26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Filosofi Tenun Ikat

Zeby Febrina

SETELAH getol mendukung komodo, aktivis Zeby Febrina kini juga mencurahkan perhatian pada ciri khas Nusa Tenggara Timur lainnya: tenun ikat. Selama pameran industri kreatif di Jakarta Convention Center (JCC) pekan ini, Zeby ikut sibuk mempromosikan tenun yang murni buatan tangan manusia itu.

“Tenun ikat itu benar-benar budaya manusia. Sampai sekarang, tidak ada tenun ikat yang dibuat oleh mesin. Semuanya dibuat dengan tangan dan peralatan tradisional,” papar perempuan berusia 40 tahun tersebut. Istri gitaris Aria Baron itu mengatakan, tenun ikat tidak dibuat sembarangan. Warna yang dipakai merupakan warna dari tumbuh-tumbuhan. Yang membuat tenun ikat lebih spesial, pola yang dibentuk pada tenun sejatinya sebuah cerita.(aga/nar/c6/ttg/jpnn)

Zeby Febrina

SETELAH getol mendukung komodo, aktivis Zeby Febrina kini juga mencurahkan perhatian pada ciri khas Nusa Tenggara Timur lainnya: tenun ikat. Selama pameran industri kreatif di Jakarta Convention Center (JCC) pekan ini, Zeby ikut sibuk mempromosikan tenun yang murni buatan tangan manusia itu.

“Tenun ikat itu benar-benar budaya manusia. Sampai sekarang, tidak ada tenun ikat yang dibuat oleh mesin. Semuanya dibuat dengan tangan dan peralatan tradisional,” papar perempuan berusia 40 tahun tersebut. Istri gitaris Aria Baron itu mengatakan, tenun ikat tidak dibuat sembarangan. Warna yang dipakai merupakan warna dari tumbuh-tumbuhan. Yang membuat tenun ikat lebih spesial, pola yang dibentuk pada tenun sejatinya sebuah cerita.(aga/nar/c6/ttg/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/