30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

7 Polisi Terluka, 4 Orang Ditangkap

Demonstrasi Massa Forum Umat Islam di Depan Kedubes AS Ricuh

JAKARTA-Aksi unjuk rasa seribuan massa dari berbagai elemen masyarakat di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, berlangsung ricuh. Tujuh orang polisi terluka akibat lemparan batu. Sementara, empat demonstran ditangkap.

RICUH: Unjuk rasa rasa mengecam film Innocence of Muslims  Kedubes Amerika Serikat berujung ricuh  mengakibatkan korban luka  beberapa orang ditangkap.//ADEK BERRY/AFP PHOTO
RICUH: Unjuk rasa rasa mengecam film Innocence of Muslims di Kedubes Amerika Serikat berujung ricuh dan mengakibatkan korban luka dan beberapa orang ditangkap.//ADEK BERRY/AFP PHOTO
Hingga tadi malam, 100 personel dari Polres Jakarta Pusat masih berjaga di sekitar Kedubes Jalan Merdeka Selatan. “Kita akan tarik bertahap kalau memang benar-benar sudah aman,” ujar Kapolres Jakarta Pusat Kombes AR Yoyol di lokasi tadi malam.

Demonstrasi massa yang mengatasnamakan dirinya Forum Umat Islam di depan Kedubes AS Jakarta berlangsung sejak siang kemarin. Massa sebelumnya melakukan long march dari bundaran Hotel Indonesia. Massa yang terdiri atas berbagai ormas, di antaranya FPI, HTI, Persis, JATn
Garis, Indonesia Tanpa JIL, Komunitas Salam Satu Jari, dan ormas lainnya berjalan pelan menuju Kedubes AS. Mereka meneriakkan yel yel sepanjang jalan.

Sampai di depan Balaikota DKI Jakarta, sekitar 50 meter dari Kedubes, massa kaget karena disambut gas air mata. Sebagian panik karena ada perempuan dan anak-anak. Para perempuan itu kemudian menggendong anaknya menjauh dari lokasi.

Tiba-tiba dalam kekacauan itu, ada anggota aksi yang terkena lemparan batu. Sontak massa menjadi marah dan membalas ke arah aparat. Tembakan gas airmata kembali muncul dan massa kocar kacir.

Sempat kacau sekitar 20 menit, massa kembali berkumpul. Ustad Awit dari FPI meminta massa tenang dan sama-sama bertayamum untuk salat Asar berjamaah. Peserta aksi membagi tugas secara bergiliran antara yang menunaikan shalat asar dengan yang berjaga-jaga. Sebagian menunaikan shalat berjamaah, sebagiannya lagi berjaga-jaga. Hal itu dilakukan secara bergantian.

Kericuhan gelombang kedua terjadi sekitar pukul 16.32 WIB. Saat itu Kapolda Metro Jaya Irjen Untung S Radjab yang turun langsung ke lokasi sedang berorasi. “Saya muslim, Anda semua muslim, kita sama-sama marah, tapi ini sudah cukup. Dunia sudah tahu,” kata Kapolda.

Saat Untung berpidato, justru terdengar letusan tembakan gas air mata dari arah barikade kepolisian. Sontak hal tersebut menyulut emosi massa. Akibat situasi yang makin memanas karena terjadi kericuhan gelombang kedua, Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI), Muhammad Al Khaththath memerintahkan seluruh anggota FUI menarik diri dari lokasi. Al Khaththath perintahkan massa mundur dari Jalan Medan Merdeka Selatan, lokasi jalan yang menjadi akses Kedubes AS di Jakarta.

Sebagian anggota FPI yang menjadi peserta aksi demo juga sudah diperintahkan menarik diri dari Jalan Merdeka Selatan karena memperoleh informasi bahwa demo akan dikacaukan. Setelah peserta aksi dari FPI dan FUI menarik diri, peserta aksi tinggal menyisakan peserta dari GARIS, JAT, dan beberapa elemen Islam yang lain.

Sebelumnya, pada pukul 14.30 WIB ini, seorang petugas kepolisian terlihat berlari dengan berlumuran darah. Demikian juga sejumlah aparat kepolisian terlihat menangkap seorang pria berkepala plontos. Pria ini yang diduga sebagai provokator ini, langsung diamankan ke sebuah kendaraan milik polisi.
“Jangan-jangan dipukuli,” teriak salah seorang pria.

