25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Ahli Saraf Ragukan Nunun Sakit Lupa

JAKARTA-Penangkapan Nunun Nurbaeti di Thailand dengan kondisi mengalami gangguan fungsi saraf dementia alzheimer terus menjadi perdebatan. Tidak terkecuali di kalangan ahli saraf sendiri. Menurut sebagian ahli saraf, tidak mungkin penderita gangguan ini bisa melancong ke luar negeri sendirian.

Di antara ahli saraf yang mengulas gangguan dementia alzheimer adalah Wakil Sekretaris Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Indonesia Cabang Jakarta dr M Kurniawan SpS. Sebagai pembuka, dia mengatakan jika dementia (penyakit lupa) adalah jenis penyakit yang menyerang saraf. Sedangkan alzheimer adalah penyababnya.

Di hubungi kemarin (12/12), Kurniawan menjelaskan, dementia sendiri bisa disebabkan karena stroke atau juga karena serangan HIV. Menurutnya, dementia yang disebabkan karena stroke bisa dideteksi dengan MRI (magnetic resonance imaging) di bagian kepala. Sedangkan kepastian dementia yang dipicu serangan HIV, bisa dilakukan dengan tes darah.
“Jika hasil MRI dan tes darah dinyatakan negatif, maka disebut dementia alzheimer,” kata dia. Penyakit inilah  yang konon disebut menyerang Nunun.

Kurniawan lantas mengatakan gejala dementia alzheimer adalah pasien mengalami gangguan pada fungsi kognitif. Dia menyebutkan, dalam bekerja sehari-hari fungsi kognitif ini memiliki lima domain yang berbeda-beda tugas. Domain ini adalah, atensi dan kosentrasi untuk memusatkan perhatian, domain bahasa, domain memori atau daya ingat, domain visuopatial yaitu kemampuan mengingat tempat, meletakkan benda, dan jalan. Domain terakhir adalah fungsi eksekutif, yaitu fungsi memutuskan sesuatu, logika, dan berhitung.

Nah, gangguan fungsi saraf dementia alzheimer muncul ketika seorang pasien mengalami serangan gangguan saraf pada domain memori secara dominan dan ditambah satu lagi serangan tambahan di domain lainnya. “Kalau hanya serangan domain memori saja belum cukup. Harus ada serangan di domain lainnya,” tandas Kurniawan.
Dari gangguan-gangguan domain fungsi kognitif tadi, tutur Kurniawan, seorang pasien dementia alzheimer akan mengalami hambatan dalam melakukan aktivitas rutin atau harian.

“Pasien bisa sampai lupa mengurus diri sendiri,” katanya. Mulai dari lupa mandi, lupa makan, lupa tidur, lupa mencuci baju, dan sebagainya. (wan/agm/jpnn)

JAKARTA-Penangkapan Nunun Nurbaeti di Thailand dengan kondisi mengalami gangguan fungsi saraf dementia alzheimer terus menjadi perdebatan. Tidak terkecuali di kalangan ahli saraf sendiri. Menurut sebagian ahli saraf, tidak mungkin penderita gangguan ini bisa melancong ke luar negeri sendirian.

Di antara ahli saraf yang mengulas gangguan dementia alzheimer adalah Wakil Sekretaris Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Indonesia Cabang Jakarta dr M Kurniawan SpS. Sebagai pembuka, dia mengatakan jika dementia (penyakit lupa) adalah jenis penyakit yang menyerang saraf. Sedangkan alzheimer adalah penyababnya.

Di hubungi kemarin (12/12), Kurniawan menjelaskan, dementia sendiri bisa disebabkan karena stroke atau juga karena serangan HIV. Menurutnya, dementia yang disebabkan karena stroke bisa dideteksi dengan MRI (magnetic resonance imaging) di bagian kepala. Sedangkan kepastian dementia yang dipicu serangan HIV, bisa dilakukan dengan tes darah.
“Jika hasil MRI dan tes darah dinyatakan negatif, maka disebut dementia alzheimer,” kata dia. Penyakit inilah  yang konon disebut menyerang Nunun.

Kurniawan lantas mengatakan gejala dementia alzheimer adalah pasien mengalami gangguan pada fungsi kognitif. Dia menyebutkan, dalam bekerja sehari-hari fungsi kognitif ini memiliki lima domain yang berbeda-beda tugas. Domain ini adalah, atensi dan kosentrasi untuk memusatkan perhatian, domain bahasa, domain memori atau daya ingat, domain visuopatial yaitu kemampuan mengingat tempat, meletakkan benda, dan jalan. Domain terakhir adalah fungsi eksekutif, yaitu fungsi memutuskan sesuatu, logika, dan berhitung.

Nah, gangguan fungsi saraf dementia alzheimer muncul ketika seorang pasien mengalami serangan gangguan saraf pada domain memori secara dominan dan ditambah satu lagi serangan tambahan di domain lainnya. “Kalau hanya serangan domain memori saja belum cukup. Harus ada serangan di domain lainnya,” tandas Kurniawan.
Dari gangguan-gangguan domain fungsi kognitif tadi, tutur Kurniawan, seorang pasien dementia alzheimer akan mengalami hambatan dalam melakukan aktivitas rutin atau harian.

“Pasien bisa sampai lupa mengurus diri sendiri,” katanya. Mulai dari lupa mandi, lupa makan, lupa tidur, lupa mencuci baju, dan sebagainya. (wan/agm/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/