32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Banjir dan Longsor Melanda Sumatera Barat, Terparah di Padang, Dua Warga Agam Tertimbun Longsor

PADANG, SUMUTPOS.CO – Bencana banjir dan longsor melanda sejumlah daerah di Sumatera Barat, Jumat (14/7). Akibatnya, sejumlah akses jalan terputus. Sedikitnya, ada dua orang yang tertimbun longsor di Kabupaten Agam dan 1 orang meninggal dunia di Kota Pariaman.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Rumainur mengatakan, banjir hampir merendam seluruh wilayah di pesisir Sumbar. Banjir disebabkan curah hujan yang cukup deras sejak Kamis malam, 13 Juli 2023, pukul 19.30 WIB. “Hampir seluruh wilayah Pesisir Sumbar terendam banjir Daerah yang terparah adalah Kota Padang,” katanya.

“Sampai saat ini masih ada beberapa titik di Kota Padang yang masih terendam banjir. Masyarakat juga ada yang mengungsi,” ujar Rumainur.

Selain itu, bencana banjir juga melanda Kabupaten Padang Pariaman. Ada sekitar 1.000 masyarakat yang terdampak di Padang Pariaman. “BPBD Padang Pariaman saat ini sedang memberikan bantuan makanan ke rumah-rumah warga terdampak. Hal itu karena warga tidak mau mengungsi,” ujarnya.

Dia menjelaskan, daerah lain terdampak banjir yaitu Pesisir Selatan, Agam, Kepulauan Mentawai, dan Kota Pariaman. “Data yang kami himpun, daerah tersebut tidak hanya mengalami bencana banjir, tetapi juga tanah longsor,” kata Rumainur.

Kemudian untuk korban ada 2 orang yang tertimbun longsor di Kabupaten Agam dan 1 orang meninggal di Kota Pariaman. “Kami masih melakukan pencarian terhadap korban tersebut. Korban hanyut sudah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman,” ucapnya.

“Hal yang paling sangat dibutuhkan saat ini adalah makanan dan obat-obatan. “ kata Rumainur.

Terakhir dia menyampaikan, kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati. Apabila terjadi banjir lagi silakan melakukan evakuasi sesuai arahan BPBD setempat. “Tetap hati dan jaga kesehatan,” pungkasnya.

Sementara Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Padang, Sutan Hendra mengatakan, sejumlah warga korban banjir di Kota Padang dievakuasi menggunakan perahu karet. Sutan Hendra menjelaskan, evakuasi warga yang terjebak banjir sudah dilakukan sejak pukul 05.00 WIB dini hari. Warga tersebut terjebak karena bertahan di rumah sedangkan intensitas air naik. “Air yang tidak kunjung surut sehingga kami diminta untuk mengevakuasi masyarakat menggunakan perahu karet,” katanya.

Sutan menerangkan, jika dalam melakukan evakuasi korban banjir tersebut, Damkar Kota Padang menurunkan 30 personil. Personil tersebut telah bersiaga sejak pukul 04.00 WIB. “Kami turunkan 30 personil dan 2 perahu karet untuk evakuasi korban banjir,” katanya.

Kemudian dia melanjutkan, evakuasi tersebut dilakukan di Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Lokasi tersebut cukup parah karena intensitas air cukup tinggi. “Kami lakukan penyelamatan di sekitar Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, karena wilayah itu cukup parah,” ujarnya.

Lalu, sampai saat ini jumlah pengungsi belum ada data yang jelas. “Untuk jumlah korban yang kami evakuasi sudah banyak, tapi data pastinya belum ada,” pungkasnya.

Sementara berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), longsor yang terjadi di Jorong Alai Nagari Koto Malintang, Kabupaten Agam, menutup ruas jalan provinsi hingga kendaraan tak dapat melewatinya. ”Pada kabupaten ini beberapa titik longsoran berdampak pada kerusakan bangunan dan prasarana. Sejumlah kerusakan teridentifikasi di Jorong Alai Nagari Koto Malintang, material longsor menutup ruas jalan provinsi sehingga kendaraan tidak dapat mengaksesnya,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Jumat (14/7).