Namun beberapa kali pukulan terlihat diarahkan kepadanya. “Teman kami sudah ada yang terluka. Dia ini kemungkinan besar seorang provokator,” teriak petugas yang memasukkannya ke dalam mobil operasional tersebut. Saat seorang pria mencoba mencegah agar pria tersebut tidak dibawa.
Koordinator lapangan Munarman lantas berinisiatif bernegosiasi dengan Kapolres Jakarta Pusat Kombes AR Yoyol. Munarman yang mengenakan kemeja putih, topi hijau, dan kacamata hitam tampak memeluk mantan kadensus 88 Polda Metro Jaya itu . Cium pipi kiri dan kanan juga dilakukan.

Pelan-pelan massa bubar. Mereka mengarah ke jalan Sudirman dan sebagian ke arah jalan Tanah Abang. Dari kejadian ini, sedikitnya tujuh aparat keamanan mengalami luka-luka. Sementara Polda Metro Jaya mengamankan sedikitnya empat anggota FPI. “Ada empat orang yang sudah diamankan. Mereka kedapatan membawa katapel dengan peluru kelereng serta bom molotov. Ini ‘kan sudah tidak benar dan melanggar hukum. Kalau kedapatan lagi, akan kita tangkap lagi,”ungkap Wakil Kepala Polda Metro Jaya Brigjen Suhardi Alius.

Di Medan Konsul AS Dilempari Telur

Aksi massa ini sedianya hendak berorasi mengecam beredarnya film Innocence of Muslim. Dalam salah selebaran yang mengatasnamakan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), menyerukan agar kaum muslimin menyatukan perjuangan bersama muhajid global untuk melawan hegemoni Amerika dan antek-anteknya. “Karena tegaknya Syariat Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah tuntutan ibadah, sekaligus kemurnian tauhid,”ungkap Juru Bicara JAT, Son Hadi dalam rilisnya.

Aksi serupa juga terjadi di Medan. Puluhan massa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sumatera Utara (Sumut), menggeruduk Konsulat Jenderal (Konjen) Amerika, Jalan Letjen MT Haryono, Medan. Mereka melempari bendera Amerika Serikat dengan telur.

Awalnya, massa KAMMI yang berjumlah puluhan orang menggelar aksi damai dengan berorasi di luar halaman gedung Uniland Plaza, yang menjadi kantor Konjen Amerika.  Aksi tersebut sempat membuat kelimpungan para personel kepolisian dan petugas keamanan gedung yang berjaga-jaga.
Massa KAMMI sempat berupaya menerobos barikade polisi dan petugas keamanan, untuk masuk ke dalam gedung.  Aksi saling dorong pun terjadi, antara massa aksi dengan personel polisi yang berjaga. Dari pantauan Sumut Pos di lapangan, jumlah personel polisi yang berjaga lebih banyak dari aksi massa.

Dalam aksi tersebut, sempat terjadi kericuhan ketika seorang polisi wanita (Polwan), terkena lemparan telur dari aksi massa. Massa mengaku, apa yang terjadi itu di luar kendali dan tanpa kesengajaan.

Di areal parkir Uniland Plaza, tampak terparkir dua unit mobil kepolisian, dan salah satunya mobil water canon untuk membubarkan massa. Koordinator aksi KAMMI Sumut, Mangaraja Harahap, dalam orasinya mengatakan film Innocence of Muslims secara jelas telah menghina Nabi Muhammad SAW.
Dikarenakan masa tidak disambut Konjen Amerika, masa menginjak-injak bendera Amerika Serikat. Massa juga berjanji akan melakukan aksi lanjutan, sampai pemerintah Indonesia berani memberikan sikap atas penghinaan ini. “Kami akan menggelar aksi selanjutnya, jika tuntutan ini tidak ditanggapi,” tegas Rabuddin Abdullah.

