26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Leo: Mas Tommy Bantah Musnalub

Leo Nababan
Leo Nababan

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Leo Nababan mendatangi kediaman Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta Pusat, Rabu (13/5) siang.

Kedatangan Juru Bicara DPP Partai Golkar kubu Agung Laksono itu guna mengklarifikasi dua hal. Pertama, terkait pernyataan di akun twitter @HutomoMP_9, yang bernada menantang Leo Nababan. “Leo Nababan maunya apa? Langsung saja,” begitu tertulis di akun twitter @HutomoMP_9.

Kedua, terkait semakin santernya kabar yang menyebut Tommy menggulirkan gagasan Munaslub Partai Golkar, sebagai solusi mengakhiri dualisme kepengurusan partai beringin rindang itu.

Dalam pertemuan satu jam itu, Leo langsung bertanya ke Tommy. “Saya tanya, ‘Mas, apa benar Mas Tommy mau bikin Munaslub?’ Beliau bilang, ’Ah, apa legal standing saya mau bikin Munaslub?’ begitu kata Mas Tommy,” cerita Leo, yang mengaku sudah kenal dengan putra kesayangan mantan Presiden Soeharto itu sekitar 1992.

“Jadi, intinya, Mas Tommy membantah telah menggagas Munaslub,” cerita Leo kepada koran ini di Jakarta, kemarin (14/5). Dia mengatakan, dalam pertemuan itu, Tommy didampingi staf pribadinya, Allan Samual.

Yang kedua soal tantangan di twitter. Dalam pertemuan itu Leo mengatakan kepada Tommy bahwa dirinya tidak percaya bahwa itu akun Tommy. “Saya bilang, saya nggak percaya itu akun milik Mas Tommy. Masa bos ngomongnya seperti itu ke anak buah,” kata Leo menceritakan pertemuannya itu.

Bagaimana kata Tommy? “Mas Tommy bilang memang itu bukan akun milik dia. Jadi klir dua masalah itu. Beliau bantah sebagai penggagas Munaslub dan akun twitter itu bukan miliknya,” ujar Leo.

Sementara, terkait dengan gugatan kubu Aburizal Bakrie yang putusannya akan dibacakan pada sidang Senin pekan depan, Leo optimistis PTUN akan memenangkan Menkumham Yasonna Laoly yang telah mengeluarkan SK pengesahan kepengurusan kubu Agung.

“Karena tak ada kebenaran yang mendua.  Tan hana dharma mangrwa,” jelas Leo.

Dari daerah, ‘prahara’ Golkar masi terus memanas. Plt Wakil Sekretaris Pengurus DPD I Partai Golkar Sumut, Ir Pahala Sitorus MM yang juga Plt Ketua Pengurus DPD II Partai Golkar Tebingtinggi mengajak seluruh kader golkar di manapun berada agar bersatu.”Yang mengatur negara ini adalah  pemerintah  bukan swasta,”tegas Pahala Sitorus disela-sela rapat konsolidasi dengan para pegurus di Kantor DPD II Partai Golkar Tebingtinggi Jalan DI Panjaitan Kelurahan Rambung Kota Tebingtinggi, Kamis sore (14/5).

Menurut Pahala, ketika Mahkamah Partai Golkar telah selesai bersidang dan memutuskan bahwa Munas Ancol yang sah dan Agung Laksono sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar. Maka sudah tidak ada lagi yang dinamakan kubu, Abu Rizal Bakri (Munas Bali) dan Agung Laksono (Munas Ancol). “Yang ada adalah Partai Golkar dibawah kepemimpinan ketua umum Agung Laksono sebab kader dan fungsionaris golkar adalah orang yang taat azas, hukum dan legalitas formal karena negara ini diatur oleh pemerintah bukan diatur swasta,”paparnya.

“Diharapkan jangan ada lagi kader Golkar melakukan komentar-komentar yang bisa menimbulkan pergesekan, sebab itu, akan merugikan partai golkar itu sendiri, kita semua bersaudara,” sambung Pahala. (sam/ian/rbb)

Leo Nababan
Leo Nababan

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Leo Nababan mendatangi kediaman Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta Pusat, Rabu (13/5) siang.

