26 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Anak Krakatau & Merapi Bisa Meletus Kapan Saja

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pegunungan dapat menjadi salah satu destinasi untuk berlibur atau rekreasi. Namun, apa jadinya bila gunung yang Anda kunjungi sebenarnya adalah sebuah gunung api aktif?

GUNUNG MERAPI: Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, menyebutkan tingkat aktivitas Gunung Merapi masih tinggi dan belum menunjukkan penurunan, Selasa (17/11). Status Gunung Merapi level III atau siaga. Gunung bisa sewaktu-waktu meletus.
GUNUNG MERAPI: Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, menyebutkan tingkat aktivitas Gunung Merapi masih tinggi dan belum menunjukkan penurunan, Selasa (17/11). Status Gunung Merapi level III atau siaga. Gunung bisa sewaktu-waktu meletus.

Dikutip dari Insider, Selasa (17/11) ada 13 gunung di dunia yang bisa meletus kapan saja. Dua di antaranya ada di Indonesia. Dua gunung dimaksud adalah Gunung Anak Krakatau dan Gunung Merapi.

Para ilmuwan di Oregon State University mengatakan bahwa gunung “Anak Krakatau” sangat tidak dapat diprediksi, karena beberapa letusan tidak memiliki pola yang jelas.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI mencatat dari Januari hingga April 2020 Gunung Anak Krakatau telah 10 kali erupsi.

Runtuhnya sebagian gunung berapi ini memicu tsunami mematikan pada tahun 2018 yang menewaskan ratusan orang dan sejak itu terus terjadi erupsi, menurut Program Vulkanisme Global Smithsonian.

Kepala Subdirektorat Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Badan Geologi Nia Haerani menyatakan, Gunung Anak Krakatau diturunkan tingkat aktifitasnya dari Level III atau Siaga menjadi Level II atau waspada, pada 25 Maret 2019. Aktifitas vulkaniknya masih fluktuatif.

Kemudian, Gunung Merapi. BBC melaporkan bahwa Gunung Merapi telah meletus secara teratur setidaknya sejak tahun 1548. Namun, ini juga berarti gunung berapi tersebut memberikan kesempatan yang baik bagi para ilmuwan untuk mempelajari cara kerja letusan, yang berarti mereka dapat mengembangkan cara untuk memperingatkan orang agar tetap aman.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah mengeluarkan guguran lava pada Rabu 11 November 2020 pagi, dengan jarak luncur 700 meter ke arah Kali Senowo.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya, Rabu, menyatakan guguran lava itu tercatat keluar dari Gunung Merapi pada pukul 03.58 WIB, 04.04 WIB, dan 05.13 WIB. Namun, secara visual hanya terpantau satu kali dari Pos Babadan selama periode pengamatan pukul 00:00-06:00 WIB.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan pihaknya tengah menyiapkan lokasi pengungsian untuk warga terdampak erupsi Gunung Merapi. Saat ini status Gunung Merapi naik menjadi level III atau siaga.

Sementara 11 gunung lainnya di dunia yang bisa meletus kapan saja yakni, pertama, Gunung Paektu di Korea Utara, yang pernah meletus hebat sekitar 1.000 tahun yang lalu. Kedua, Gunung Shasta di California AS. Menurut Survei Geologi AS (USGS), Gunung Shasta biasanya meletus setiap beberapa ratus tahun sekali. Letusan terakhirnya diperkirakan terjadi pada 1700-an. The Wall Street Journal mengatakan, para ilmuwan terus mengawasi gunung berapi untuk tanda-tanda kemungkinan meletus. Ketiga, Gunung Fuji di Jepang. Gunung simbol Jepang ini terakhir kali meletus pada tahun 1707, menurut National Geographic. Tetapi pejabat Jepang khawatir gunung itu bisa meletus kembali.

Keempat, Gunung Hood di Oregon AS. Gunung ini terakhir meletus pada pertengahan 1800-an, menurut USGS. Namun ada kemungkinan letusan segera terjadi. Kelima, Gunung Ruapehu di Selandia Baru. Terakhir meletus pada 2007. GeoNet mengatakan, letusan dapat terjadi di semua tingkat, karena aktivitas dapat berubah dengan cepat.

