25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Mulai Nol Lagi, Main OVJ Dibayar Rp 2 Juta

Berhenti Jadi Wakil Bupati Garut, Dicky Chandra Kembali ke Panggung Hiburan

Menjadi wakil bupati tak membuat Dicky Chandra bahagia. Kini setelah resmi mengundurkan diri, dia kembali ke panggung hiburan, dunia yang telah membesarkan namanya. Seperti apa?

M SIDIK PERMANA, Bogor

TUBUH Dicky Chandra masih tampak lelah pagi itu. Maklum, semalaman dia harus menyelesaikan syuting di Jakarta. Meski demikian, dia tetap ramah menemui tamu, para seniman Garut yang datang ke rumahnya di Perumahan Duta Mekar Asri, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jabar. Mengenakan kaus oblong putih dibalut jaket militer hijau dan celana jins hitam, pria 37 tahun itu langsung menebar senyum ramah kepada para seniman muda yang datang untuk berguru tersebut. Di antara seniman itu, ada grup band asal Garut, D Garuters.

Obrolan hangat dengan logat khas Sunda langsung pecah. Di situ, Dicky juga memaparkan keputusannya menanggalkan jabatan wakil bupati Garut.

Termasuk, hubungan yang tidak harmonis antara Dicky yang ketika itu masih menjabat Wabup dan Bupati Garut Aceng HM Fikri menjadi obrolan hangat.

Namun, Dicky tidak mau berpanjang lebar menjelaskan hubungannya dengan bupati Garut yang tidak harmonis tersebut. Dia kemudian mengambil gitar milik D Garuters dan menyanyikan sebuah lagu yang diciptakan grup band tersebut.

Ketika Dicky mulai memainkan jarinya di senar gitar, dua personel D Garuters mengikuti melodi yang dibawakan Dicky. Sementara itu, dua personel band lainnya menyanyikan lagu yang belum diberi judul tersebut.

Alunan gitar dari tiga orang ditambah vokal khas anak Garut pun mulai meramaikan suasana rumah dua lantai bercat krem tersebut. “Saya sangat menikmati suasana seperti ini. Suasana ini tidak bisa saya temui selama saya menjabat wakil bupati,” ujar Dicky.

Seusai menyanyikan beberapa lagu dan berbincang- bincang dengan personel D Garuters, ayah empat anak kelahiran Tasikmalaya, 12 Mei 1974, tersebut melayani pertanyaan Radar Bogor (grup Sumut Pos). Dicky mengungkapkan, setelah keputusan Mendagri terkait pemberhentian dirinya secara hormat sebagai wakil bupati turun, dia harus merangkak lagi mulai awal di panggung hiburan.

Bahkan, Dicky berterus terang mengaku, ketika bermain di Opera van Java (OVJ) bersama Sule, Andre, Parto, Aziz Gagap, dan Nunung di salah satu stasiun televisi swasta, dirinya hanya dibayar Rp2 juta.

“Setelah mengundurkan diri, ya saya sudah memastikan dunia hiburan adalah satu-satunya rumah. Toh, saya memang tidak bisa berdagang atau yang lain. Ya sudah, menjadi MC dan kembali menjadi komedian di televisi. Itu jalan hidup saya saat ini,” tegasnya.

“Bahkan, satu kali tampil dalam acara komedi bersama Sule, saya diberi honor Rp2 juta per episode.

Walaupun dibayarnya telat, yang penting halal,” sambung Dicky.

Mantan cover boy majalah Model tersebut menegaskan belum ingin terjun ke dunia sinetron.

Dia menyatakan sedang belajar menulis skenario serta mencoba menjadi sutradara dan bekerja di belakang layar. “Untuk saat ini, saya paling menyanggupi syuting di beberapa stasiun televisi saja sebagai pembawa acara (MC), komedian, dan belum akan terjun ke dunia sinetron,” terangnya.

Walaupun sudah tidak menjabat wakil bupati Garut, kecintaannya terhadap daerah tersebut tidak akan pernah luntur. Dia akan tetap mendedikasikan dan mengabdikan hidupnya untuk kemajuan masyarakat Garut. “Tiap minggu saya akan tetap pulang ke Garut karena di sana saya membina seniman-seniman muda asli Garut agar bisa tampil di kancah nasional,” ungkapnya.

Suami Rani itu menyatakan tidak mengambil keuntungan selama menjabat Wabup Garut.

Selama menjadi orang nomor dua di Garut tersebut, dia berusaha memperkecil kepentingan diri sendiri dan bekerja demi kepentingan rakyat. Dia juga mendorong kemajuan usaha kecil dan menengah (UKM) Garut.

“Saya tidak punya saham sedikit pun di UKM Garut agar dikenal di dunia luar. Kami bersama keluarga tidak akan malu hidup sederhana seperti ini walau hanya dengan mobil pinjaman dari saudara saya. Saya tetap akan berkarya dengan profesi yang saya miliki ini (seni, Red),” ucap Dicky.

Meski merasa gagal menjalankan perannya sebagai wakil bupati, Dicky tidak akan bosan menemani para pelaku UKM, nelayan, dan seniman yang selama ini telah dibina.