Kedatangan Juru Bicara DPP Partai Golkar kubu Agung Laksono itu guna mengklarifikasi dua hal. Pertama, terkait pernyataan di akun twitter @HutomoMP_9, yang bernada menantang Leo Nababan. “Leo Nababan maunya apa? Langsung saja,” begitu tertulis di akun twitter @HutomoMP_9.

Kedua, terkait semakin santernya kabar yang menyebut Tommy menggulirkan gagasan Munaslub Partai Golkar, sebagai solusi mengakhiri dualisme kepengurusan partai beringin rindang itu.

Dalam pertemuan satu jam itu, Leo langsung bertanya ke Tommy. “Saya tanya, ‘Mas, apa benar Mas Tommy mau bikin Munaslub?’ Beliau bilang, ’Ah, apa legal standing saya mau bikin Munaslub?’ begitu kata Mas Tommy,” cerita Leo, yang mengaku sudah kenal dengan putra kesayangan mantan Presiden Soeharto itu sekitar 1992.

“Jadi, intinya, Mas Tommy membantah telah menggagas Munaslub,” cerita Leo kepada koran ini di Jakarta, kemarin (14/5). Dia mengatakan, dalam pertemuan itu, Tommy didampingi staf pribadinya, Allan Samual.

Yang kedua soal tantangan di twitter. Dalam pertemuan itu Leo mengatakan kepada Tommy bahwa dirinya tidak percaya bahwa itu akun Tommy. “Saya bilang, saya nggak percaya itu akun milik Mas Tommy. Masa bos ngomongnya seperti itu ke anak buah,” kata Leo menceritakan pertemuannya itu.

Bagaimana kata Tommy? “Mas Tommy bilang memang itu bukan akun milik dia. Jadi klir dua masalah itu. Beliau bantah sebagai penggagas Munaslub dan akun twitter itu bukan miliknya,” ujar Leo.

Sementara, terkait dengan gugatan kubu Aburizal Bakrie yang putusannya akan dibacakan pada sidang Senin pekan depan, Leo optimistis PTUN akan memenangkan Menkumham Yasonna Laoly yang telah mengeluarkan SK pengesahan kepengurusan kubu Agung.

“Karena tak ada kebenaran yang mendua.  Tan hana dharma mangrwa,” jelas Leo.

Dari daerah, ‘prahara’ Golkar masi terus memanas. Plt Wakil Sekretaris Pengurus DPD I Partai Golkar Sumut, Ir Pahala Sitorus MM yang juga Plt Ketua Pengurus DPD II Partai Golkar Tebingtinggi mengajak seluruh kader golkar di manapun berada agar bersatu.”Yang mengatur negara ini adalah  pemerintah  bukan swasta,”tegas Pahala Sitorus disela-sela rapat konsolidasi dengan para pegurus di Kantor DPD II Partai Golkar Tebingtinggi Jalan DI Panjaitan Kelurahan Rambung Kota Tebingtinggi, Kamis sore (14/5).

Menurut Pahala, ketika Mahkamah Partai Golkar telah selesai bersidang dan memutuskan bahwa Munas Ancol yang sah dan Agung Laksono sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar. Maka sudah tidak ada lagi yang dinamakan kubu, Abu Rizal Bakri (Munas Bali) dan Agung Laksono (Munas Ancol). “Yang ada adalah Partai Golkar dibawah kepemimpinan ketua umum Agung Laksono sebab kader dan fungsionaris golkar adalah orang yang taat azas, hukum dan legalitas formal karena negara ini diatur oleh pemerintah bukan diatur swasta,”paparnya.

“Diharapkan jangan ada lagi kader Golkar melakukan komentar-komentar yang bisa menimbulkan pergesekan, sebab itu, akan merugikan partai golkar itu sendiri, kita semua bersaudara,” sambung Pahala. (sam/ian/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/