Depok, Sabtu (12/11) malam kemarin. Mereka mengadukan Dendi Firman dan Edi Hanson, panitia workshop, yang dianggap telah menipu 800 kepala desa di beberapa provinsi.

Para kades ini dijanjikan akan mendapat bantuan dana sesuai dengan kebutuhan pembangunan desanya masing-masing. “Dari Kementerian Keuangan Rp6 miliar dan dari Kementerian Dalam Negeri Rp2 miliar untuk tiap-tiap desa,” ujar Syaiful Anshori, koordinator Kepala Desa dari Kabupaten Kesawaran, Lampung yang menjadi perwakilan rekan-rekannya membuat laporan.

Menurut Anshori, setiap kades dimintai biaya untuk pembuatan proposal Rp500 sampai Rp600 ribu per orang. Setelah proposal selesai, akan dikirim ke kementerian dan kembali dikenakan biaya Rp2,6 juta per orang.
“Kami sudah menyerahkan uang itu kepada Dendi,” imbuhnya.

Anshori mengisahkan, teman-teman Dendi rajin mendatangi sejumlah kantor kepala desa di Lampung.
Saat dikonfirmasi, Dendi sendiri mengaku sebagai wartawan Tipikor. Uang itu, menurut Dendi, diberikan kepada Tomi yang mengaku bekerja sebagai protokoler Istana Kepresidenan RI. (net/bbs)

Jakarta- Ratusan kepala desa (kades) yang sedang mengikuti workshop Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di Wisma Hijau, Mekarsari, mendatangi Mapolresta Depok, Sabtu (12/11) malam kemarin. Mereka mengadukan Dendi Firman dan Edi Hanson, panitia workshop, yang dianggap telah menipu 800 kepala desa di beberapa provinsi.

Para kades ini dijanjikan akan mendapat bantuan dana sesuai dengan kebutuhan pembangunan desanya masing-masing. “Dari Kementerian Keuangan Rp6 miliar dan dari Kementerian Dalam Negeri Rp2 miliar untuk tiap-tiap desa,” ujar Syaiful Anshori, koordinator Kepala Desa dari Kabupaten Kesawaran, Lampung yang menjadi perwakilan rekan-rekannya membuat laporan.

Menurut Anshori, setiap kades dimintai biaya untuk pembuatan proposal Rp500 sampai Rp600 ribu per orang. Setelah proposal selesai, akan dikirim ke kementerian dan kembali dikenakan biaya Rp2,6 juta per orang.
“Kami sudah menyerahkan uang itu kepada Dendi,” imbuhnya.

Anshori mengisahkan, teman-teman Dendi rajin mendatangi sejumlah kantor kepala desa di Lampung.
Saat dikonfirmasi, Dendi sendiri mengaku sebagai wartawan Tipikor. Uang itu, menurut Dendi, diberikan kepada Tomi yang mengaku bekerja sebagai protokoler Istana Kepresidenan RI. (net/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/