31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Bayi Bermata Satu Lahir di Bengkulu

BAYI MATA SATU DI MUKOMUKO

BENGKULU, SUMUTPOS.CO- Fenomena tidak lazim kelahiran bayi terjadi di Mukomuko, Bengkulu. Seorang bayi dengan berat 3 kg dan panjang 50 cm lahir dalam kondisi fisik bermata satu. Bayi dari Ny Nt (30), warga Teramang Jaya, Mukomuko itu lahir Rabu (15/4) dini hari pukul 01.25 WIB di RSUD Mukomuko.

Yang menarik, posisi mata satu tersebut berada di tengah-tengah kening sang bayi. Selain itu, bayi ini juga tidak memiliki hidung. Bayi malang ini hanya bertahan hidup selama 2 jam saja. Sekitar pukul 04.00 WIB kemarin bayi ini meninggal dunia. Karena tidak bisa bernapas secara normal layaknya bayi normal karena tidak memiliki hidung.

Di bagian muka bayi itu memang terdapat dua alis mata. Namun di dua alis mata itu tidak ada mata di bawahnya. Matanya ada di bagian tengah dan hanya ada satu. Jika pada bayi normal posisi mata bayi ini ada di batang hidung. Selain itu juga hidungnya sama sekali tidak ada. Hanya ada satu mulut saja di atas dagu bayi itu.

Bayi ini punya 23 jari. Jari tangan ada 12 buah. Di mana jari tangan kanan dan kiri masing-masing ada 6. Kemudian jari kaki ada 11 buah. Bayi itu juga belum bisa diidentifikasi apakah laki-laki atau perempuan. Karena alat kelaminnya tidak terbentuk sempurna dan lebih condong memiliki dua alat kelamin yakni laki-laki dan perempuan. Namun jika dilihat bayi ini memiliki kelamin laki-laki karena di alat kelaminnya ada kantung telur atau socratum di salah satu bagian kelaminnya.

Bayi malang yang hanya sempat bernapas selama 2 jam tersebut dari ruang kebidanan kemudian sempat dirawat di ruang anak. Namun, saat itu bayi kesulitan bernapas, petugas juga kesulitan mengalirkan oksigen membantu bayi tersebut bernapas. Karena tidak adanya hidung, sehingga selang dua jam setelah melahirkan bayi itupun meninggal dunia. Dalam dunia medis bayi ini mengalami kelainan yang dinamakan Multiple Anomali Konigtal.

Berdasarkan data di RSUD Mukomuko, Ny Nt datang ke IGD Mukomuko sekitar pukul 22.00 WIB saat itu kondisi Ny Nt yang hamil genap selama 9 bulan tersebut akan melahirkan. Ny Nt datang berdasarkan rujukan dari bidan yang sebelumnya menangani kehamilannya. Ny Nt yang datang melahirkan dengan jaminan BPJS tersebut kemudian dibawa ke ruang kebidanan kemudian dia pun melahirkan dengan normal ditangani oleh 5 orang tim bidan yang sudah profesional. Akhirnya pada pukul 1.25 WIB bayi tersebut lahir. Bayi itu adalah anak ke tiga dari Ny Nt

“Dia melahirkan secara normal,” kata salah seorang petinggi RSUD Mukomuko.

Dia mengatakan setelah dilahirkan bayi dengan kondisi yang berbeda bayi itu dirawat di ruang anak. Sedangkan ibu bayi yang sudah selesai bersalin itu kemudian dibawa ke ruang rawat inap. Kondisi ibu bayi tersebut normal dan kondisi sehat. Kemarin siang ibu bayi ini kemudian pulang ke desanya karena kondisinya yang sudah stabil. “Sedangkan bayinya memang sejak pagi sudah dibawa ayahnya pulang ke desanya untuk dimakamkan,” katanya.

Pihak rumah sakit yang diwakili dr Beni Sana Putra Spa mengaku yang menanganii sang bayi adalah dokter piket. “Dia memiliki kelainan fisik yang kompleks sehingga beberapa bagian tubuhnya tidak terbentuk sempurna seperti mata dan hidung pada bayi itu,” jelasnya.

Disebabkan Akumulasi Racun

Dalam dunia medis lanjutnya, hal ini sudah biasa. Multiple Anomali Kognital ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti terjadinya kelainan kromosom pada anak. Sehingga akibatnya banyak bagian tubuh yang tidak terbentuk sempurna. “Kromosom itu mempengaruhi pembentukan jaringan tubuh,” katanya.

Kelainan kromosom ini lanjut Beni disebabkan oleh radiasi beragam sinar dan bisa juga disebabkan oleh akumilasi racun di dalam tubuh. Baik itu mengonsumsi makanan yang sudah tercemar pestisida atau insektisida maupun mengonsumsi obat yang dilarang saat kehamilan. Namun melihat kasus di Mukomuko kemungkinan terjadinya kelainan kromosom pada bayi yang dilahirkan itu adalah karena akumulasi racun. “Seperti sering memakan sayur-sayuran yang tinggi kandungan pestisida dan isektisidanya. Atau menghirup langsung racun tersebut saat ada yang mengaplikasikan racun itu ke pohon,” pungkas Beni.(del/jpnn/rbb)

BAYI MATA SATU DI MUKOMUKO

BENGKULU, SUMUTPOS.CO- Fenomena tidak lazim kelahiran bayi terjadi di Mukomuko, Bengkulu. Seorang bayi dengan berat 3 kg dan panjang 50 cm lahir dalam kondisi fisik bermata satu. Bayi dari Ny Nt (30), warga Teramang Jaya, Mukomuko itu lahir Rabu (15/4) dini hari pukul 01.25 WIB di RSUD Mukomuko.

