25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Skema Puncak Haji Disiapkan Di Mina, Jamaah Lansia Diimbau Tetap di Tenda

SUMUTPOS.CO – Sebanyak 140.669 jamaah haji asal Indonesia telah tiba di Arab Saudi. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 Hijriah pun bersiap menyambut puncak ibadah haji.

Ketua PPIH Arab Saudi M Subhan Cholid mengatakan, saat ini pihaknya sedang fokus menyiapkan skema penyelenggaraan pada puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). “Kami telah membentuk sebuah struktur yang kita sebut Satop (Satuan Operasional) Armina. Kita akan bentuk tiga satgas (Satuan Tugas) yaitu Satgas Arafah untuk Daker Bandara, Satgas Muzdalifah untuk Daker Makkah, dan Satgas Mina untuk Daker Madinah,” kata Subhan, Rabu (15/6).

Subhan merinci di setiap Satgas akan dibentuk tim adhoc, masing-masing 11 Tim. Setiap tim adhoc bertugas memberikan layanan kepada seluruh jemaah selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

Tim adhoc ini, beranggotakan petugas pelindungan jamaah (Linjam), Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah (PKP3JH), petugas kesehatan, petugas layanan lansia, serta tim bimbingan ibadah. “Insya Allah kebutuhan layanan kepada jemaah akan kita berikan melalui titik-titik adhoc,” kata Subhan.

Selain itu, pihaknya juga akan menempatkan sejumlah personel pada 70 maktab yang ditempati jamaah haji Indonesia. Mereka bertugas melakukan pengawasan Maktab dalam memberikan layanan akomodasi jamaah. Selain itu, ada juga personel yang akan melakukan pengawasan layanan katering. “Jamaah akan mendapat layanan katering sebanyak 16 kali makan selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Layanan ini disiapkan oleh maktab. Kita siapkan tim yang melekat untuk melakukan pengawasan,” sebut Subhan.

Khusus di Mina, selain tim adhoc yang ditempatkan pada 11 titik area tenda jemaah, disiapkan juga tim Jamarat. Tim ini akan disiapkan pada 10 titik, sebanyak lima titik pada rute jamarat bagian atas, dan lima titik pada rute jamarat bagian bawah. “Kita siapkan jalur pengamanan di atas dan bawah. Sebab, rute pergerakan jemaah haji Indonesia dari tenda Mina ke Jamarat yang disiapkan Saudi, bisa melalui jalur atas dan ada potensi juga jemaah melalui jalur bawah. Sehingga di atas lima titik dan bawah lima titik untuk pengamanan,” jelas Subhan.

“Dari Jamarat menuju tenda di Mina, disiapkan delapan pos petugas. Di setiap pos ditempatkan sejumlah personil untuk mengawal jemaah selama dalam perjalanan menuju dan pulang dari Jamarat,” lanjutnya.

Subhan menambahkan, petugas layanan lansia akan ditempatkan di setiap titik. Mereka akan dibekali dengan dengan sejumlah perangkat, termasuk kursi roda dan lainnya. “Insya Allah kita akan siapkan lebih 100 kursi roda untuk layanan Armina, utamanya pada fase Mina. Pihak Masyarik juga menginformasikan bahwa mereka akan menyiapkan 15 mobil golf di Mina untuk layanan lansia,” terangnya.

Selama di Mina nanti, Subhan mengimbau kepada jamaah lansia untuk tetap berada di tenda. Proses lempar jumrahnya bisa diwakilkan kepada jamaah lainnya dan itu sah. Sebab, untuk sampai ke jamarat, harus jalan kaki dan itu butuh energi luar biasa. Jarak terdekat antara tenda ke jamarat sekitar 3 km, kalau pergi pulang berarti 6 km. Sementara jarak terjauh mencapai 7 km, kalau pergi pulang berarti 14 km.

“Ini tentu bagi jemaah lansia sangat berat. Karenanya bisa diwakilkan karena secara Syar’i memang diizinkan untuk diwakilkan. Jemaah lansia tetap berada di tenda untuk berdoa dan berzikir, sementara lontar jumrahnya diwakilkan,” ungkap Subhan.

 

Pergerakan Jamaah

Subhan menjelaskan, PPIH bersama Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, serta pihak Masyarik, telah menyusun rencana pergerakan jamaah haji pada fase Armina. Jemaah haji Indonesia akan mulai diberangkatkan ke Arafah pada 8 Zulhijjah. Mereka diberangkatkan dalam tiga fase pemberangkatan. Fase pertama, mulai pukul 07.00 – 11.00 waktu Arab Saudi (WAS). Fase kedua, mulai pukul 11.00 WAS – 15.00 WAS. Fase ketiga, mulai 15.00 WAS sampai selesai.

