25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Danlanud: Tidak Ada Perintah Pemukulan

Panglima Komando Operasi I TNI AU, Marsekal Muda Bagus Purhito menyampaikan permintaan maaf kepada wartawan yang menjadi korban penganiayaan dan pemukulan di lokasi jatuhnya pesawat.

“Saya mohon maaf atas kejadian itu. Kasus ini akan kita tindaklanjuti, apapun itu pasti diproses,” ujarnya.

Bagus mengerti bahwa tugas jurnalis adalah untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. “Dan kami petugas juga ingin TKP tidak terusik sampai penyelidikan selesai. Saat itu mungkin terjadi miskomunikasi,” paparnya.

Begitu juga Danlanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb Bowo Budiarto SE menyampaikan permohonan maafnya atas terjadinya insiden tersebut. Soal pemukulan yang dilakukan oknum perwira di Lanud Roesmin Nurjadin pun tidak ada perintah. Menurut Danlanud, semua disebutkan uncontrol (lepas kendali) karena memang disebutkan pesawat yang baru jatuh itu sangat berbahaya bagi keselamatan nyawa manusia. “Prosedur tidak ada seperti itu, sekali lagi ini khilaf, dan saya minta maaf. Dan saya yakin jika ada komunikasi yang baik tentu tidak ada pemukulan seperti ini,” kata Danlanud.

Danlanud juga minta pengertian dari semua pihak baik terhadap anggotanya maupun kepada awak media. Prosedurnya memang dari pesawat itu tidak ada yang boleh mendekat karena cukup berbahaya. “Jadi apa yang terjadi di lapangan terutama soal pemukulan di lapangan saya minta maaf dan itu tanggungjawab saya. Anggota saya tidak salah, saya berharap agar semua bisa sama-sama menjaga etika, dan tidak seharusnya terjadi hal ini,” katanya.
Dikatakannya, semua terjadi di luar kendali. “Jika ada yang disita alat liputannya saya minta dikembalikan. Jika ada yang hilang saya akan ganti. Jika ada yang rusak saya akan ganti. Dan, jika ada kerugian saya ganti,” tegasnya.

Lebih lanjut disampaikannya lagi, soal keterangan penyebab terjatuhnya pesawat hawk 200 itu, Danlanud belum bisa memberikan keterangan, sebab harus menunggu tim dari jakarta untuk melakukan investigasinya.

“Jadi untuk memberikan keterangan kepada khalayak itu kami perlu koordinasi dengan pimpinan saya karena sebelum disampaikan ke publik juga perlu data yang kongkret dan itu saya laporkan dahulu ke pimpinan saya. Pada kejadian jatuhnya pesawat hawk itu, belum bisa disampaikan penyebabnya, yang pasti memang terjadi masalah,” ungkapnya.

Disebutkannya lagi, tidak ada korban jiwa pada kecelakaan itu dan pilotnya pun aman, lalu diamankan dan dipastikan dulu tidak terjadi apa-apa padanya. “Jadi pesawat tempur nomor TT-0212 jenis hawk 100/200, di bawah komando Dan Skadron 12, tidak ada korban maupun kerusakan fatal,” sebutnya.
Evakuasi Bangkai Hawk 200 Dilakukan 1 x 24 Jam.

Evakuasi bangkai pesawat Hawk 200 TT 0212 dilakukan secepatnya. Bahkan Danlanud Kolonel Pnb Bowo Budiarto merencanakan akan melakukan evakuasi terhadap bangkai pesawat tersebut dalam 1×24 jam.

Ditemui di kantornya, Bowo menyatakan sebelum dilakukan evakuasi mereka terlebih dahulu menunggu Panitia Penyidik Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) dari Jakarta.

“Malam ini tim itu akan datang empat orang dan akan melakukan investigasi. Setelah semua proses yang dilakukan oleh tim PPKPU tersebut selesai, baru akan dilakukan evakuasi,” kata Bowo.

Disebutkan juga oleh Bowo, sebelum tim dari Jakara tersebut sampai dan melakukan investigasi di Tempat Kejadian Peritiwa (TKP) maka lokasi harus steril dan tidak ada apapun yang berubah tempat atau dipindah.

“Karena untuk pesawat ini, semua barang bukti di lokasi harus sesuai seperti awal dan tidak ada yang boleh dipindah dan dibalik. Bahkan mereka tidak mau menerima foto dari kami tapi mereka harus turun ke lapangan,” pungkasnya Bowo.

