30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Fathanah Ngajak Maharani ‘Ngamar’

JAKARTA-Sidang lanjutan kasus suap pengaturan quota impor daging sapi membuka fakta-fakta baru. Salah satunya terkait fakta gamblang bahwa Fathanah memberikan uang Rp10 juta ke Maharani Suciyono sebagai tarif kencan full service. Bahkan Maharani pun dalam berita acara pemeriksaan (BAP) mengakui jika dia sempat diajak bersetubuh dengan Fathanah sebelum ditangkap KPK di Hotel Le Meridien.

Awalnya Maharani tampak mbulet saat diminta mengungkapkan maksud Fathanah memberikan uang Rp10 juta. Dia menyebut uang itu diberikan untuk menemani Fathanah di kafe Hotel Le Meridien. Setelah ngobrol di kafe sebentar kemudian Fathanah mengajak mahasiswi itu naik menuju kamar 1740n
“Tidak lama setelah itu penyidik KPK datang ke kamar,” paparnya.

Mendengar jawaban Maharani seperti itu, jaksa lantas meminta izin hakim untuk membacakan BAP Maharani yang diungkapkan pada penyidik KPK. “Dalam BAP Anda menyebutkan uang Rp10 juta itu untuk berhubungan intim dengan Fathanah, benar begitu?” tanya jaksa. Rany, panggilan Maharani pun lirih menjawab, “Iya benar,” paparnya. Suasana di ruang sidang Pengadilan Tipikor pun mendadak riuh.

Rany pertama kali ketemu dengan pria asal Makassar tersebut pada 28 Januari. Perkenalan mereka ini mirip adegan yang biasa tergambar di sinetron percintaan. Awalnya Fathanah melirik Rany saat hendak menuju toilet. Kemudian Fathanah menitipkan secarik kertas waiters sebuah kafe di kawasan Senayan City.

Di kertas itu ada tulisan nama Ahmad dan nomer telepon. Dari situ kemudian keduanya kerap berhubungan via SMS. Maharani mengatakan dalam perkenalannya selama ini Fathanah mengaku sebagai seorang pengusaha.

Sebelum mengajak ketemu di Hotel Le Meridien yang akhirnya berujung pada penangkapan KPK, Fathanah sempat terang-terangan menanyakan tarif kencan. Maharani pun menjawab untuk menemani dinner saja dia minta Rp2 juta. Fathanah tampaknya mulai nakal dia menanyakan, “Kalau lebih dari dinner?” Maharani menjawab pertanyaan itu dengan menyebut, “Rp 10 juta”. Ternyata hal itu disanggupi Fathanah yang rupanya sore sebelum penangkapan itu dia usai menerima uang Rp1 miliar dari PT Indoguna.

Duit sebanyak itu rencananya akan diserahkan Fathanah ke LHI yang saat itu menjabat Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Maharani mengaku saat menerima duit itu dia tidak sempat menghitung. Hanya dimaksukan dalam tas yang dibawanya. Maharani sendiri saat kencan itu mengaku hanya membawa uang Rp200 ribu di dalam dompetnya.

Pernyataan Maharani dalam BAP itu klop dengan keterangan dua penyidik KPK yang kemarin juga menjadi saksi dalam persidangan. Dua penyidik KPK itu ialah Amir Arif dan Dian Andi. Amir merupakan salah satu personel dalam tim yang menangkap Fathanah. Sedangkan Dian merupakan personel dalam tim penangkapan direktur Indoguna Arya Abdi Effendy dan Juard Effendi.

Amir mengatakan dirinya sudah ditugaskan untuk mengintai Fathanah yang informasinya usai menerima uang suap dari PT Indoguna. Menurut Amir ketika itu Fathanah datang sendiri. Tak lama berselang Fathanah kedatangan tamu perempuan yang belakangan diketahui bernama Maharani.
Keduanya lantas naik ke lantai 17 dan menuju kamar 1740. Setelah menunggu beberapa saat, Amir dan timnya kemudian mengetuk pintu kamar dan menujukkan surat perintah penangkapan. Saat mengetuk pintu dan dibukakan oleh Fathanah, pria ini sedang tidak berpakaian. ‘Ketika itu pintu tidak dibuka penuh,’ ujar Amir.