Longsoran juga berada di Jorong Muko-muko. Bencana ini merusak rumah dua unit di Jorong Muko-muko, sedangkan beberapa rumah lain di Jorong Sigiran, Jorong Pantas dan Jorong Batunangai.

“Wilayah lain di Agam yang terdampak tanah longsor antara lain di Jorong Pandan, Jorong Sungai Tampang, Jorong Sungai Tampang dan Jorong Galapung,” ungkapnya.

“Sedangkan bencana banjir, Jorong Muko-muko Nagari Koto Malintang juga terkena dampak banjir,” tambahnya.

Di wilayah lain di Sumbar yakni Kabupaten Padang Pariaman sejumlah akses jalan juga terputus tertutup material longsor. “Di Nagari Lubuak Pandan dan Nagari Anduriang, satu rumah warga rusak dan sejumlah titik longsor menutup akses jalan. BPBD mencatat rumah warga terdampak mencapai 800 unit,” kata Abdul.

Tak hanya longsor, banjir juga menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Padang Pariaman. “Di antaranya Nagari Parit Malintang di Kecamatan Anam Lingkuang, Nagari Kasang di Kecamatan Batang Anai, Nagari Bisati Sungai Sariak dan Nagari Balah Aia Utara di Kecamatan VII Koto,” jelas Abdul.

Sementara itu, Kota Padang juga mengalami bencana banjir. Ketinggian air di sejumlah titik disebut mencapai ketinggian 100 cm. BNPB menyebut tidak ada korban jiwa akibat bencana yang terjadi di Padang Pariaman dan Kota Padang, namun dua orang dilaporkan hilang di Jorong Pantas, Kabupaten Agam.

Kendati demikian, BNPB mengimbau agar warga Sumatera Barat, khususnya Kabupaten Pariaman dan Kota Padang untuk bersiaga akibat prakiraan cuaca yang tak bersahabat dalam tiga hari ke depan. “Peringatan dini pada hari ini (14/7) dan lusa (16/7) wilayah Sumatra Barat masih berpotensi hujan lebat yang disertai petir atau kilat serta angin kencang. Hujan pun berpeluang terjadi pada besok, Sabtu (15/7),” imbuh Abdul. (bbs/adz)

PADANG, SUMUTPOS.CO – Bencana banjir dan longsor melanda sejumlah daerah di Sumatera Barat, Jumat (14/7). Akibatnya, sejumlah akses jalan terputus. Sedikitnya, ada dua orang yang tertimbun longsor di Kabupaten Agam dan 1 orang meninggal dunia di Kota Pariaman.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Rumainur mengatakan, banjir hampir merendam seluruh wilayah di pesisir Sumbar. Banjir disebabkan curah hujan yang cukup deras sejak Kamis malam, 13 Juli 2023, pukul 19.30 WIB. “Hampir seluruh wilayah Pesisir Sumbar terendam banjir Daerah yang terparah adalah Kota Padang,” katanya.

“Sampai saat ini masih ada beberapa titik di Kota Padang yang masih terendam banjir. Masyarakat juga ada yang mengungsi,” ujar Rumainur.

Selain itu, bencana banjir juga melanda Kabupaten Padang Pariaman. Ada sekitar 1.000 masyarakat yang terdampak di Padang Pariaman. “BPBD Padang Pariaman saat ini sedang memberikan bantuan makanan ke rumah-rumah warga terdampak. Hal itu karena warga tidak mau mengungsi,” ujarnya.

Dia menjelaskan, daerah lain terdampak banjir yaitu Pesisir Selatan, Agam, Kepulauan Mentawai, dan Kota Pariaman. “Data yang kami himpun, daerah tersebut tidak hanya mengalami bencana banjir, tetapi juga tanah longsor,” kata Rumainur.

Kemudian untuk korban ada 2 orang yang tertimbun longsor di Kabupaten Agam dan 1 orang meninggal di Kota Pariaman. “Kami masih melakukan pencarian terhadap korban tersebut. Korban hanyut sudah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman,” ucapnya.

“Hal yang paling sangat dibutuhkan saat ini adalah makanan dan obat-obatan. “ kata Rumainur.