“Jadi ada tiga trip pemberangkatan jemaah. Setiap Maktab akan mengalokasikan 21 bus. Jumlah jemaah per maktab sekitar 2.900 orang. Satu bus akan membawa 45 jemaah. Jadi insya Allah setiap maktab bisa diselesaikan dalam tiga setengah kali putaran penjemputan,” sebut Subhan.

Pergerakan selanjutnya adalah dari Arafah menuju Muzdalifah, setelah jemaah menjalani ibadah wukuf. Pada fase ini, sarana transportasi yang digunakan setiap maktab dikurangi menjadi hanya 9 bus. Sehingga, proses penjemputan jemaah diperkirakan akan sampai tujuh hingga delapan putaran.

Dari Muzdalifah, jemaah selanjutnya akan diberangkatkan menuju Mina. Jarak antara Muzdalifah ke Mina, hanya sekitar 2 km. Karenanya, untuk menghindari kemacetan, armada yang digunakan kembali dikurangi, menjadi hanya 5 bus per maktab. Ini berakibat pada proses perputaran bus menjadi lebih banyak.

“Untuk pergerakan dari Mina ke Makkah, armada yang digunakan akan kembali menjadi 21 bus per maktab. Jemaah yang mengambil nafar awal akan diberangkatkan pada 12 Zulhijjah sebelum terbenamnya matahari, sedang yang mengambil nafar tsani diberangkatkan dari Mina pada 13 Zulhijjah,” jelas Subhan.

Skema persiapan puncak haji ini, kata Subhan, akan mulai disosialisasikan ke petugas dan jamaah. Petugas diharapkan bisa memahami tugas dan pos layanannya masing-masing. Jamaah memahami bahwa ada banyak petugas yang akan melayani mereka di setiap tahapan puncak haji. “Masing-masing maktab sudah melakukan koordinasi terkait pembagian jadwal keberangkatan. Jadwal itu akan diinformasikan ke petugas dan jemaah agar dipahami dan dipedomani,” tandasnya.

 

Kloter Terakhir Embarkasi Medan Gabung dengan Makassar

Sementara, calon jamaah haji (CJH) kelompok terbang (kloter) 24 yang merupakan kloter terakhir Embarkasi Medan, akan diberangkatkan Sabtu (17/6). Mereka akan bergabung dengan jamaah asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Koordinator Humas dan Protokol Pembantu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (P3IH), M Yunus mengatakan, kloter 24 berjumlah 17 orang dari gabungan beberapa daerah. “Benar, nanti kloter 24 akan gabung dengan Makassar. Ada 17 orang asal Kabupaten Asahan, Kota Medan, dan lainnya,” kata Yunus kepada Sumut Pos, Kamis (15/6). Kloter terakhir ini, kata Yunus, akan diberangkatkan ke tanah suci pada Sabtu, sekira pukul 10.00 WIB.

Sebelumnya, Ketua PPIH Embarkasi Medan, H Ahmad Qosbi penah mengatakan, jika tahun ini Embarkasi Medan bertambah menjadi 24 kloter yang sebelumnya hanya 22 kloter. “Tahun ini kloter terakhir atau kloter 24 akan bergabung dengan Provinsi Sulawesi Selatan. Di mana ketua kloter dari mereka dan pemimpin ibadah dari Medan,” ujarnya.

Sebelumnya, PPIH Embarkasi Medan telah memberangkatkan kloter 22 asal Kabupaten Labuhanbatu Utara, Padanglawas Utara, Deliserdang, Kota Medan, Kota Gunung Sitoli dan Kota Padangsidimpuan. Berjumlah 348 CJH, kloter ini bertolak ke tanah suci, Kamis (15/6) dinihari.

Bupati Labura Hendriyanto Sitorus, dalam acar pelepasan menitipkan pesan kepada petugas kloter, agar membimbing para jamaah lanjut usia (lansia) selama menjalani ibadah. “Jamaah kita semua masih baru, jamaah kloter 22 sebanyak 70 persen lansia. Harus sama-sama kompak menjaga sikap nama baik daerah kita Sumatera Utara dan jaga sikap nama baik negara kita,” ucapnya.

