29 C
Medan
Monday, July 1, 2024

8 Pelajar Sumut Masuk 25 Besar

JAKARTA- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengumumkan siswa-siswi SMU peraih nilai Ujian Nasional (UN) tertinggi. Tercatat ada 25 besar peraih nilai UN tertinggi di bidang IPA dan IPS. Delapan diantaranya diraih oleh pelajar SMA di Sumut.

Ujian Nasional
Ujian Nasional

“Jadi ini ada peringkat satu sampai dua puluh lima dari tingkat SMA yang IPA dan IPS se-Indonesia. Nah yang nilai ini, itu nilai murni UN jadi ditotal 6 pelajaran jadinya segitu,” ujar Mendikbud M Nuh di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (19/5).

“Kita bisa lihat wilayahnya merata dan jangan dibilang kalau di luar Jakarta nilainya jelek-jelek. Nyatanya mereka juga bisa masuk ke peringkat ini,” imbuh dia.

Jadwal pengumuman UN SMA/sederajat akan dilangsungkan pada Selasa (20/5) hari ini atau bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.

Nuh menegaskan, ujian nasional sanggup mengungkapkan data nilai-nilai murid mulai angka rendah 3 hingga angka tertinggi 10. Itu membantu perguruan tinggi memudahkan menyaring calon mahasiswa yang benar-benar berprestasi dengan soal bersifat nasional.

“Kalau rapor angka-angkanya hanya mengumpul pada angka 7,8, 9 dan 10, ini akan sulit bagi pihak kampus untuk menyaring mana yang terbaik, karena nilainya semua bagus-bagus,” ujarnya.

Nuh mengingatkan bahwa rapor bagus bukan jaminan pelajar lolos seleksi masuk perguruan tinggi. Karena, menurutnya banyak sekolah lainnya yang siswanya memiliki nilai bagus.

“Jadi kalau di sekolah prestasinya bagus, tapi kok tidak lolos seleksi masuk perguruan jangan buru-buru menyalahkan ini gara-gara ujian nasional. Di sekolahnya mungkin ia memiliki nilai paling tinggi, tapi kan ada sekolah lain yang nilainya juga tinggi,” dia menambahkan.

Menurut dia, ujian nasional justru membantu perguruan tinggi menyaring calon mahasiswa dan mahasiswi berprestasi. “Kalau basisnya prestasi saya kira di perguruan tinggi juga ia akan berprestasi,” tukas dia.

Lebih jauh, Nuh mengemukakan sejumlah informasi terkait tingkat kelulusan, provinsi terburuk, peraih nilai UN tertinggi, sekolah terbaik, dan lainnya.

Untuk tingkat kelulusan tahun ini turun 0,02 persen dari prosentase tahun lalu. Pada tahun 2013, dari 1.581.286 siswa peserta hanya 8.250 yang tidak lulus. Ini berati tingkat kelulusan miliki prosentase 99,48 persen. Sedangkan tahun ini capai 99,50 persen.

Untuk provinsi terburuk tercatat Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) merupakan provinsi dengan tingkat kelulusan paling rendah dengan 3,11 persen. Di posisi kedua ada Papua dengan 2,85 persen.

Untuk peraih nilai UN tertinggi, nilai UN murni tertinggi disabet oleh Ni Kadek Vani Apriyanti dengan nilai rata-rata UN 9,87. Ia adalah siswi dari SMA Negeri 4 Denpasar, Bali.

Untuk sekolah terbaik, adalah almamater Vani, SMA Negeri 4 Denpasar, Bali dengan nilai rata-rata UN paling tinggi dengan 9,17. Tidak terhenti di situs saja, ke-296 siswa kelas XII tercatat lulus semua UN SMA tahun ini.  Pada tahun lalu, SMA Negeri 4 Denpasar, Bali menempatkan lima siswanya dalam 12 besar nilai UN tertinggi.

Bendahara Umum Majelis Perguruan Tinggi Negeri Rochmat Wahab mengatakan, ujian nasional masih sangat penting menyeleksi calon mahasiswa dan mahasiswi baru. Menurut dia, nilai rapor tidak lebih baik dari nilai ujian nasional.

“Rapor itu tidak sepenuhnya bisa dipercaya ketimbang UN, masa sekolah yang bagus dan tidak bagus rata-ratanya sama, ini artinya kan tidak ada yang membedakan antara yang bagus dan tidak bagus, kalau UN relatif membedakan,” beber dia.

Rochmat yang juga rektor Universitas Negeri Yogyakarta menyarankan tetap menggunakan ujian nasional sebagai syarat seleksi masuk perguruan tinggi. Namun berapa prosentasenya , terserah masing-masing universitas. “Kalau UNY tahun lalu 20 persen, tahun sekarang bisa naik bisa turun,” tegasnya.

Kepala Dinas Tak Tahu

Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Masri mengaku belum mengetahui prestasi peserta UN dari Sumatera Utara maupun ranking secara nasional. “Data dan informasi itu belum bisa kita beri tahu sebab Menteri M Nuh belum memberikan keterangan resmi terkait hasil UN. Ini pun sebenarnya karena rekan-rekan wartawan mendesak kita untuk mengetahui persentase kelulusan,” kilah yang ditemui di ruang rapat Disdik Sumut Jalan Teuku Cik Ditiro Medan, kemarin.

