JAKARTA-Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat pada 30-31 Maret 2013 mendatang bakal berlangsung minimalis. Aklamasi akan menjadi pilihan menentukan sosok pengganti Anas Urbaningrum sebagai ketua umum. Meski demikian, sejumlah syarat tetap diajukan beberapa kandidat ketua umum.
“Tidak ada masalah, aklamasi kan juga bagian dari demokrasi,” ujar pendukung calon ketua umum Marzuki Alie, Achsanul Qosasi di Jakarta kemarin (17/3).
Sejak Kongres di Bandung 2010 lalu, anggota Komisi XI itu juga merupakan salah satu pendukung Marzuki Alie sebagai calon ketua umum yang muncul saat itu Namun, dia berharap, jumlah calon pilihan Majelis Tinggi yang nantinya akan dimintakan persetujuan ke dewan pimpinan daerah (DPD) dan dewan pimpinan cabang (DPC) lebih dari satu orang. Total 33 DPD dan 497 DPC adalah pemilik terbesar hak suara dalam kongres. “Kalau bisa sih ada alternatif untuk DPD dan DPC,” imbuhnya.
Menurut dia, dengan menyodorkan lebih dari satu nama, DPD dan DPC akan lebih leluasa memilih calon ketua umum yang terbaik untuk masa depan partai. “Itu harapan, dan idealnya kami memandang memang seperti itu,” tandasnya.
Menurut dia, ada sejumlah kriteria yang wajib dimiliki calon ketua umum PD nantinya.
Yang paling penting, calon ketua umum adalah sosok yang sudah menjalani proses kaderisasi di internal partai. Lalu, lanjut dia, figur pemimpin PD nantinya harus paham filosofi partai sekaligus memiliki ikatan historis. “Kalau tiga kriteria itu terpenuhi, yakinlah semuanya akan berjalan mudah,” ujarnya.
Dia menyatakan, sosok ketua umum mendatang akan sangat menentukan sukses tidaknya memenuhi kebutuhan konsolidasi kekuatan partai di berbagai lini. “Soal siapa-siapanya, kami semua percaya pada Majelis Tinggi,” tandasnya.
Syarat lain ketika model aklamasi menjadi pilihan menentukan ketua umum juga diajukan kandidat lainnya Saan Mustopa.
Menurut wasekjen DPP PD yang dikenal dekat dengan Anas Urbaningrum itu, mekanisme aklamasi bisa ditempuh kalau disetujui DPD dan DPC. “Ya, silahkan saja, asal mendapat persetujuan DPD dan DPC,” ujar Saan.
Persetujuan itu akan dibahas bersamaan dengan pembahasan tata tertib KLB. Dalam forum tersebut yang menjadi pembahas terbesar tentu saja adalah DPD dan DPC. “Jadi, bisa saja rencana aklamasi itu ditolak,” imbuh sekretaris Fraksi PD DPR tersebut.
Selama ini, dorongan sejumlah petinggi PD agar ketua umum pengganti Anas ditentukan lewat model aklamasi diidentikkan dengan aspirasi Cikeas. Atau, aspirasi Majelis Tinggi yang diketuai SBY.
Anggota Dewan Pembina PD Syarief Hasan menyatakan kalau mekanisme aklamasi lewat musyawarah mufakat termasuk persiapan kongres, dan secara umum kini terus dimatangkan. “Semua sudah mempersiapkan, saya yakin insyaallah aklamasi, mohon doanya,” kata menteri koperasi dan UKM itu.
Di luar Marzuki Alie dan Saan Mustopa, Direktur Eksekutif DPP PD Toto Riyanto termasuk yang memiliki kans untuk bisa dipilih sebagai ketua umum.
Rekan seangkatan SBY di Akabri 1973 itu disebut-sebut merupakan kandidat yang dikehendaki Cikeas. Adapula nama mantan Ketua Umum Hadi Utomo yang dikabarkan juga telah menjalin komunikasi dengan kelompok Anas Urbaningrum. (dyn/nw/jpnn)