“Saya sangat berharap masyarakat memaafkan saya. Namun, saya tidak akan pernah meninggalkan Garut dan saya siap mempromosikan semua hasil serta produk UKM seperti cokdol (cokelat isi dodol), jas kulit, dan pariwisata Garut tanpa menggunakan dana APBD,” tegasnya. (*)

Berhenti Jadi Wakil Bupati Garut, Dicky Chandra Kembali ke Panggung Hiburan

Menjadi wakil bupati tak membuat Dicky Chandra bahagia. Kini setelah resmi mengundurkan diri, dia kembali ke panggung hiburan, dunia yang telah membesarkan namanya. Seperti apa?

M SIDIK PERMANA, Bogor

TUBUH Dicky Chandra masih tampak lelah pagi itu. Maklum, semalaman dia harus menyelesaikan syuting di Jakarta. Meski demikian, dia tetap ramah menemui tamu, para seniman Garut yang datang ke rumahnya di Perumahan Duta Mekar Asri, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jabar. Mengenakan kaus oblong putih dibalut jaket militer hijau dan celana jins hitam, pria 37 tahun itu langsung menebar senyum ramah kepada para seniman muda yang datang untuk berguru tersebut. Di antara seniman itu, ada grup band asal Garut, D Garuters.

Obrolan hangat dengan logat khas Sunda langsung pecah. Di situ, Dicky juga memaparkan keputusannya menanggalkan jabatan wakil bupati Garut.

Termasuk, hubungan yang tidak harmonis antara Dicky yang ketika itu masih menjabat Wabup dan Bupati Garut Aceng HM Fikri menjadi obrolan hangat.

Namun, Dicky tidak mau berpanjang lebar menjelaskan hubungannya dengan bupati Garut yang tidak harmonis tersebut. Dia kemudian mengambil gitar milik D Garuters dan menyanyikan sebuah lagu yang diciptakan grup band tersebut.

Ketika Dicky mulai memainkan jarinya di senar gitar, dua personel D Garuters mengikuti melodi yang dibawakan Dicky. Sementara itu, dua personel band lainnya menyanyikan lagu yang belum diberi judul tersebut.

Alunan gitar dari tiga orang ditambah vokal khas anak Garut pun mulai meramaikan suasana rumah dua lantai bercat krem tersebut. “Saya sangat menikmati suasana seperti ini. Suasana ini tidak bisa saya temui selama saya menjabat wakil bupati,” ujar Dicky.

Seusai menyanyikan beberapa lagu dan berbincang- bincang dengan personel D Garuters, ayah empat anak kelahiran Tasikmalaya, 12 Mei 1974, tersebut melayani pertanyaan Radar Bogor (grup Sumut Pos). Dicky mengungkapkan, setelah keputusan Mendagri terkait pemberhentian dirinya secara hormat sebagai wakil bupati turun, dia harus merangkak lagi mulai awal di panggung hiburan.

Bahkan, Dicky berterus terang mengaku, ketika bermain di Opera van Java (OVJ) bersama Sule, Andre, Parto, Aziz Gagap, dan Nunung di salah satu stasiun televisi swasta, dirinya hanya dibayar Rp2 juta.

“Setelah mengundurkan diri, ya saya sudah memastikan dunia hiburan adalah satu-satunya rumah. Toh, saya memang tidak bisa berdagang atau yang lain. Ya sudah, menjadi MC dan kembali menjadi komedian di televisi. Itu jalan hidup saya saat ini,” tegasnya.

“Bahkan, satu kali tampil dalam acara komedi bersama Sule, saya diberi honor Rp2 juta per episode.

Walaupun dibayarnya telat, yang penting halal,” sambung Dicky.

Mantan cover boy majalah Model tersebut menegaskan belum ingin terjun ke dunia sinetron.

Dia menyatakan sedang belajar menulis skenario serta mencoba menjadi sutradara dan bekerja di belakang layar. “Untuk saat ini, saya paling menyanggupi syuting di beberapa stasiun televisi saja sebagai pembawa acara (MC), komedian, dan belum akan terjun ke dunia sinetron,” terangnya.

Walaupun sudah tidak menjabat wakil bupati Garut, kecintaannya terhadap daerah tersebut tidak akan pernah luntur. Dia akan tetap mendedikasikan dan mengabdikan hidupnya untuk kemajuan masyarakat Garut. “Tiap minggu saya akan tetap pulang ke Garut karena di sana saya membina seniman-seniman muda asli Garut agar bisa tampil di kancah nasional,” ungkapnya.

Suami Rani itu menyatakan tidak mengambil keuntungan selama menjabat Wabup Garut.

Selama menjadi orang nomor dua di Garut tersebut, dia berusaha memperkecil kepentingan diri sendiri dan bekerja demi kepentingan rakyat. Dia juga mendorong kemajuan usaha kecil dan menengah (UKM) Garut.

“Saya tidak punya saham sedikit pun di UKM Garut agar dikenal di dunia luar. Kami bersama keluarga tidak akan malu hidup sederhana seperti ini walau hanya dengan mobil pinjaman dari saudara saya. Saya tetap akan berkarya dengan profesi yang saya miliki ini (seni, Red),” ucap Dicky.

Meski merasa gagal menjalankan perannya sebagai wakil bupati, Dicky tidak akan bosan menemani para pelaku UKM, nelayan, dan seniman yang selama ini telah dibina.

“Saya sangat berharap masyarakat memaafkan saya. Namun, saya tidak akan pernah meninggalkan Garut dan saya siap mempromosikan semua hasil serta produk UKM seperti cokdol (cokelat isi dodol), jas kulit, dan pariwisata Garut tanpa menggunakan dana APBD,” tegasnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/