Panglima Komando Operasi I TNI AU, Marsekal Muda Bagus Purhito menyampaikan permintaan maaf kepada wartawan yang menjadi korban penganiayaan dan pemukulan di lokasi jatuhnya pesawat.

“Saya mohon maaf atas kejadian itu. Kasus ini akan kita tindaklanjuti, apapun itu pasti diproses,” ujarnya.

Bagus mengerti bahwa tugas jurnalis adalah untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. “Dan kami petugas juga ingin TKP tidak terusik sampai penyelidikan selesai. Saat itu mungkin terjadi miskomunikasi,” paparnya.

Begitu juga Danlanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb Bowo Budiarto SE menyampaikan permohonan maafnya atas terjadinya insiden tersebut. Soal pemukulan yang dilakukan oknum perwira di Lanud Roesmin Nurjadin pun tidak ada perintah. Menurut Danlanud, semua disebutkan uncontrol (lepas kendali) karena memang disebutkan pesawat yang baru jatuh itu sangat berbahaya bagi keselamatan nyawa manusia. “Prosedur tidak ada seperti itu, sekali lagi ini khilaf, dan saya minta maaf. Dan saya yakin jika ada komunikasi yang baik tentu tidak ada pemukulan seperti ini,” kata Danlanud.

Danlanud juga minta pengertian dari semua pihak baik terhadap anggotanya maupun kepada awak media. Prosedurnya memang dari pesawat itu tidak ada yang boleh mendekat karena cukup berbahaya. “Jadi apa yang terjadi di lapangan terutama soal pemukulan di lapangan saya minta maaf dan itu tanggungjawab saya. Anggota saya tidak salah, saya berharap agar semua bisa sama-sama menjaga etika, dan tidak seharusnya terjadi hal ini,” katanya.
Dikatakannya, semua terjadi di luar kendali. “Jika ada yang disita alat liputannya saya minta dikembalikan. Jika ada yang hilang saya akan ganti. Jika ada yang rusak saya akan ganti. Dan, jika ada kerugian saya ganti,” tegasnya.

Lebih lanjut disampaikannya lagi, soal keterangan penyebab terjatuhnya pesawat hawk 200 itu, Danlanud belum bisa memberikan keterangan, sebab harus menunggu tim dari jakarta untuk melakukan investigasinya.

“Jadi untuk memberikan keterangan kepada khalayak itu kami perlu koordinasi dengan pimpinan saya karena sebelum disampaikan ke publik juga perlu data yang kongkret dan itu saya laporkan dahulu ke pimpinan saya. Pada kejadian jatuhnya pesawat hawk itu, belum bisa disampaikan penyebabnya, yang pasti memang terjadi masalah,” ungkapnya.

Disebutkannya lagi, tidak ada korban jiwa pada kecelakaan itu dan pilotnya pun aman, lalu diamankan dan dipastikan dulu tidak terjadi apa-apa padanya. “Jadi pesawat tempur nomor TT-0212 jenis hawk 100/200, di bawah komando Dan Skadron 12, tidak ada korban maupun kerusakan fatal,” sebutnya.
Evakuasi Bangkai Hawk 200 Dilakukan 1 x 24 Jam.

Evakuasi bangkai pesawat Hawk 200 TT 0212 dilakukan secepatnya. Bahkan Danlanud Kolonel Pnb Bowo Budiarto merencanakan akan melakukan evakuasi terhadap bangkai pesawat tersebut dalam 1×24 jam.

Ditemui di kantornya, Bowo menyatakan sebelum dilakukan evakuasi mereka terlebih dahulu menunggu Panitia Penyidik Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) dari Jakarta.

“Malam ini tim itu akan datang empat orang dan akan melakukan investigasi. Setelah semua proses yang dilakukan oleh tim PPKPU tersebut selesai, baru akan dilakukan evakuasi,” kata Bowo.

Disebutkan juga oleh Bowo, sebelum tim dari Jakara tersebut sampai dan melakukan investigasi di Tempat Kejadian Peritiwa (TKP) maka lokasi harus steril dan tidak ada apapun yang berubah tempat atau dipindah.

“Karena untuk pesawat ini, semua barang bukti di lokasi harus sesuai seperti awal dan tidak ada yang boleh dipindah dan dibalik. Bahkan mereka tidak mau menerima foto dari kami tapi mereka harus turun ke lapangan,” pungkasnya Bowo.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/