32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Puncak Wabah Diprediksi Mei-Juni, Estimasi Terjangkit Covid-19 Capai 95 Ribu Orang

jelaskan: Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah.
jelaskan: Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah.

Puncak kasus Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia diprediksi akan terjadi pada awal Mei hingga awal Juni 2020. Pada saat itu, orang yang terinfeksi Corona diperkirakan mencapai 95 ribu. Prediksi itu sesuai hasil kajian yang dilakukan Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 nasional.

“KAMI telah kaji dan kombinasikan semua prediksi, dan kami percaya puncak dari pandemi di Indonesia ini akan mulai terjadi di antara awal Mei hingga sekitar awal Juni 2020. Kasus selama masa puncak ini kumulatif 95 ribu kasus,” kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmiton

dalam konferensi pers secara virtual bersama Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Jakarta, Kamis (16/4).

Wiku mengatakan, prediksi itu datang dari berbagai kajian yang dilakukan para ahli, dan lembaga ilmiah. Setelah masa puncak di awal Juni, kenaikan jumlah kasus positif akan mulai melandai. Periode Juni hingga Juli 2020, kata Wiku, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 106 ribu kasus.

Wiku mengemukakan, pemerintah akan terus berupaya memutus rantai penularan virus Corona baru agar jumlah kasus positif tidak mencapai angka yang diprediksikan.”Bagaimanapun kita percaya angka ini bukan angka yang sudah rigid. Kami terus menerapkan berbagai kebijakan agar jumlah kasus positif bisa lebih rendah dari yang diproyeksikan,” ujar Wiku.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pemerintah Indonesia terus mengevaluasi kebijakan penanganan Covid-19 setiap hari guna memberikan dampak lebih maksimal dalam upaya melawan pandemi. “Setiap hari kami mengevaluasi kebijakan, mencoba membuatnya dapat diterapkan dan memberikan dampak lebih dalam upaya melawan virus,” ujar Retno.

Menlu mengatakan kebijakan yang diambil pemerintah selalu didasari relevansi dan karakter kebudayaan, kondisi demografi dan ekonomi. Retno juga menyampaikan kembali pernyataan Presiden Joko Widodo, bahwa tidak ada kebijakan atau formula yang dapat diimplementasikan secara pas bagi semua negara. Itu karena Covid-19 merupakan tantangan semua negara tanpa terkecuali. Hal terpenting dilakukan saat ini adalah belajar dari pengalaman negara-negara lain.

“Diperlukan kerja sama antara setiap warga negara untuk menjalankan sejumlah fokus prioritas, yakni mengatasi pandemi, memitigasi dampak ekonomi dan melindungi warga negara,” urainya.

Positif 5.516 dan PDP 11.873

Sedikitnya sudah ada 40 ribu orang di Indonesia dites Covid-19. Spesimen mereka diambil dengan swab metode real time PCR. Data terbaru, Kamis (16/4), ada pertambahan kasus baru pasien positif sebanyak 380 orang sehingga totalnya menjadi 5.516. Selain kasus positif, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) juga masih bertambah. Pasien ODP sebanyak 169.446 dan PDP 11.873 orang.

“Ini adalah data sesuai hasil pemeriksaan real time PCR. Sembuh 548 orang dan meninggal 496 orang,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers, Kamis (16/4).

Menurut Yurianto, semua hasil yang diperiksa dengan PCR tersebut dilakukan di 32 laboratorium. Dan segera akan bertambah menjadi 78 laboratorium untuk segera aktif.

Pemerintah juga segera mengejar pengujian spesimen hingga lebih dari 10 ribu spesimen per hari. Caranya dengan mendatangkan mesin PCR atau memodifikasi teknologi yang sebelumnya sudah ada di tiap puskesmas dan rumah sakit.

“Pemerintah bekerja keras agar penyakit ini berlalu. Kami ringankan agar tak jadi beban. Terima kasih atas kepatuhan dan disiplin masyarakat semua. Tantangan dan risiko ini sudah berat. Tak perlu kita tambah beban psikologis dengan berita hoax,” tukas Yurianto.

Dia juga meminta agar semua pasien positif dan ODP yang melakukan isolasi mandiri di rumah, agar patuh dan disiplin. Jangan sampai menularkan yang lain. “Isolasi di rumah harus diperketat, isolasi kelompok, RT RW, desa. Kepatuhan memutus kontak jadi penting. Kami mohon kesabarannya. Masa sulit ini ujian bersama. Maka dari itu tetap aman berada di rumah,” tandasnya.