Yang menarik, posisi mata satu tersebut berada di tengah-tengah kening sang bayi. Selain itu, bayi ini juga tidak memiliki hidung. Bayi malang ini hanya bertahan hidup selama 2 jam saja. Sekitar pukul 04.00 WIB kemarin bayi ini meninggal dunia. Karena tidak bisa bernapas secara normal layaknya bayi normal karena tidak memiliki hidung.

Di bagian muka bayi itu memang terdapat dua alis mata. Namun di dua alis mata itu tidak ada mata di bawahnya. Matanya ada di bagian tengah dan hanya ada satu. Jika pada bayi normal posisi mata bayi ini ada di batang hidung. Selain itu juga hidungnya sama sekali tidak ada. Hanya ada satu mulut saja di atas dagu bayi itu.

Bayi ini punya 23 jari. Jari tangan ada 12 buah. Di mana jari tangan kanan dan kiri masing-masing ada 6. Kemudian jari kaki ada 11 buah. Bayi itu juga belum bisa diidentifikasi apakah laki-laki atau perempuan. Karena alat kelaminnya tidak terbentuk sempurna dan lebih condong memiliki dua alat kelamin yakni laki-laki dan perempuan. Namun jika dilihat bayi ini memiliki kelamin laki-laki karena di alat kelaminnya ada kantung telur atau socratum di salah satu bagian kelaminnya.

Bayi malang yang hanya sempat bernapas selama 2 jam tersebut dari ruang kebidanan kemudian sempat dirawat di ruang anak. Namun, saat itu bayi kesulitan bernapas, petugas juga kesulitan mengalirkan oksigen membantu bayi tersebut bernapas. Karena tidak adanya hidung, sehingga selang dua jam setelah melahirkan bayi itupun meninggal dunia. Dalam dunia medis bayi ini mengalami kelainan yang dinamakan Multiple Anomali Konigtal.

Berdasarkan data di RSUD Mukomuko, Ny Nt datang ke IGD Mukomuko sekitar pukul 22.00 WIB saat itu kondisi Ny Nt yang hamil genap selama 9 bulan tersebut akan melahirkan. Ny Nt datang berdasarkan rujukan dari bidan yang sebelumnya menangani kehamilannya. Ny Nt yang datang melahirkan dengan jaminan BPJS tersebut kemudian dibawa ke ruang kebidanan kemudian dia pun melahirkan dengan normal ditangani oleh 5 orang tim bidan yang sudah profesional. Akhirnya pada pukul 1.25 WIB bayi tersebut lahir. Bayi itu adalah anak ke tiga dari Ny Nt

“Dia melahirkan secara normal,” kata salah seorang petinggi RSUD Mukomuko.

Dia mengatakan setelah dilahirkan bayi dengan kondisi yang berbeda bayi itu dirawat di ruang anak. Sedangkan ibu bayi yang sudah selesai bersalin itu kemudian dibawa ke ruang rawat inap. Kondisi ibu bayi tersebut normal dan kondisi sehat. Kemarin siang ibu bayi ini kemudian pulang ke desanya karena kondisinya yang sudah stabil. “Sedangkan bayinya memang sejak pagi sudah dibawa ayahnya pulang ke desanya untuk dimakamkan,” katanya.

Pihak rumah sakit yang diwakili dr Beni Sana Putra Spa mengaku yang menanganii sang bayi adalah dokter piket. “Dia memiliki kelainan fisik yang kompleks sehingga beberapa bagian tubuhnya tidak terbentuk sempurna seperti mata dan hidung pada bayi itu,” jelasnya.

Disebabkan Akumulasi Racun

Dalam dunia medis lanjutnya, hal ini sudah biasa. Multiple Anomali Kognital ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti terjadinya kelainan kromosom pada anak. Sehingga akibatnya banyak bagian tubuh yang tidak terbentuk sempurna. “Kromosom itu mempengaruhi pembentukan jaringan tubuh,” katanya.

Kelainan kromosom ini lanjut Beni disebabkan oleh radiasi beragam sinar dan bisa juga disebabkan oleh akumilasi racun di dalam tubuh. Baik itu mengonsumsi makanan yang sudah tercemar pestisida atau insektisida maupun mengonsumsi obat yang dilarang saat kehamilan. Namun melihat kasus di Mukomuko kemungkinan terjadinya kelainan kromosom pada bayi yang dilahirkan itu adalah karena akumulasi racun. “Seperti sering memakan sayur-sayuran yang tinggi kandungan pestisida dan isektisidanya. Atau menghirup langsung racun tersebut saat ada yang mengaplikasikan racun itu ke pohon,” pungkas Beni.(del/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/