Selanjutnya dalam pelepasan CJH, juga diikuti dengan penyerahan pataka merah putih kepada petugas haji daerah. (jpg/man/adz)

SUMUTPOS.CO – Sebanyak 140.669 jamaah haji asal Indonesia telah tiba di Arab Saudi. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 Hijriah pun bersiap menyambut puncak ibadah haji.

Ketua PPIH Arab Saudi M Subhan Cholid mengatakan, saat ini pihaknya sedang fokus menyiapkan skema penyelenggaraan pada puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). “Kami telah membentuk sebuah struktur yang kita sebut Satop (Satuan Operasional) Armina. Kita akan bentuk tiga satgas (Satuan Tugas) yaitu Satgas Arafah untuk Daker Bandara, Satgas Muzdalifah untuk Daker Makkah, dan Satgas Mina untuk Daker Madinah,” kata Subhan, Rabu (15/6).

Subhan merinci di setiap Satgas akan dibentuk tim adhoc, masing-masing 11 Tim. Setiap tim adhoc bertugas memberikan layanan kepada seluruh jemaah selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

Tim adhoc ini, beranggotakan petugas pelindungan jamaah (Linjam), Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah (PKP3JH), petugas kesehatan, petugas layanan lansia, serta tim bimbingan ibadah. “Insya Allah kebutuhan layanan kepada jemaah akan kita berikan melalui titik-titik adhoc,” kata Subhan.

Selain itu, pihaknya juga akan menempatkan sejumlah personel pada 70 maktab yang ditempati jamaah haji Indonesia. Mereka bertugas melakukan pengawasan Maktab dalam memberikan layanan akomodasi jamaah. Selain itu, ada juga personel yang akan melakukan pengawasan layanan katering. “Jamaah akan mendapat layanan katering sebanyak 16 kali makan selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Layanan ini disiapkan oleh maktab. Kita siapkan tim yang melekat untuk melakukan pengawasan,” sebut Subhan.

Khusus di Mina, selain tim adhoc yang ditempatkan pada 11 titik area tenda jemaah, disiapkan juga tim Jamarat. Tim ini akan disiapkan pada 10 titik, sebanyak lima titik pada rute jamarat bagian atas, dan lima titik pada rute jamarat bagian bawah. “Kita siapkan jalur pengamanan di atas dan bawah. Sebab, rute pergerakan jemaah haji Indonesia dari tenda Mina ke Jamarat yang disiapkan Saudi, bisa melalui jalur atas dan ada potensi juga jemaah melalui jalur bawah. Sehingga di atas lima titik dan bawah lima titik untuk pengamanan,” jelas Subhan.

“Dari Jamarat menuju tenda di Mina, disiapkan delapan pos petugas. Di setiap pos ditempatkan sejumlah personil untuk mengawal jemaah selama dalam perjalanan menuju dan pulang dari Jamarat,” lanjutnya.

Subhan menambahkan, petugas layanan lansia akan ditempatkan di setiap titik. Mereka akan dibekali dengan dengan sejumlah perangkat, termasuk kursi roda dan lainnya. “Insya Allah kita akan siapkan lebih 100 kursi roda untuk layanan Armina, utamanya pada fase Mina. Pihak Masyarik juga menginformasikan bahwa mereka akan menyiapkan 15 mobil golf di Mina untuk layanan lansia,” terangnya.

Selama di Mina nanti, Subhan mengimbau kepada jamaah lansia untuk tetap berada di tenda. Proses lempar jumrahnya bisa diwakilkan kepada jamaah lainnya dan itu sah. Sebab, untuk sampai ke jamarat, harus jalan kaki dan itu butuh energi luar biasa. Jarak terdekat antara tenda ke jamarat sekitar 3 km, kalau pergi pulang berarti 6 km. Sementara jarak terjauh mencapai 7 km, kalau pergi pulang berarti 14 km.

“Ini tentu bagi jemaah lansia sangat berat. Karenanya bisa diwakilkan karena secara Syar’i memang diizinkan untuk diwakilkan. Jemaah lansia tetap berada di tenda untuk berdoa dan berzikir, sementara lontar jumrahnya diwakilkan,” ungkap Subhan.

 

Pergerakan Jamaah

Subhan menjelaskan, PPIH bersama Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, serta pihak Masyarik, telah menyusun rencana pergerakan jamaah haji pada fase Armina. Jemaah haji Indonesia akan mulai diberangkatkan ke Arafah pada 8 Zulhijjah. Mereka diberangkatkan dalam tiga fase pemberangkatan. Fase pertama, mulai pukul 07.00 – 11.00 waktu Arab Saudi (WAS). Fase kedua, mulai pukul 11.00 WAS – 15.00 WAS. Fase ketiga, mulai 15.00 WAS sampai selesai.