Sehari, Ada 102 Pasien Sembuh

Pasien Covid-19 yang juga sembuh terus bertambah setiap hari. Kabar baik ini menjadi harapan dan memberi rasa optimis bahwa pasien Covid-19 memang bisa sembuh. Untuk pertama kalinya terjadi di Indonesia pada Kamis (16/4), kasus pasien sembuh Covid-19 lebih tinggi dari kematian. Dalam sehari ada pertambahan 102 pasien sembuh.

Dalam sehari ada pertambahan 102 pasien sembuh dari semua provinsi di Indonesia. Kasus pasien sembuh kini total mencapai 548 orang. “Pasien sembuh trus naik, dalam sehari ada 102 pasien sembuh,” Achmad Yurianto.

Sementara itu angka kematian bertambah 27 orang. Total kasus meninggal kini sebanyak 496 kematian. Angka itu membuat kasus pasien sembuh jauh lebih banyak dibanding kasus meninggal. “Ayo pastikan bahwa kita tak tertular dan tak menulari. Hargai dan bantu isolasi mandiri, jangan diskriminasi pasien Covid-19 dan yang sudah pulang. Tak boleh tolak jenazah Covid-19. Kekompakan mutlak sedang dibutuhkan. Sedang diuji. Mari kita lawan Covid-19 dengan tetap berada di rumah,” ujar Yurianto.

Yurianto merinci sejumlah pasien sembuh di 5 provinsi tertinggi. Dari 34 provinsi terdampak Covid-19, sudah sembuh di DKI Jakarta sebanyak 202 pasien, Jawa Timur 86 pasien, Sulawesi Selatan 42 pasien, Bali 32 pasien, dan Jawa Barat 28 pasien. Serta tersebar di seluruh provinsi lainnya.

Yurianto mengingatkan juga agar masyarakat jangan lengah dengan Covid-19 dan tetap mewaspadai munculnya penyakit pancaroba seperti Demam Berdarah Dengue (DBD). Jangan sampai angka pasien DBD memperburuk situasi Covid-19.

“Ancaman DBD secara klasik masih mumcul. Maka selain jaga jarak dan pakai masker serta berada di rumah saja, masyarakat juga harus jadi Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk setiap rumah masing-masing,” tegasnya. (jpc)

jelaskan: Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah.
jelaskan: Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah.

Puncak kasus Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia diprediksi akan terjadi pada awal Mei hingga awal Juni 2020. Pada saat itu, orang yang terinfeksi Corona diperkirakan mencapai 95 ribu. Prediksi itu sesuai hasil kajian yang dilakukan Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 nasional.

“KAMI telah kaji dan kombinasikan semua prediksi, dan kami percaya puncak dari pandemi di Indonesia ini akan mulai terjadi di antara awal Mei hingga sekitar awal Juni 2020. Kasus selama masa puncak ini kumulatif 95 ribu kasus,” kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmiton

dalam konferensi pers secara virtual bersama Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Jakarta, Kamis (16/4).

Wiku mengatakan, prediksi itu datang dari berbagai kajian yang dilakukan para ahli, dan lembaga ilmiah. Setelah masa puncak di awal Juni, kenaikan jumlah kasus positif akan mulai melandai. Periode Juni hingga Juli 2020, kata Wiku, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 106 ribu kasus.

Wiku mengemukakan, pemerintah akan terus berupaya memutus rantai penularan virus Corona baru agar jumlah kasus positif tidak mencapai angka yang diprediksikan.”Bagaimanapun kita percaya angka ini bukan angka yang sudah rigid. Kami terus menerapkan berbagai kebijakan agar jumlah kasus positif bisa lebih rendah dari yang diproyeksikan,” ujar Wiku.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pemerintah Indonesia terus mengevaluasi kebijakan penanganan Covid-19 setiap hari guna memberikan dampak lebih maksimal dalam upaya melawan pandemi. “Setiap hari kami mengevaluasi kebijakan, mencoba membuatnya dapat diterapkan dan memberikan dampak lebih dalam upaya melawan virus,” ujar Retno.

Menlu mengatakan kebijakan yang diambil pemerintah selalu didasari relevansi dan karakter kebudayaan, kondisi demografi dan ekonomi. Retno juga menyampaikan kembali pernyataan Presiden Joko Widodo, bahwa tidak ada kebijakan atau formula yang dapat diimplementasikan secara pas bagi semua negara. Itu karena Covid-19 merupakan tantangan semua negara tanpa terkecuali. Hal terpenting dilakukan saat ini adalah belajar dari pengalaman negara-negara lain.

