30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Terlacak Sebagai Pelatih Bomber

Mabes Polri Rilis Foto Sigit Qurdowi dan Hendro

JAKARTA-Mabes Polri merilis foto dua tersangka teroris yang tewas akibat baku tembak di Sukoharjo, Sigit Qurdowi dan Hendro Yunianto. Kedua jenazah saat ini masih berada di Semarang.

Kadivhumas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam menjelaskan, Minggu (15/5), kedua jenazah masih diteliti. Untuk jenazah Hendro, polisi telah mengirim sampel DNA ke Jakarta. Sementara untuk Sigit, Polri masih mencari keluarganya. ”Kita masih mencari data pembanding dari keluarganya masih dicari orangtua dan anaknya. Rumahnya masih dikunci,” kata Anton saat jumpa pers di Mabes Polri.

Dari foto yang dirilis, nampak wajah Sigit tanpa kumis dan memiliki rambut sedang. Sementara dari foto, Hendro memiliki potongan rambut cepak dan berkumis.

Anton mengatakan, dengan tewasnya Sigit dan Hendro maka total jumlah pelaku jaringan teroris Cirebon mencapai 15 orang. 12 orang diamankan, 3 tewas termasuk Sigit, Hendro dan pelaku bom bunuh diri M Syarif.
“5 kelompok Cirebon, 3 kelompok Depok dan Boyolali. 4 kelompok Surakarta, 2 Sukoharjo, satu M Syarif,” terang Anton.

Polisi masih terus menyelidiki adanya pihak lain yang ikut dalam jaringan Cirebon. Anton memastikan masih ada pihak yang masih diburu. “Jumlahnya nanti ya masih didalami,” tandasnya.

Sementara, hasil penggeledahan yang dilakukan polisi di rumah keluarga Sigit Qurdowi di Solo yang berakhir, Minggu (15/5) malam. Polisi menyita beberapa barang yang dicurigai terkait aksi terorisme. Diantara barang yang disita adalah sepucuk senjata api, ratusan VCD, dan uang tunai hingga puluhan juta rupiah.

Rumah orangtua Sigit ini terletak di Jalan Arjuna, Potrojayan, Serengan, Solo, digeledah polisi sejak siang hingga malam, selama hampir lima jam. Penggeledahan itu disaksikan oleh pengurus RT dan RW setempat. Menurut Ketua RT, Aris Nugroho, dari penggeledahan itu polisi menyita sejumlah barang yang dicurigai terkait dengan tindak terorisme yang disangkakan pada Sigit.

“Ada beberapa barang yang disita karena dicurigai terkait tindak terorisme, yaitu satu pucuk senjata api, 15 keping VCD, dan tunai Rp53 juta,” ujar Aris.

Penggeledahan rumah keluarga Sigit tersebut tersebut sempat membuat kaget warga sekitar lokasi. Sekitar pukul 14.30 WIB puluhan anggota Densus datang langsung membuat gaduh karena mendobrak paksa pintu pagar rumah milik Wihartono, ayah kandung Sigit.

Warga yang berkerumun mendekat karena mendengar kegaduhan, langsung diusir petugas. Warga dan wartawan yang berdatangan diusir menjauh hingga belasan meter dari rumah tersebut, dengan alasan menghindarkan kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Berhasil mendobrak pintu pagar, petugas berpenutup muka dan besenjata lengkap tersebut langsung masuk ke dalam rumah. Selanjutnya mereka melakukan penggeledahan di dalam rumah.

Sigit Hermawan Wijayanto adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Wihartono dan Endang Wilasti. Dia kemudian lebih dikenal dengan nama Sigit Qurdowi setelah aktif di laskar sejak awal tahun 2000-an. Keluarga hingga saat ini belum bersedia memberikan keterangan terkait kasus Sigit.

Polisi jauh-jauh hari telah menyita laptop salah satu tersangka terkait perusakan minimarket Alfamart di Cirebon. Ternyata dalam laptop itu terdapat rekaman video tersangka Sigit Qurdowi sedang melatih M Syarif.
“Dari laptop yang disita ada file yang sudah diambil data-data. Kita cek, ada video pelatihan. Sigit melatih bomber yang tewas M Syarif,” ujar Anton Bachrul. Di dalam video itu, kata Anton, terdapat belasan orang yang sedang dilatih secara militer. “Lebih dari 10 orang,” imbuhnya.

Dari video itu pula, polisi berhasil mengidentifikasi sejumlah orang yang diduga pelaku teroris. “Kita tahu orang-orangnya, siapa,” terang Anton.

Seperti diketahui, dua terduga teroris, Sigit Qurdowi dan pengawalnya Hendro tewas akibat baku tembak dengan polisi di Kampung Dukuh, Desa Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo sekitar pukul 01.00 WIB, Sabtu (14/5). Sigit Qurdowi dan Hendro antara lain merupakan DPO bom gereja dan Mapolsek Pasar Kliwon (Solo) pada bulan Desember 2010. Mereka juga terlibat jaringan terorisme di Cirebon. (net/bbs/jpnn)

Mabes Polri Rilis Foto Sigit Qurdowi dan Hendro

JAKARTA-Mabes Polri merilis foto dua tersangka teroris yang tewas akibat baku tembak di Sukoharjo, Sigit Qurdowi dan Hendro Yunianto. Kedua jenazah saat ini masih berada di Semarang.