Kapolsekta Medan Timur, Kompol Patar Silalahi SIK saat dilokasi mengaku, pihaknya tetap melakukan pengamanan dan dibantu personel dari Polresta Medan. “Semua personel diperintahkan hanya berjaga-jaga. Personel diminta agar bertindak sesuai instruksi dari atasan,” jelasnya. (gir/ari/jon/rdl/nw/jpnn)

Demonstrasi Massa Forum Umat Islam di Depan Kedubes AS Ricuh

JAKARTA-Aksi unjuk rasa seribuan massa dari berbagai elemen masyarakat di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, berlangsung ricuh. Tujuh orang polisi terluka akibat lemparan batu. Sementara, empat demonstran ditangkap.

RICUH: Unjuk rasa rasa mengecam film Innocence of Muslims  Kedubes Amerika Serikat berujung ricuh  mengakibatkan korban luka  beberapa orang ditangkap.//ADEK BERRY/AFP PHOTO
RICUH: Unjuk rasa rasa mengecam film Innocence of Muslims di Kedubes Amerika Serikat berujung ricuh dan mengakibatkan korban luka dan beberapa orang ditangkap.//ADEK BERRY/AFP PHOTO
Hingga tadi malam, 100 personel dari Polres Jakarta Pusat masih berjaga di sekitar Kedubes Jalan Merdeka Selatan. “Kita akan tarik bertahap kalau memang benar-benar sudah aman,” ujar Kapolres Jakarta Pusat Kombes AR Yoyol di lokasi tadi malam.

Demonstrasi massa yang mengatasnamakan dirinya Forum Umat Islam di depan Kedubes AS Jakarta berlangsung sejak siang kemarin. Massa sebelumnya melakukan long march dari bundaran Hotel Indonesia. Massa yang terdiri atas berbagai ormas, di antaranya FPI, HTI, Persis, JATn
Garis, Indonesia Tanpa JIL, Komunitas Salam Satu Jari, dan ormas lainnya berjalan pelan menuju Kedubes AS. Mereka meneriakkan yel yel sepanjang jalan.

Sampai di depan Balaikota DKI Jakarta, sekitar 50 meter dari Kedubes, massa kaget karena disambut gas air mata. Sebagian panik karena ada perempuan dan anak-anak. Para perempuan itu kemudian menggendong anaknya menjauh dari lokasi.

Tiba-tiba dalam kekacauan itu, ada anggota aksi yang terkena lemparan batu. Sontak massa menjadi marah dan membalas ke arah aparat. Tembakan gas airmata kembali muncul dan massa kocar kacir.

Sempat kacau sekitar 20 menit, massa kembali berkumpul. Ustad Awit dari FPI meminta massa tenang dan sama-sama bertayamum untuk salat Asar berjamaah. Peserta aksi membagi tugas secara bergiliran antara yang menunaikan shalat asar dengan yang berjaga-jaga. Sebagian menunaikan shalat berjamaah, sebagiannya lagi berjaga-jaga. Hal itu dilakukan secara bergantian.

Kericuhan gelombang kedua terjadi sekitar pukul 16.32 WIB. Saat itu Kapolda Metro Jaya Irjen Untung S Radjab yang turun langsung ke lokasi sedang berorasi. “Saya muslim, Anda semua muslim, kita sama-sama marah, tapi ini sudah cukup. Dunia sudah tahu,” kata Kapolda.

Saat Untung berpidato, justru terdengar letusan tembakan gas air mata dari arah barikade kepolisian. Sontak hal tersebut menyulut emosi massa. Akibat situasi yang makin memanas karena terjadi kericuhan gelombang kedua, Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI), Muhammad Al Khaththath memerintahkan seluruh anggota FUI menarik diri dari lokasi. Al Khaththath perintahkan massa mundur dari Jalan Medan Merdeka Selatan, lokasi jalan yang menjadi akses Kedubes AS di Jakarta.

Sebagian anggota FPI yang menjadi peserta aksi demo juga sudah diperintahkan menarik diri dari Jalan Merdeka Selatan karena memperoleh informasi bahwa demo akan dikacaukan. Setelah peserta aksi dari FPI dan FUI menarik diri, peserta aksi tinggal menyisakan peserta dari GARIS, JAT, dan beberapa elemen Islam yang lain.

Sebelumnya, pada pukul 14.30 WIB ini, seorang petugas kepolisian terlihat berlari dengan berlumuran darah. Demikian juga sejumlah aparat kepolisian terlihat menangkap seorang pria berkepala plontos. Pria ini yang diduga sebagai provokator ini, langsung diamankan ke sebuah kendaraan milik polisi.
“Jangan-jangan dipukuli,” teriak salah seorang pria.