Fathanah pun sempat meminta waktu untuk berpakaian. Ketika itu Maharani sedang berada di dalam kamar mandi. Setelah keduanya berpakaian lengkap, tim dari KPK kemudian menggelandang ke basement dimana mobil Fathanah terparkir.

Amir menyatakan kedua orang itu digiring ke lantai dasar hotel untuk menuju mobil Fathanah, Toyota Land Cruiser Prado. Di sana Fathanah diminta membuka bagasi dimana di dalamnya terdapat beberapa plastik hitam yang ditempatkan di kardus putih. Di dalam plastik itu terdapat banyak uang pecahan Rp100 ribu. Setelah dihitung di KPK ternyata uang itu berjumlah Rp990 juta saat dihitung. “Sementara uang yang kami amankan dari Maharani ada Rp 10 juta,” ujar Amir.

Selain Maharani, Amir, dan Dian, dalam persidangan kemarin dihadirkan pula saksi Menteri Pertanian (Menpan) Suswono. Menteri asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu memberikan kesaksian pagi sekitar pukul 09.15. Usai Suswono baru majelis hakim meminta keterangan Maharani, Amir dan Dian secara bersamaan. Usai itu baru hakim meminta kesaksian Ahmad Fathanah dan LHI.

Dalam kesaksiannya, Suswono membantah pernyataan Fathanah pada pengusaha Elda Devianne Adiningrat bahwa dirinya hadir dalam pertemuan di Lembang. Menurut kesaksiannya Suswono mengaku pernah tiga kali bertemu dengan Fathanah, namun itu tidak di Lembang. Pertemuan dengan Fathanah itu antara lain di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Makassar dan Medan.

Usai memberikan kesaksian sekitar pukul 11.30, Suswono pada media yang mengatakan apa yang disampaikan Fathanah banyak kebohongan. “Apa yang dikatakan itu ngawur,” ujarnya. Usai kesaksian Suswono, majelis hakim kemudian meminta kesaksian Maharani, Amir dan Dian secara bersamaan. Selanjutnya diikuti kesaksian Fathanah dan LHI secara terpisah.

Vilatalia Pusing Kembalikan Uang

Di sisi lain, ‘perempuan Fathana’ yang lain, Vitalia Shesya, sedang pusing. Penyebabnya, dia harus mengembalikan seluruh pemberian Ahmad Fathanah selain mobil Honda Jazz putih ke KPK. Kabarnya, uang tersebut mencapai Rp100 jutaan. Entah guyon atau serius, uang sebanyak itu sulit untuk dikembalikan dalam waktu singkat.

“ Kesulitan itu disampaikan Vitalia dan dua kuasa hukumnya Hazmin A Muda dan Rakhmat Jaya saat kembali dipanggil penyidik KPK kemarin. Model tersebut memasuki gedung KPK sekitar pukul 09.00 dan keluar pukul 12.45. “Di sini cuma dimintai keterangan untuk pengembalian uang saja,” ujar Vita.

Namun, perempuan yang fotonya beberapa kali menjadi cover majalah pria dewasa itu mengaku belum ada yang dikembalikan saat ini. Dia hanya berjanji bakal segera mengembalian semua pemberian itu. Saat ditanya kapan mengembalikan, Vitalia mengaku sudah minta waktu kepada KPK.

“ Saat ditanya lebih lanjut, Vita memilih untuk irit bicara. Dia enggan membuka angka pasti berapa guyuran rupiah dari Fathanah. Perempuan yang datang dengan paha terbuka itu hanya membenarkan uang dari Fathanah salah satunya untuk biaya operasi. “Benar, saya sakit,” jelasnya.

