PACITAN -Latihan pramuka yang diikuti puluhan siswa SMPN 1 Kebonagung, Pacitan, berakhir tragis. Lima siswa dan satu pembina tewas di Sungai Desa Purwoasri, Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Jatim, kemarin (17/3). Seorang pembina pramuka lainnya yang berusaha menolong pingsan dan dibawa ke rumah sakit.
Lima siswa yang tewas tersebut adalah Dian Wahyu Budiyanto (14) Reza Anangga Khairul Utama (14) Safri Dwi A (14) Rico Adi Santoso (13) dan Jody Erlangga (15). Mereka berasal dari Kecamatan Kebonagung. Seorang pembina yang juga tewas bernama Sutrisno (22) asal Desa Kayen, Pacitan. Satu pembina lagi yang pingsan adalah Farid Nasrullah.
“Para siswa itu mengikuti kegiatan pramuka yang digelar sekolah di kawasan Sungai Purwoasri,” kata Kapolres Pacitan AKBP Aris Harjanto kemarin.
Hingga kini polisi masih mendalami musibah tersebut. Polisi juga masih memintai keterangan para pembina pramuka dan para pelajar yang mengetahui kronologi kejadiannya. “Proses selanjutnya kami akan mengumpulkan keterangan saksi,” paparnya.
Salah seorang saksi, Listyanto, 51, mengatakan, peristiwa yang merenggut nyawa enam orang itu bermula saat kegiatan tersebut sudah dibubarkan pembinanya. “Sebelumnya mereka dikumpulkan di sebuah dam dan disuruh berbaris oleh pembinanya,” kata Listyanto.
Setelah dibubarkan, dua siswa, Rico dan Safri, berjalan menyusuri sungai yang airnya tampak tenang. Diduga mereka tidak mengetahui kedalaman sungai. Mereka terus berjalan ke tengah. Namun, tiba-tiba keduanya terpeleset dalam sebuah pusaran air yang memiliki kedalaman sekitar empat meter.
Dua siswa itu langsung tenggelam. Melihat rekannya terpeleset, Wahyu, Reza, dan Jody yang semula hanya duduk di pinggir sungai berupaya menolong. Namun, ketiganya justru ikut tenggelam.
Farid dan Sutrisno, dua pembina yang berada tak jauh dari tempat kejadian, juga berusaha menolong. Sialnya, Sutrisno ikut tenggelam.
Farid berhasil diselamatkan Listyanto meski dalam kondisi pingsan. “Saat itu saya menambang pasir di dekat sungai. Kemudian, saya tarik Farid yang saat itu masih bernyawa,” ujar Listyanto.
Tak berapa lama sejumlah warga berdatangan untuk menolong korban. Sayang, saat dievakuasi, mereka sudah tak bernyawa. “Korban awalnya berjalan beberapa langkah ke tengah. Tapi, mereka nekat agak ke tengah dan terpeleset. Saya tidak tahu kalau di tengah semakin dalam,” katanya. (mg2/eba/jpnn/c2/