Keenam, Gunung Tungurahua di Ekuador. Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa gunung berapi di Amerika Selatan ini menunjukkan tanda-tanda keruntuhan struktural. Gunung ini telah meletus pada 1995. Program Vulkanisme Global Smithsonian mencantumkan letusan besar terakhirnya yang terjadi pada tahun 2014.

Ketujuh, Gunung Kilauea di Hawaii. Kîlauea adalah gunung vulkanik yang paling aktif di dunia, menurut Ensiklopedia Britannica. Gunung berapi ini terus-menerus memuntahkan lahar dari sekitar tahun 1983 hingga 2018. Scientific American mengatakan bahwa gunung berapi itu “pasti akan segera meletus lagi”.

Kedelapan, Gunung Taal di Filipina. Gunung berapi ini terakhir mengalami erupsi pada bulan Januari lalu. Gunung Api Taal telah meletus sebanyak 34 kali dalam 450 tahun terakhir, menurut BBC. Kesembilan, Gunung Yasur di Vanuatu. Di Pasifik Selatan di sepanjang “Cincin Api”, telah mengalir lahar dari gunung berapi ini selama berabad-abad, menurut Program Vulkanisme Global Smithsonian.

Kesepuluh, Gunung Erta Ale di Etiopia. Gunung berapi ini telah meletus terus menerus sejak 1967, menurut para ilmuwan Universitas Negeri Oregon.

Kesebelas, Gunung Nyiragongo di Republik Demokratik Kongo. Para peneliti di Oregon State University menyebut Gunung Nyiragongo merupakan “gunung berapi paling berbahaya di dunia”. Ini bukan hanya karena banyaknya lava yang dimuntahkan secara teratur dari danau lava-nya, tetapi karena gas beracun yang dilepaskannya. Pada Januari 2002, kombinasi gas beracun dan lahar dari Gunung Nyiragongo menewaskan sekitar 100 orang di kota terdekat Goma, menurut BBC. (lp6)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pegunungan dapat menjadi salah satu destinasi untuk berlibur atau rekreasi. Namun, apa jadinya bila gunung yang Anda kunjungi sebenarnya adalah sebuah gunung api aktif?

GUNUNG MERAPI: Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, menyebutkan tingkat aktivitas Gunung Merapi masih tinggi dan belum menunjukkan penurunan, Selasa (17/11). Status Gunung Merapi level III atau siaga. Gunung bisa sewaktu-waktu meletus.
GUNUNG MERAPI: Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, menyebutkan tingkat aktivitas Gunung Merapi masih tinggi dan belum menunjukkan penurunan, Selasa (17/11). Status Gunung Merapi level III atau siaga. Gunung bisa sewaktu-waktu meletus.

Dikutip dari Insider, Selasa (17/11) ada 13 gunung di dunia yang bisa meletus kapan saja. Dua di antaranya ada di Indonesia. Dua gunung dimaksud adalah Gunung Anak Krakatau dan Gunung Merapi.

Para ilmuwan di Oregon State University mengatakan bahwa gunung “Anak Krakatau” sangat tidak dapat diprediksi, karena beberapa letusan tidak memiliki pola yang jelas.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI mencatat dari Januari hingga April 2020 Gunung Anak Krakatau telah 10 kali erupsi.

Runtuhnya sebagian gunung berapi ini memicu tsunami mematikan pada tahun 2018 yang menewaskan ratusan orang dan sejak itu terus terjadi erupsi, menurut Program Vulkanisme Global Smithsonian.

Kepala Subdirektorat Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Badan Geologi Nia Haerani menyatakan, Gunung Anak Krakatau diturunkan tingkat aktifitasnya dari Level III atau Siaga menjadi Level II atau waspada, pada 25 Maret 2019. Aktifitas vulkaniknya masih fluktuatif.