Sebelum memasuki mobil yang menjemputnya, Vitalia menggeleng saat ditanya apakah pernah mendapat aset tanah. Untuk berlian, dia hanya mengaku sekali diberi oleh pria asal Makassar tersebut. Setelah itu, dia memasuki sedan Jaguar hitam dan melambaikan tangan ke kamera yang menyorotnya. (gun/dim/jpnn)

JAKARTA-Sidang lanjutan kasus suap pengaturan quota impor daging sapi membuka fakta-fakta baru. Salah satunya terkait fakta gamblang bahwa Fathanah memberikan uang Rp10 juta ke Maharani Suciyono sebagai tarif kencan full service. Bahkan Maharani pun dalam berita acara pemeriksaan (BAP) mengakui jika dia sempat diajak bersetubuh dengan Fathanah sebelum ditangkap KPK di Hotel Le Meridien.

Awalnya Maharani tampak mbulet saat diminta mengungkapkan maksud Fathanah memberikan uang Rp10 juta. Dia menyebut uang itu diberikan untuk menemani Fathanah di kafe Hotel Le Meridien. Setelah ngobrol di kafe sebentar kemudian Fathanah mengajak mahasiswi itu naik menuju kamar 1740n
“Tidak lama setelah itu penyidik KPK datang ke kamar,” paparnya.

Mendengar jawaban Maharani seperti itu, jaksa lantas meminta izin hakim untuk membacakan BAP Maharani yang diungkapkan pada penyidik KPK. “Dalam BAP Anda menyebutkan uang Rp10 juta itu untuk berhubungan intim dengan Fathanah, benar begitu?” tanya jaksa. Rany, panggilan Maharani pun lirih menjawab, “Iya benar,” paparnya. Suasana di ruang sidang Pengadilan Tipikor pun mendadak riuh.

Rany pertama kali ketemu dengan pria asal Makassar tersebut pada 28 Januari. Perkenalan mereka ini mirip adegan yang biasa tergambar di sinetron percintaan. Awalnya Fathanah melirik Rany saat hendak menuju toilet. Kemudian Fathanah menitipkan secarik kertas waiters sebuah kafe di kawasan Senayan City.

Di kertas itu ada tulisan nama Ahmad dan nomer telepon. Dari situ kemudian keduanya kerap berhubungan via SMS. Maharani mengatakan dalam perkenalannya selama ini Fathanah mengaku sebagai seorang pengusaha.

Sebelum mengajak ketemu di Hotel Le Meridien yang akhirnya berujung pada penangkapan KPK, Fathanah sempat terang-terangan menanyakan tarif kencan. Maharani pun menjawab untuk menemani dinner saja dia minta Rp2 juta. Fathanah tampaknya mulai nakal dia menanyakan, “Kalau lebih dari dinner?” Maharani menjawab pertanyaan itu dengan menyebut, “Rp 10 juta”. Ternyata hal itu disanggupi Fathanah yang rupanya sore sebelum penangkapan itu dia usai menerima uang Rp1 miliar dari PT Indoguna.

Duit sebanyak itu rencananya akan diserahkan Fathanah ke LHI yang saat itu menjabat Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Maharani mengaku saat menerima duit itu dia tidak sempat menghitung. Hanya dimaksukan dalam tas yang dibawanya. Maharani sendiri saat kencan itu mengaku hanya membawa uang Rp200 ribu di dalam dompetnya.

Pernyataan Maharani dalam BAP itu klop dengan keterangan dua penyidik KPK yang kemarin juga menjadi saksi dalam persidangan. Dua penyidik KPK itu ialah Amir Arif dan Dian Andi. Amir merupakan salah satu personel dalam tim yang menangkap Fathanah. Sedangkan Dian merupakan personel dalam tim penangkapan direktur Indoguna Arya Abdi Effendy dan Juard Effendi.

Amir mengatakan dirinya sudah ditugaskan untuk mengintai Fathanah yang informasinya usai menerima uang suap dari PT Indoguna. Menurut Amir ketika itu Fathanah datang sendiri. Tak lama berselang Fathanah kedatangan tamu perempuan yang belakangan diketahui bernama Maharani.
Keduanya lantas naik ke lantai 17 dan menuju kamar 1740. Setelah menunggu beberapa saat, Amir dan timnya kemudian mengetuk pintu kamar dan menujukkan surat perintah penangkapan. Saat mengetuk pintu dan dibukakan oleh Fathanah, pria ini sedang tidak berpakaian. ‘Ketika itu pintu tidak dibuka penuh,’ ujar Amir.