Ketua Panitia UN Sumut, Drs Henri Siregar belum mengetahui bahwa terdapat 5 siswa berprestasi asal Medan yang mendapatkan rangking tertinggi pada UN tahun ini. Dia mengaku bahwa belum menerima laporan terkait informasi tersebut. “Maaf Dek sama saya belum ada data itu. Dan saat ini saya lagi di jalan menuju Paluta untuk memantau pelaksanaan US SD,” kata Henri melalui pesan singkatnya kepada Sumut Pos, Senin (19/5) sekira pukul 16.15.

Hal senada juga dikatakan Yusri selaku Sekretaris Panitia UN Sumut. “Belum dengarlah Dek. Nanti saya kabari lagi ya. Ini saya akan cek dulu,” sebutnya.

Kadis Pendidikan membenarkan sudah menerima hasil UN untuk Provinsi Sumut dari Kemendikbud. “Alhamdulillah ujian nasional sudah selesai dan hasilnya sudah kita terima. Yang terpenting di sini ini bukan hasil ujian, apalagi hanya mencari keunggulan masing-masing sekolah,” tegas mantan Kadis Koperasi dan UKM Sumut itu.

Masri gembiran dengan persentase kelulusan UN 2014 tingkat SMA sederajat di Sumut. Angka itu tak jauh berbeda dengan hasil UN tahun lalu dimana hanya berbeda sepersekian persen saja.

“Untuk SMA/MA tingkat kelulusan 99,59 persen, SMK 99,94 persen dan Paket C 92,86 persen,” papar Masri di ruang rapat Disdik Sumut Jalan Teuku Cik Ditiro Medan.

Meski demikian, Masri menegaskan yang terpenting bukanlah hasil ujiannya, melainkan bagaimana pelaksanaan dan proses UN tahun ini dapat berlangsung jujur.

Malahan kata Masri lagi, kabupaten/ kota masing-masing harus mengevaluasi hasil UN 2014 guna meningkatkan kualitas pendidikan di masa depan. “Sehingga kalau ini bisa diketahui tentu ada langkah-langkah strategis yang dapat kita ambil ke depannya. Misalkan di kabupaten/kota terdapat 60 persen kelulusan siswa, ini kita harap pihak sekolah jangan malu mengakuinya. Malahan ini yang harus kita evaluasi, di mana kelemahan yang terjadi,” bebernya.

Mengenai adanya siswa yang tidak lulus, pihaknya akan melakukan evaluasi sebulan lagi pasca pengumuman UN di seluruh kabupaten/kota. “Angka kelulusan ini juga belum pasti murni dimana terkait isu adanya kunci jawaban. Makanya ini juga perlu kita evaluasi,” ungkapnya yang merasa belum yakin dengan angka tersebut, lantaran ada sinyal permainan di lapangan.

Dari 209,835 jumlah siswa tingkat sekolah menengah atas (SMA) sederajat dan Paket C di Sumut, 817 peserta didik dinyatakan tidak lulus UN 2014. Dari jumlah itu, untuk tingkat SMA/MA sebanyak 513 orang, SMK 48 orang dan Paket C 256 orang. Pelaksanaan UN SMA ini sudah dilaksanakan pada 14-16 April lalu. (bbs/mag-6/val/tom)

Peringkat UN Tertinggi

[table caption=”SMA IPA”]
1. ,Ryan Aditya Moniaga, 58.05,DKI-SMA KANISIUS
2. ,Annisa Azalia Herwandani,57.65,JABAR-SMA NEGERI 2 BANDUNG, KOTA BANDUNG
3. ,Hashina Zulfa,,57.65,DIY-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA
4. ,Sulistia Fitriaty,,57.45,DKI-SMA NEGERI 39
5. ,Fenita Adina Santoso,,57.35,JATENG-SMA NEGERI 1 PEKALONGAN
9. ,Fitra Febrina,,57.20,SUMUT-SMA NEGERI 1 MEDAN
11. ,Christine,,56.95,SUMUT SMA SWASTA DJUWITA MEDAN
17. ,Sri Wulan Astuti,56.80,SUMUT-SMA NEGERI 2 MEDAN
21. ,David Tangi,,56.65,SUMUT-SMA SWASTA SUTOMO 1 MEDAN
24. ,Dewi Sartika,,56.60,SUMUT-SMA SWASTA SUTOMO 2 MEDAN
[/table]
[table caption=”SMA IPS”]
1. ,Nur Afifah Widyaningrum,55.85,DIY-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA
2. ,Rikko Sajjad Nuir,55.70,DIY-SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA
3. ,Afdhal Nur Muhammad Daulay 55.50,SUMUT-SMA NEGERI 1 MATAULI PANDAN
4. ,Fauzan Alfiansyah Hasibuan,55.40,SUMUT-SMA NEGERI 1 MATAULI PANDAN
5. ,Clara Feliciani Sesiawan,55.35,BANTEN-SMA SANTA URSULA BSD
14. ,Hendra Ripin,,54.80,SUMUT-SMA SWASTA PANGLIMA POLEM RANTAU PRAPAT[/table]

JAKARTA- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengumumkan siswa-siswi SMU peraih nilai Ujian Nasional (UN) tertinggi. Tercatat ada 25 besar peraih nilai UN tertinggi di bidang IPA dan IPS. Delapan diantaranya diraih oleh pelajar SMA di Sumut.

