TUAL, SUMUTPOS.CO – Pesawat sipil jenis Piper PA-31 PK-IWT milik PT. Intan Angkasa, rontok setelah terhadang cuaca buruk di Kota Tual. Empat orang yang semuanya awak pesawat itu dinyatakan tewas terpanggang api yang bersumber dari ledakan pesawat. Pesawat meledak setelah terjadi benturan hebat dengan permukaan tanah.
Belum dapat dipastikan penyebab jatuhnya pesawat berukuran kecil tersebut. Namun, informasi yang diperoleh, pesawat itu berangkat dari Sentani, Papua menuju Bau-bau-Sulawesi Selatan. Data dari Bandar Udara Sentani, Papua, keempat korban adalah kapten pilot bernama Widi, teknisi Arif dan Evi. Serta, staf darat bernama Jefri.
Dilaporkan, pesawat piper milik perusahaan swasta itu biasanya digunakan untuk survei pemetaan. Rencananya, pesawat berkapasitas hanya empat penumpang itu akan melakukan pengisian BBM di Bandar Udara Dumatubun Langgur, Maluku Tengga.
Sebelum jatuh, pesawat itu sempat terlihat melakukan pendarat darurat di Kawasan Kota Tual. Lokasi jatuhnya pesawat diperkirakan berjarak 3 kilometer dari lokasi Bandar udara Dumatubun Langgur.
Pesawat terbentur daratan, lantas terdengar bunyi ledakan. Api kemudian menjalar ke seluruh badan pesawat. Warga yang mendengar bunyi ledakan keluar rumah dan mencari sumbernya. Sejumlah warga kemudian mengerumuni pesawat jenis Casa tersebut.
Pantauan koran ini, api yang sementara melahap badan pesawat itu baru dapat dipadamkan setelah warga dengan peralatan seadanya menyiram api, dan dibantu mobil pemadam kebakaran. Untungnya saat bersamaan turun hujan yang deras sehingga dengan mudah api padam.
Tim gabungan dari Badan SAR Kota Tual, aparat TNI/Polri, badan penanggulangan bencana dan pihak perhubungan Udara yang terjun di lokasi langsung bergerak melakukan evakuasi dan mengamankan area TKP. Setelah api dipastikan telah padam, tim langsung membersihkan puing-puing pesawat untuk mencari korban.
Dalam pencarian, ditemukan empat jasad korban terbakarnya pesawat naas itu. Dari hasil identifikasi tim, diperkirakan dua orang merupakan pilot dan co pilot dan dua yang lain penumpang.
“Peristiwa jatuhnya pesawat itu ketika pesawat hendak mau melakukan pengisian BBM di Tual, disaat bersamaan kondisi cuaca Tual sementara diguyuri hujan lebat dan angin yang kencang,” ungkap Danlanud Dumatubun Langgur,Letkol (P) I Ketut Ambara kepada Ambon Ekspres (grup Sumut Pos), terpisah.
Dijelaskan, pesawat yang jatuh tersebut merupakan pesawat sipil milik PT. Intan Angkasa yang melakukan penerbangan dari Bandara Sentani Jayapura tujuan Bau-bau, sulawesi selatan. Penegasan orang nomor satu di jajaran Lanud Dumatubun Langgur itu sekaligus mementahkan informasi pesawat tersebut milik TNI-AU.
“Saya sudah dihubungi panglima terkait jatuh pesawat itu dan telah kami klarifikasi pesawat tersebut bukan milik TNI-AU,” tegasnya.
Lantas apa motif dari jatuhnya pesawat, Danlanud enggan memberikan komentar dengan alasan pihak perhubungan udara yang lebih tepat mengemukakan alasan penyebab jatuhnya pesawat. Hanya saja kata dia, pesawat tersebut diduga jatuh karena saat memasuki kawasan Tual dihadang hujan lebat disertai angin kencang.
“Kalau penyebab jatuhya pesawat sebaiknya ditanyakan langsung kepada otoritas bandara namun yang pastinya pesawat itu dihantam hujan dan angin kencang,” tuturnya menduga penyebab jatuhnya pesawat.
Dia menambahkan, saat ini tim gabungan sudah melakukan evakuasi jasad empat korban yang terdiri dari 3 laki-laki dan 1 wanita di RSUD Karel Sadsuitubun Langgur. Kondisi korban yang terpanggang itu menyulitkan tim untuk mengindentifikasi korban.
“Kami belum tahu identitas korban. Namun peristiwa ini sudah kami laporkan kepada KNKT yang akan tiba sehari dua termasuk tim identifikasi dari Makkasar,” tuturnya.
Hingga berita ini dinaikan otoritas Bandara Dumatubun Langgur belum memberikan keterangan resmi atas peristiwa tersebut. Kini lokasi TKP telah dijaga ketat aparat keamanan dengan dipasang police line dan bangkai pesawat telah ditutup dengan terpal untuk menunggu tim KNKT dan pihak berwenang melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut. (cr1/jpnn/rbb)