Fathanah pun sempat meminta waktu untuk berpakaian. Ketika itu Maharani sedang berada di dalam kamar mandi. Setelah keduanya berpakaian lengkap, tim dari KPK kemudian menggelandang ke basement dimana mobil Fathanah terparkir.

Amir menyatakan kedua orang itu digiring ke lantai dasar hotel untuk menuju mobil Fathanah, Toyota Land Cruiser Prado. Di sana Fathanah diminta membuka bagasi dimana di dalamnya terdapat beberapa plastik hitam yang ditempatkan di kardus putih. Di dalam plastik itu terdapat banyak uang pecahan Rp100 ribu. Setelah dihitung di KPK ternyata uang itu berjumlah Rp990 juta saat dihitung. “Sementara uang yang kami amankan dari Maharani ada Rp 10 juta,” ujar Amir.

Selain Maharani, Amir, dan Dian, dalam persidangan kemarin dihadirkan pula saksi Menteri Pertanian (Menpan) Suswono. Menteri asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu memberikan kesaksian pagi sekitar pukul 09.15. Usai Suswono baru majelis hakim meminta keterangan Maharani, Amir dan Dian secara bersamaan. Usai itu baru hakim meminta kesaksian Ahmad Fathanah dan LHI.

Dalam kesaksiannya, Suswono membantah pernyataan Fathanah pada pengusaha Elda Devianne Adiningrat bahwa dirinya hadir dalam pertemuan di Lembang. Menurut kesaksiannya Suswono mengaku pernah tiga kali bertemu dengan Fathanah, namun itu tidak di Lembang. Pertemuan dengan Fathanah itu antara lain di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Makassar dan Medan.

Usai memberikan kesaksian sekitar pukul 11.30, Suswono pada media yang mengatakan apa yang disampaikan Fathanah banyak kebohongan. “Apa yang dikatakan itu ngawur,” ujarnya. Usai kesaksian Suswono, majelis hakim kemudian meminta kesaksian Maharani, Amir dan Dian secara bersamaan. Selanjutnya diikuti kesaksian Fathanah dan LHI secara terpisah.

Vilatalia Pusing Kembalikan Uang

Di sisi lain, ‘perempuan Fathana’ yang lain, Vitalia Shesya, sedang pusing. Penyebabnya, dia harus mengembalikan seluruh pemberian Ahmad Fathanah selain mobil Honda Jazz putih ke KPK. Kabarnya, uang tersebut mencapai Rp100 jutaan. Entah guyon atau serius, uang sebanyak itu sulit untuk dikembalikan dalam waktu singkat.

“ Kesulitan itu disampaikan Vitalia dan dua kuasa hukumnya Hazmin A Muda dan Rakhmat Jaya saat kembali dipanggil penyidik KPK kemarin. Model tersebut memasuki gedung KPK sekitar pukul 09.00 dan keluar pukul 12.45. “Di sini cuma dimintai keterangan untuk pengembalian uang saja,” ujar Vita.

Namun, perempuan yang fotonya beberapa kali menjadi cover majalah pria dewasa itu mengaku belum ada yang dikembalikan saat ini. Dia hanya berjanji bakal segera mengembalian semua pemberian itu. Saat ditanya kapan mengembalikan, Vitalia mengaku sudah minta waktu kepada KPK.

“ Saat ditanya lebih lanjut, Vita memilih untuk irit bicara. Dia enggan membuka angka pasti berapa guyuran rupiah dari Fathanah. Perempuan yang datang dengan paha terbuka itu hanya membenarkan uang dari Fathanah salah satunya untuk biaya operasi. “Benar, saya sakit,” jelasnya.

Sebelum memasuki mobil yang menjemputnya, Vitalia menggeleng saat ditanya apakah pernah mendapat aset tanah. Untuk berlian, dia hanya mengaku sekali diberi oleh pria asal Makassar tersebut. Setelah itu, dia memasuki sedan Jaguar hitam dan melambaikan tangan ke kamera yang menyorotnya. (gun/dim/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/