30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Tongkang Mulai Diarak

Upacara Bakar Tongkang di Bagansiapiapi

BAGANSIAPSIAPI-Kemarin, Jumat (17/6) sekitar pukul 15.00 WIB warga Bagansiapi-api berkumpul di Klenteng Ing Hok King. Di saat bersamaan, rombongan yang merupakan utusan klenteng tersebut muncul. Rombongan itu berjumlah 15 sampai 20 orang dan membawa tetabuhan yang terus dibunyikan sepanjang jalan kota. Tarian persembahan untuk dewa pun ditampilkan bersamaan dengan arak-arakan tongkang (kapal) yang hari ini akan dibakar sebagai persembahan untuk Dewa Ki Ong Ya dan Taisun Ong Ya.

Begitulah suasana yang tampak menjelang ritual Bakar Tongkang di Bagansiapisiapi. Pelaksanaan Upacara Bakar Tongkang khas warga keturunan di Bagansiapiapi sudah merupakan suatu tradisi sejak tahun 1820, tepatnya hampir 2 abad yang lalu.

Tahun ini puncak acara ritual Bakar Tongkang jatuh pada Sabtu (18/6) di depan Kelenteng Ing Hok King, Bagansiapiapi. “Persiapan ritual yang telah menjadi agenda nasional dan berskala internasional tersebut telah matang,” sebut Kepala Dinas Pariwisata Seni Budaya Pemuda Olahraga (Kadis parsenibudpora) Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Tarmizi Madjid, Kamis (16/6).

Dijelaskannya lagi, untuk pengamanan ritual ini akan dibantu oleh Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Rokan Hilir serta pihak keamanan lainnya. “Tidak hanya dari satuan Dishub, namun kita juga telah mengkoordinasikan dengan satuan petugas lainnya,” ujarnya.

Sejatinya, Bakar Tongkang atau disebut Go Ge Cap Lak dilaksanakan setiap tanggal 15-16 bulan 5 penanggalan Cina adalah sebagai wujud syukur masyarakat Tiong Hoa kepada Dewa Ki Ong Ya dan Taisun Ong Ya, yang dipercayai oleh mereka telah memberikan keselamatan kepada masyarakat Tiong Hoa di Bagansiapiapi. Menjelang acara puncak, cukup banyak acara pendukung yang digelar. Contohnya di kawasan Jalan Sudirman, digelar pasar malam yang menjual aneka pakaian, makanan, dan permainan yang berhadiah. “Kalau tidak ada upacara Bakar Tongkang, pasar malam itu enggak ada. Pasar malam ini digelar seminggu sebelum puncak upacara,” jelas Rudi, warga Jalan gedung Bagansiapiapi kepada Sumut Pos.(*)

Upacara Bakar Tongkang di Bagansiapiapi

BAGANSIAPSIAPI-Kemarin, Jumat (17/6) sekitar pukul 15.00 WIB warga Bagansiapi-api berkumpul di Klenteng Ing Hok King. Di saat bersamaan, rombongan yang merupakan utusan klenteng tersebut muncul. Rombongan itu berjumlah 15 sampai 20 orang dan membawa tetabuhan yang terus dibunyikan sepanjang jalan kota. Tarian persembahan untuk dewa pun ditampilkan bersamaan dengan arak-arakan tongkang (kapal) yang hari ini akan dibakar sebagai persembahan untuk Dewa Ki Ong Ya dan Taisun Ong Ya.

Begitulah suasana yang tampak menjelang ritual Bakar Tongkang di Bagansiapisiapi. Pelaksanaan Upacara Bakar Tongkang khas warga keturunan di Bagansiapiapi sudah merupakan suatu tradisi sejak tahun 1820, tepatnya hampir 2 abad yang lalu.

Tahun ini puncak acara ritual Bakar Tongkang jatuh pada Sabtu (18/6) di depan Kelenteng Ing Hok King, Bagansiapiapi. “Persiapan ritual yang telah menjadi agenda nasional dan berskala internasional tersebut telah matang,” sebut Kepala Dinas Pariwisata Seni Budaya Pemuda Olahraga (Kadis parsenibudpora) Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Tarmizi Madjid, Kamis (16/6).

Dijelaskannya lagi, untuk pengamanan ritual ini akan dibantu oleh Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Rokan Hilir serta pihak keamanan lainnya. “Tidak hanya dari satuan Dishub, namun kita juga telah mengkoordinasikan dengan satuan petugas lainnya,” ujarnya.

Sejatinya, Bakar Tongkang atau disebut Go Ge Cap Lak dilaksanakan setiap tanggal 15-16 bulan 5 penanggalan Cina adalah sebagai wujud syukur masyarakat Tiong Hoa kepada Dewa Ki Ong Ya dan Taisun Ong Ya, yang dipercayai oleh mereka telah memberikan keselamatan kepada masyarakat Tiong Hoa di Bagansiapiapi. Menjelang acara puncak, cukup banyak acara pendukung yang digelar. Contohnya di kawasan Jalan Sudirman, digelar pasar malam yang menjual aneka pakaian, makanan, dan permainan yang berhadiah. “Kalau tidak ada upacara Bakar Tongkang, pasar malam itu enggak ada. Pasar malam ini digelar seminggu sebelum puncak upacara,” jelas Rudi, warga Jalan gedung Bagansiapiapi kepada Sumut Pos.(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/