“Jadi ada tiga trip pemberangkatan jemaah. Setiap Maktab akan mengalokasikan 21 bus. Jumlah jemaah per maktab sekitar 2.900 orang. Satu bus akan membawa 45 jemaah. Jadi insya Allah setiap maktab bisa diselesaikan dalam tiga setengah kali putaran penjemputan,” sebut Subhan.

Pergerakan selanjutnya adalah dari Arafah menuju Muzdalifah, setelah jemaah menjalani ibadah wukuf. Pada fase ini, sarana transportasi yang digunakan setiap maktab dikurangi menjadi hanya 9 bus. Sehingga, proses penjemputan jemaah diperkirakan akan sampai tujuh hingga delapan putaran.

Dari Muzdalifah, jemaah selanjutnya akan diberangkatkan menuju Mina. Jarak antara Muzdalifah ke Mina, hanya sekitar 2 km. Karenanya, untuk menghindari kemacetan, armada yang digunakan kembali dikurangi, menjadi hanya 5 bus per maktab. Ini berakibat pada proses perputaran bus menjadi lebih banyak.

“Untuk pergerakan dari Mina ke Makkah, armada yang digunakan akan kembali menjadi 21 bus per maktab. Jemaah yang mengambil nafar awal akan diberangkatkan pada 12 Zulhijjah sebelum terbenamnya matahari, sedang yang mengambil nafar tsani diberangkatkan dari Mina pada 13 Zulhijjah,” jelas Subhan.

Skema persiapan puncak haji ini, kata Subhan, akan mulai disosialisasikan ke petugas dan jamaah. Petugas diharapkan bisa memahami tugas dan pos layanannya masing-masing. Jamaah memahami bahwa ada banyak petugas yang akan melayani mereka di setiap tahapan puncak haji. “Masing-masing maktab sudah melakukan koordinasi terkait pembagian jadwal keberangkatan. Jadwal itu akan diinformasikan ke petugas dan jemaah agar dipahami dan dipedomani,” tandasnya.

 

Kloter Terakhir Embarkasi Medan Gabung dengan Makassar

Sementara, calon jamaah haji (CJH) kelompok terbang (kloter) 24 yang merupakan kloter terakhir Embarkasi Medan, akan diberangkatkan Sabtu (17/6). Mereka akan bergabung dengan jamaah asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Koordinator Humas dan Protokol Pembantu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (P3IH), M Yunus mengatakan, kloter 24 berjumlah 17 orang dari gabungan beberapa daerah. “Benar, nanti kloter 24 akan gabung dengan Makassar. Ada 17 orang asal Kabupaten Asahan, Kota Medan, dan lainnya,” kata Yunus kepada Sumut Pos, Kamis (15/6). Kloter terakhir ini, kata Yunus, akan diberangkatkan ke tanah suci pada Sabtu, sekira pukul 10.00 WIB.

Sebelumnya, Ketua PPIH Embarkasi Medan, H Ahmad Qosbi penah mengatakan, jika tahun ini Embarkasi Medan bertambah menjadi 24 kloter yang sebelumnya hanya 22 kloter. “Tahun ini kloter terakhir atau kloter 24 akan bergabung dengan Provinsi Sulawesi Selatan. Di mana ketua kloter dari mereka dan pemimpin ibadah dari Medan,” ujarnya.

Sebelumnya, PPIH Embarkasi Medan telah memberangkatkan kloter 22 asal Kabupaten Labuhanbatu Utara, Padanglawas Utara, Deliserdang, Kota Medan, Kota Gunung Sitoli dan Kota Padangsidimpuan. Berjumlah 348 CJH, kloter ini bertolak ke tanah suci, Kamis (15/6) dinihari.

Bupati Labura Hendriyanto Sitorus, dalam acar pelepasan menitipkan pesan kepada petugas kloter, agar membimbing para jamaah lanjut usia (lansia) selama menjalani ibadah. “Jamaah kita semua masih baru, jamaah kloter 22 sebanyak 70 persen lansia. Harus sama-sama kompak menjaga sikap nama baik daerah kita Sumatera Utara dan jaga sikap nama baik negara kita,” ucapnya.

Selanjutnya dalam pelepasan CJH, juga diikuti dengan penyerahan pataka merah putih kepada petugas haji daerah. (jpg/man/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/