Namun beberapa kali pukulan terlihat diarahkan kepadanya. “Teman kami sudah ada yang terluka. Dia ini kemungkinan besar seorang provokator,” teriak petugas yang memasukkannya ke dalam mobil operasional tersebut. Saat seorang pria mencoba mencegah agar pria tersebut tidak dibawa.
Koordinator lapangan Munarman lantas berinisiatif bernegosiasi dengan Kapolres Jakarta Pusat Kombes AR Yoyol. Munarman yang mengenakan kemeja putih, topi hijau, dan kacamata hitam tampak memeluk mantan kadensus 88 Polda Metro Jaya itu . Cium pipi kiri dan kanan juga dilakukan.

Pelan-pelan massa bubar. Mereka mengarah ke jalan Sudirman dan sebagian ke arah jalan Tanah Abang. Dari kejadian ini, sedikitnya tujuh aparat keamanan mengalami luka-luka. Sementara Polda Metro Jaya mengamankan sedikitnya empat anggota FPI. “Ada empat orang yang sudah diamankan. Mereka kedapatan membawa katapel dengan peluru kelereng serta bom molotov. Ini ‘kan sudah tidak benar dan melanggar hukum. Kalau kedapatan lagi, akan kita tangkap lagi,”ungkap Wakil Kepala Polda Metro Jaya Brigjen Suhardi Alius.

Di Medan Konsul AS Dilempari Telur

Aksi massa ini sedianya hendak berorasi mengecam beredarnya film Innocence of Muslim. Dalam salah selebaran yang mengatasnamakan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), menyerukan agar kaum muslimin menyatukan perjuangan bersama muhajid global untuk melawan hegemoni Amerika dan antek-anteknya. “Karena tegaknya Syariat Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah tuntutan ibadah, sekaligus kemurnian tauhid,”ungkap Juru Bicara JAT, Son Hadi dalam rilisnya.

Aksi serupa juga terjadi di Medan. Puluhan massa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sumatera Utara (Sumut), menggeruduk Konsulat Jenderal (Konjen) Amerika, Jalan Letjen MT Haryono, Medan. Mereka melempari bendera Amerika Serikat dengan telur.

Awalnya, massa KAMMI yang berjumlah puluhan orang menggelar aksi damai dengan berorasi di luar halaman gedung Uniland Plaza, yang menjadi kantor Konjen Amerika.  Aksi tersebut sempat membuat kelimpungan para personel kepolisian dan petugas keamanan gedung yang berjaga-jaga.
Massa KAMMI sempat berupaya menerobos barikade polisi dan petugas keamanan, untuk masuk ke dalam gedung.  Aksi saling dorong pun terjadi, antara massa aksi dengan personel polisi yang berjaga. Dari pantauan Sumut Pos di lapangan, jumlah personel polisi yang berjaga lebih banyak dari aksi massa.

Dalam aksi tersebut, sempat terjadi kericuhan ketika seorang polisi wanita (Polwan), terkena lemparan telur dari aksi massa. Massa mengaku, apa yang terjadi itu di luar kendali dan tanpa kesengajaan.

Di areal parkir Uniland Plaza, tampak terparkir dua unit mobil kepolisian, dan salah satunya mobil water canon untuk membubarkan massa. Koordinator aksi KAMMI Sumut, Mangaraja Harahap, dalam orasinya mengatakan film Innocence of Muslims secara jelas telah menghina Nabi Muhammad SAW.
Dikarenakan masa tidak disambut Konjen Amerika, masa menginjak-injak bendera Amerika Serikat. Massa juga berjanji akan melakukan aksi lanjutan, sampai pemerintah Indonesia berani memberikan sikap atas penghinaan ini. “Kami akan menggelar aksi selanjutnya, jika tuntutan ini tidak ditanggapi,” tegas Rabuddin Abdullah.

Kapolsekta Medan Timur, Kompol Patar Silalahi SIK saat dilokasi mengaku, pihaknya tetap melakukan pengamanan dan dibantu personel dari Polresta Medan. “Semua personel diperintahkan hanya berjaga-jaga. Personel diminta agar bertindak sesuai instruksi dari atasan,” jelasnya. (gir/ari/jon/rdl/nw/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/