JAKARTA-Tim pemburu Detasemen Khusus 88 Mabes Polri mengejar instruktur perakitan bom yang digunakan Muhammad Syarif. Bentuk, bahan dan rangkaian yang ditemukan di Masjid Ad Dzikro mengarah pada jejak ilmu mendiang Dr Azahari Husein.
“Kita tahu murid-muridnya masih ada. Bisa saja, salah satu dari mereka yang (mengajari) ke Syarif,” ujar Wakabareskrim, Irjen Mathius Salempang usai jumpa pers di Mabes Polri, kemarin (18/4). Bom Syarif berjenis low exsplosive dengan diberi tambahan paku, mur dan baut.
Dalam penggeledahan di rumah mertua Syarif di Majalengka, Densus 88 menemukan sisa alumunium, saklar, dan rangkaian elektronik. “Di masjid Polresta Cirebon juga ditemukan alumunium, sulfur, potassium nitrat,” katanya.
Mathius belum bisa memastikan kelompok mana yang berada di balik aksi Syarif. “Sementara ini masih lokal. Dia kan aktif di lokal Cirebon,” kata mantan Kapolda Kaltim itu.
Motif utama Syarif juga masih samar. “Apakah karena balas dendam atau memang ini martir dalam sebuah operasi teror. Itu kita dalami,” kata mantan ketua tim independen kasus Gayus Tambunan ini.
Syarif pernah menjadi DPO Polres Cirebon dalam kasus pengrusakan Alfamart. Dalam aksi pengrusakan itu, Syarif beraksi atas nama remaja masjid. Sebanyak 11 remaja masjid terlibat dalam aksi itu, dan enam di antaranya sudah dinyatakan bersalah dalam persidangan, sedangkan lima lainnya DPO.
Secara terpisah, sumber Jawa Pos (grup Sumut Pos) menyebut, Densus mengejar teman-teman terdekat Syarif ke Majalengka dan Ciamis. “Nama-namanya sudah di kami,” katanya.
Dari rangkaian dan bahan yang digunakan, kelompok ini diduga juga pernah melakukan serangan bom pipa ke 25 Maret 2011 ke Puspitek. Bom yang dilempar itu hanya meledak di gorong-gorong dan tidak ada korban jiwa. (rdl/aga/jpnn)