“Diperlukan kerja sama antara setiap warga negara untuk menjalankan sejumlah fokus prioritas, yakni mengatasi pandemi, memitigasi dampak ekonomi dan melindungi warga negara,” urainya.

Positif 5.516 dan PDP 11.873

Sedikitnya sudah ada 40 ribu orang di Indonesia dites Covid-19. Spesimen mereka diambil dengan swab metode real time PCR. Data terbaru, Kamis (16/4), ada pertambahan kasus baru pasien positif sebanyak 380 orang sehingga totalnya menjadi 5.516. Selain kasus positif, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) juga masih bertambah. Pasien ODP sebanyak 169.446 dan PDP 11.873 orang.

“Ini adalah data sesuai hasil pemeriksaan real time PCR. Sembuh 548 orang dan meninggal 496 orang,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers, Kamis (16/4).

Menurut Yurianto, semua hasil yang diperiksa dengan PCR tersebut dilakukan di 32 laboratorium. Dan segera akan bertambah menjadi 78 laboratorium untuk segera aktif.

Pemerintah juga segera mengejar pengujian spesimen hingga lebih dari 10 ribu spesimen per hari. Caranya dengan mendatangkan mesin PCR atau memodifikasi teknologi yang sebelumnya sudah ada di tiap puskesmas dan rumah sakit.

“Pemerintah bekerja keras agar penyakit ini berlalu. Kami ringankan agar tak jadi beban. Terima kasih atas kepatuhan dan disiplin masyarakat semua. Tantangan dan risiko ini sudah berat. Tak perlu kita tambah beban psikologis dengan berita hoax,” tukas Yurianto.

Dia juga meminta agar semua pasien positif dan ODP yang melakukan isolasi mandiri di rumah, agar patuh dan disiplin. Jangan sampai menularkan yang lain. “Isolasi di rumah harus diperketat, isolasi kelompok, RT RW, desa. Kepatuhan memutus kontak jadi penting. Kami mohon kesabarannya. Masa sulit ini ujian bersama. Maka dari itu tetap aman berada di rumah,” tandasnya.

Sehari, Ada 102 Pasien Sembuh

Pasien Covid-19 yang juga sembuh terus bertambah setiap hari. Kabar baik ini menjadi harapan dan memberi rasa optimis bahwa pasien Covid-19 memang bisa sembuh. Untuk pertama kalinya terjadi di Indonesia pada Kamis (16/4), kasus pasien sembuh Covid-19 lebih tinggi dari kematian. Dalam sehari ada pertambahan 102 pasien sembuh.

Dalam sehari ada pertambahan 102 pasien sembuh dari semua provinsi di Indonesia. Kasus pasien sembuh kini total mencapai 548 orang. “Pasien sembuh trus naik, dalam sehari ada 102 pasien sembuh,” Achmad Yurianto.

Sementara itu angka kematian bertambah 27 orang. Total kasus meninggal kini sebanyak 496 kematian. Angka itu membuat kasus pasien sembuh jauh lebih banyak dibanding kasus meninggal. “Ayo pastikan bahwa kita tak tertular dan tak menulari. Hargai dan bantu isolasi mandiri, jangan diskriminasi pasien Covid-19 dan yang sudah pulang. Tak boleh tolak jenazah Covid-19. Kekompakan mutlak sedang dibutuhkan. Sedang diuji. Mari kita lawan Covid-19 dengan tetap berada di rumah,” ujar Yurianto.

Yurianto merinci sejumlah pasien sembuh di 5 provinsi tertinggi. Dari 34 provinsi terdampak Covid-19, sudah sembuh di DKI Jakarta sebanyak 202 pasien, Jawa Timur 86 pasien, Sulawesi Selatan 42 pasien, Bali 32 pasien, dan Jawa Barat 28 pasien. Serta tersebar di seluruh provinsi lainnya.

Yurianto mengingatkan juga agar masyarakat jangan lengah dengan Covid-19 dan tetap mewaspadai munculnya penyakit pancaroba seperti Demam Berdarah Dengue (DBD). Jangan sampai angka pasien DBD memperburuk situasi Covid-19.

“Ancaman DBD secara klasik masih mumcul. Maka selain jaga jarak dan pakai masker serta berada di rumah saja, masyarakat juga harus jadi Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk setiap rumah masing-masing,” tegasnya. (jpc)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/