Terakhir dia menyampaikan, kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati. Apabila terjadi banjir lagi silakan melakukan evakuasi sesuai arahan BPBD setempat. “Tetap hati dan jaga kesehatan,” pungkasnya.

Sementara Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Padang, Sutan Hendra mengatakan, sejumlah warga korban banjir di Kota Padang dievakuasi menggunakan perahu karet. Sutan Hendra menjelaskan, evakuasi warga yang terjebak banjir sudah dilakukan sejak pukul 05.00 WIB dini hari. Warga tersebut terjebak karena bertahan di rumah sedangkan intensitas air naik. “Air yang tidak kunjung surut sehingga kami diminta untuk mengevakuasi masyarakat menggunakan perahu karet,” katanya.

Sutan menerangkan, jika dalam melakukan evakuasi korban banjir tersebut, Damkar Kota Padang menurunkan 30 personil. Personil tersebut telah bersiaga sejak pukul 04.00 WIB. “Kami turunkan 30 personil dan 2 perahu karet untuk evakuasi korban banjir,” katanya.

Kemudian dia melanjutkan, evakuasi tersebut dilakukan di Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Lokasi tersebut cukup parah karena intensitas air cukup tinggi. “Kami lakukan penyelamatan di sekitar Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, karena wilayah itu cukup parah,” ujarnya.

Lalu, sampai saat ini jumlah pengungsi belum ada data yang jelas. “Untuk jumlah korban yang kami evakuasi sudah banyak, tapi data pastinya belum ada,” pungkasnya.

Sementara berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), longsor yang terjadi di Jorong Alai Nagari Koto Malintang, Kabupaten Agam, menutup ruas jalan provinsi hingga kendaraan tak dapat melewatinya. ”Pada kabupaten ini beberapa titik longsoran berdampak pada kerusakan bangunan dan prasarana. Sejumlah kerusakan teridentifikasi di Jorong Alai Nagari Koto Malintang, material longsor menutup ruas jalan provinsi sehingga kendaraan tidak dapat mengaksesnya,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Jumat (14/7).

Longsoran juga berada di Jorong Muko-muko. Bencana ini merusak rumah dua unit di Jorong Muko-muko, sedangkan beberapa rumah lain di Jorong Sigiran, Jorong Pantas dan Jorong Batunangai.

“Wilayah lain di Agam yang terdampak tanah longsor antara lain di Jorong Pandan, Jorong Sungai Tampang, Jorong Sungai Tampang dan Jorong Galapung,” ungkapnya.

“Sedangkan bencana banjir, Jorong Muko-muko Nagari Koto Malintang juga terkena dampak banjir,” tambahnya.

Di wilayah lain di Sumbar yakni Kabupaten Padang Pariaman sejumlah akses jalan juga terputus tertutup material longsor. “Di Nagari Lubuak Pandan dan Nagari Anduriang, satu rumah warga rusak dan sejumlah titik longsor menutup akses jalan. BPBD mencatat rumah warga terdampak mencapai 800 unit,” kata Abdul.

Tak hanya longsor, banjir juga menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Padang Pariaman. “Di antaranya Nagari Parit Malintang di Kecamatan Anam Lingkuang, Nagari Kasang di Kecamatan Batang Anai, Nagari Bisati Sungai Sariak dan Nagari Balah Aia Utara di Kecamatan VII Koto,” jelas Abdul.

Sementara itu, Kota Padang juga mengalami bencana banjir. Ketinggian air di sejumlah titik disebut mencapai ketinggian 100 cm. BNPB menyebut tidak ada korban jiwa akibat bencana yang terjadi di Padang Pariaman dan Kota Padang, namun dua orang dilaporkan hilang di Jorong Pantas, Kabupaten Agam.

Kendati demikian, BNPB mengimbau agar warga Sumatera Barat, khususnya Kabupaten Pariaman dan Kota Padang untuk bersiaga akibat prakiraan cuaca yang tak bersahabat dalam tiga hari ke depan. “Peringatan dini pada hari ini (14/7) dan lusa (16/7) wilayah Sumatra Barat masih berpotensi hujan lebat yang disertai petir atau kilat serta angin kencang. Hujan pun berpeluang terjadi pada besok, Sabtu (15/7),” imbuh Abdul. (bbs/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/