Kemudian, Gunung Merapi. BBC melaporkan bahwa Gunung Merapi telah meletus secara teratur setidaknya sejak tahun 1548. Namun, ini juga berarti gunung berapi tersebut memberikan kesempatan yang baik bagi para ilmuwan untuk mempelajari cara kerja letusan, yang berarti mereka dapat mengembangkan cara untuk memperingatkan orang agar tetap aman.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah mengeluarkan guguran lava pada Rabu 11 November 2020 pagi, dengan jarak luncur 700 meter ke arah Kali Senowo.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya, Rabu, menyatakan guguran lava itu tercatat keluar dari Gunung Merapi pada pukul 03.58 WIB, 04.04 WIB, dan 05.13 WIB. Namun, secara visual hanya terpantau satu kali dari Pos Babadan selama periode pengamatan pukul 00:00-06:00 WIB.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan pihaknya tengah menyiapkan lokasi pengungsian untuk warga terdampak erupsi Gunung Merapi. Saat ini status Gunung Merapi naik menjadi level III atau siaga.

Sementara 11 gunung lainnya di dunia yang bisa meletus kapan saja yakni, pertama, Gunung Paektu di Korea Utara, yang pernah meletus hebat sekitar 1.000 tahun yang lalu. Kedua, Gunung Shasta di California AS. Menurut Survei Geologi AS (USGS), Gunung Shasta biasanya meletus setiap beberapa ratus tahun sekali. Letusan terakhirnya diperkirakan terjadi pada 1700-an. The Wall Street Journal mengatakan, para ilmuwan terus mengawasi gunung berapi untuk tanda-tanda kemungkinan meletus. Ketiga, Gunung Fuji di Jepang. Gunung simbol Jepang ini terakhir kali meletus pada tahun 1707, menurut National Geographic. Tetapi pejabat Jepang khawatir gunung itu bisa meletus kembali.

Keempat, Gunung Hood di Oregon AS. Gunung ini terakhir meletus pada pertengahan 1800-an, menurut USGS. Namun ada kemungkinan letusan segera terjadi. Kelima, Gunung Ruapehu di Selandia Baru. Terakhir meletus pada 2007. GeoNet mengatakan, letusan dapat terjadi di semua tingkat, karena aktivitas dapat berubah dengan cepat.

Keenam, Gunung Tungurahua di Ekuador. Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa gunung berapi di Amerika Selatan ini menunjukkan tanda-tanda keruntuhan struktural. Gunung ini telah meletus pada 1995. Program Vulkanisme Global Smithsonian mencantumkan letusan besar terakhirnya yang terjadi pada tahun 2014.

Ketujuh, Gunung Kilauea di Hawaii. Kîlauea adalah gunung vulkanik yang paling aktif di dunia, menurut Ensiklopedia Britannica. Gunung berapi ini terus-menerus memuntahkan lahar dari sekitar tahun 1983 hingga 2018. Scientific American mengatakan bahwa gunung berapi itu “pasti akan segera meletus lagi”.

Kedelapan, Gunung Taal di Filipina. Gunung berapi ini terakhir mengalami erupsi pada bulan Januari lalu. Gunung Api Taal telah meletus sebanyak 34 kali dalam 450 tahun terakhir, menurut BBC. Kesembilan, Gunung Yasur di Vanuatu. Di Pasifik Selatan di sepanjang “Cincin Api”, telah mengalir lahar dari gunung berapi ini selama berabad-abad, menurut Program Vulkanisme Global Smithsonian.

Kesepuluh, Gunung Erta Ale di Etiopia. Gunung berapi ini telah meletus terus menerus sejak 1967, menurut para ilmuwan Universitas Negeri Oregon.

Kesebelas, Gunung Nyiragongo di Republik Demokratik Kongo. Para peneliti di Oregon State University menyebut Gunung Nyiragongo merupakan “gunung berapi paling berbahaya di dunia”. Ini bukan hanya karena banyaknya lava yang dimuntahkan secara teratur dari danau lava-nya, tetapi karena gas beracun yang dilepaskannya. Pada Januari 2002, kombinasi gas beracun dan lahar dari Gunung Nyiragongo menewaskan sekitar 100 orang di kota terdekat Goma, menurut BBC. (lp6)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/