Kadivhumas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam menjelaskan, Minggu (15/5), kedua jenazah masih diteliti. Untuk jenazah Hendro, polisi telah mengirim sampel DNA ke Jakarta. Sementara untuk Sigit, Polri masih mencari keluarganya. ”Kita masih mencari data pembanding dari keluarganya masih dicari orangtua dan anaknya. Rumahnya masih dikunci,” kata Anton saat jumpa pers di Mabes Polri.

Dari foto yang dirilis, nampak wajah Sigit tanpa kumis dan memiliki rambut sedang. Sementara dari foto, Hendro memiliki potongan rambut cepak dan berkumis.

Anton mengatakan, dengan tewasnya Sigit dan Hendro maka total jumlah pelaku jaringan teroris Cirebon mencapai 15 orang. 12 orang diamankan, 3 tewas termasuk Sigit, Hendro dan pelaku bom bunuh diri M Syarif.
“5 kelompok Cirebon, 3 kelompok Depok dan Boyolali. 4 kelompok Surakarta, 2 Sukoharjo, satu M Syarif,” terang Anton.

Polisi masih terus menyelidiki adanya pihak lain yang ikut dalam jaringan Cirebon. Anton memastikan masih ada pihak yang masih diburu. “Jumlahnya nanti ya masih didalami,” tandasnya.

Sementara, hasil penggeledahan yang dilakukan polisi di rumah keluarga Sigit Qurdowi di Solo yang berakhir, Minggu (15/5) malam. Polisi menyita beberapa barang yang dicurigai terkait aksi terorisme. Diantara barang yang disita adalah sepucuk senjata api, ratusan VCD, dan uang tunai hingga puluhan juta rupiah.

Rumah orangtua Sigit ini terletak di Jalan Arjuna, Potrojayan, Serengan, Solo, digeledah polisi sejak siang hingga malam, selama hampir lima jam. Penggeledahan itu disaksikan oleh pengurus RT dan RW setempat. Menurut Ketua RT, Aris Nugroho, dari penggeledahan itu polisi menyita sejumlah barang yang dicurigai terkait dengan tindak terorisme yang disangkakan pada Sigit.

“Ada beberapa barang yang disita karena dicurigai terkait tindak terorisme, yaitu satu pucuk senjata api, 15 keping VCD, dan tunai Rp53 juta,” ujar Aris.

Penggeledahan rumah keluarga Sigit tersebut tersebut sempat membuat kaget warga sekitar lokasi. Sekitar pukul 14.30 WIB puluhan anggota Densus datang langsung membuat gaduh karena mendobrak paksa pintu pagar rumah milik Wihartono, ayah kandung Sigit.

Warga yang berkerumun mendekat karena mendengar kegaduhan, langsung diusir petugas. Warga dan wartawan yang berdatangan diusir menjauh hingga belasan meter dari rumah tersebut, dengan alasan menghindarkan kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Berhasil mendobrak pintu pagar, petugas berpenutup muka dan besenjata lengkap tersebut langsung masuk ke dalam rumah. Selanjutnya mereka melakukan penggeledahan di dalam rumah.

Sigit Hermawan Wijayanto adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Wihartono dan Endang Wilasti. Dia kemudian lebih dikenal dengan nama Sigit Qurdowi setelah aktif di laskar sejak awal tahun 2000-an. Keluarga hingga saat ini belum bersedia memberikan keterangan terkait kasus Sigit.

Polisi jauh-jauh hari telah menyita laptop salah satu tersangka terkait perusakan minimarket Alfamart di Cirebon. Ternyata dalam laptop itu terdapat rekaman video tersangka Sigit Qurdowi sedang melatih M Syarif.
“Dari laptop yang disita ada file yang sudah diambil data-data. Kita cek, ada video pelatihan. Sigit melatih bomber yang tewas M Syarif,” ujar Anton Bachrul. Di dalam video itu, kata Anton, terdapat belasan orang yang sedang dilatih secara militer. “Lebih dari 10 orang,” imbuhnya.

Dari video itu pula, polisi berhasil mengidentifikasi sejumlah orang yang diduga pelaku teroris. “Kita tahu orang-orangnya, siapa,” terang Anton.

Seperti diketahui, dua terduga teroris, Sigit Qurdowi dan pengawalnya Hendro tewas akibat baku tembak dengan polisi di Kampung Dukuh, Desa Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo sekitar pukul 01.00 WIB, Sabtu (14/5). Sigit Qurdowi dan Hendro antara lain merupakan DPO bom gereja dan Mapolsek Pasar Kliwon (Solo) pada bulan Desember 2010. Mereka juga terlibat jaringan terorisme di Cirebon. (net/bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/