SURABAYA, SUMUTPOS.CO – Hingga hari ke-22 setelah jatuhnya AirAsia QZ8501 pada Minggu, 28 Desember 2014, enam jenazah yang tersisa di RS Bhayangkara, Surabaya, Jawa Timur belum bisa diindentifikasi. Minggu (18/1), Tim Disaster Victim Identivication (DVI) Polda Jatim sama sekali tidak menambah jumlah korban yang bisa diidentifikasi.
Mereka mengaku semakin kesulitan karena kondisi jenazah sudah rusak. “Proses identifikasi hingga hari ke-22 ini semakin sulit. Selain tidak ada sidik jari, bentuk gigi yang tidak sempurna membuat tim kesulitan,” ucap Kabidhumas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono di posko crisis center, Minggu (18/1).
Dia mengatakan, tim DVI terus melakukan identifikasi dengan DNA. Identifikasi seperti itu akan membutuhkan waktu cukup lama. “Awalnya, memang kami cocokkan dengan properti yang digunakan korban. Tetapi, jika itu tidak bisa, baru tes DNA kami lakukan untuk memperoleh kepastian identitas korban,” lanjutnya.
Tim DVI masih memiliki enam jenazah yang belum teridentifikasi. Dengan tanggungan tersebut, mereka berusaha untuk terus mengumpulkan data antemortem maupun postmortem korban.
“Kami selalu berkomunikasi dengan keluarga korban saat dibutuhkan data lebih lanjut,” terangnya.
Menurut Awi, di antara tiga jenazah yang dikirim pada Sabtu pagi lalu (16/1), tim DVI sebenarnya dapat mengidentifikasi satu jenazah. Tetapi, tim DVI masih memerlukan lagi data pendukung sebagai penguat.
“Kami sudah mencocokkan properti kaus korban yang sama seperti di CCTV Bandara Juanda serta gigi palsu yang digunakan. Tetapi, setelah melakukan rapat, kami sepakat untuk menunggu data pendukung untuk memastikan lagi. Kami tak ingin terburu-buru,” jelasnya. (radarsurabaya/awa/jpnn)