Ujian Nasional
Ujian Nasional

“Jadi ini ada peringkat satu sampai dua puluh lima dari tingkat SMA yang IPA dan IPS se-Indonesia. Nah yang nilai ini, itu nilai murni UN jadi ditotal 6 pelajaran jadinya segitu,” ujar Mendikbud M Nuh di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (19/5).

“Kita bisa lihat wilayahnya merata dan jangan dibilang kalau di luar Jakarta nilainya jelek-jelek. Nyatanya mereka juga bisa masuk ke peringkat ini,” imbuh dia.

Jadwal pengumuman UN SMA/sederajat akan dilangsungkan pada Selasa (20/5) hari ini atau bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.

Nuh menegaskan, ujian nasional sanggup mengungkapkan data nilai-nilai murid mulai angka rendah 3 hingga angka tertinggi 10. Itu membantu perguruan tinggi memudahkan menyaring calon mahasiswa yang benar-benar berprestasi dengan soal bersifat nasional.

“Kalau rapor angka-angkanya hanya mengumpul pada angka 7,8, 9 dan 10, ini akan sulit bagi pihak kampus untuk menyaring mana yang terbaik, karena nilainya semua bagus-bagus,” ujarnya.

Nuh mengingatkan bahwa rapor bagus bukan jaminan pelajar lolos seleksi masuk perguruan tinggi. Karena, menurutnya banyak sekolah lainnya yang siswanya memiliki nilai bagus.

“Jadi kalau di sekolah prestasinya bagus, tapi kok tidak lolos seleksi masuk perguruan jangan buru-buru menyalahkan ini gara-gara ujian nasional. Di sekolahnya mungkin ia memiliki nilai paling tinggi, tapi kan ada sekolah lain yang nilainya juga tinggi,” dia menambahkan.

Menurut dia, ujian nasional justru membantu perguruan tinggi menyaring calon mahasiswa dan mahasiswi berprestasi. “Kalau basisnya prestasi saya kira di perguruan tinggi juga ia akan berprestasi,” tukas dia.

Lebih jauh, Nuh mengemukakan sejumlah informasi terkait tingkat kelulusan, provinsi terburuk, peraih nilai UN tertinggi, sekolah terbaik, dan lainnya.

Untuk tingkat kelulusan tahun ini turun 0,02 persen dari prosentase tahun lalu. Pada tahun 2013, dari 1.581.286 siswa peserta hanya 8.250 yang tidak lulus. Ini berati tingkat kelulusan miliki prosentase 99,48 persen. Sedangkan tahun ini capai 99,50 persen.

Untuk provinsi terburuk tercatat Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) merupakan provinsi dengan tingkat kelulusan paling rendah dengan 3,11 persen. Di posisi kedua ada Papua dengan 2,85 persen.

Untuk peraih nilai UN tertinggi, nilai UN murni tertinggi disabet oleh Ni Kadek Vani Apriyanti dengan nilai rata-rata UN 9,87. Ia adalah siswi dari SMA Negeri 4 Denpasar, Bali.

Untuk sekolah terbaik, adalah almamater Vani, SMA Negeri 4 Denpasar, Bali dengan nilai rata-rata UN paling tinggi dengan 9,17. Tidak terhenti di situs saja, ke-296 siswa kelas XII tercatat lulus semua UN SMA tahun ini.  Pada tahun lalu, SMA Negeri 4 Denpasar, Bali menempatkan lima siswanya dalam 12 besar nilai UN tertinggi.

Bendahara Umum Majelis Perguruan Tinggi Negeri Rochmat Wahab mengatakan, ujian nasional masih sangat penting menyeleksi calon mahasiswa dan mahasiswi baru. Menurut dia, nilai rapor tidak lebih baik dari nilai ujian nasional.

“Rapor itu tidak sepenuhnya bisa dipercaya ketimbang UN, masa sekolah yang bagus dan tidak bagus rata-ratanya sama, ini artinya kan tidak ada yang membedakan antara yang bagus dan tidak bagus, kalau UN relatif membedakan,” beber dia.

Rochmat yang juga rektor Universitas Negeri Yogyakarta menyarankan tetap menggunakan ujian nasional sebagai syarat seleksi masuk perguruan tinggi. Namun berapa prosentasenya , terserah masing-masing universitas. “Kalau UNY tahun lalu 20 persen, tahun sekarang bisa naik bisa turun,” tegasnya.

Kepala Dinas Tak Tahu

Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Masri mengaku belum mengetahui prestasi peserta UN dari Sumatera Utara maupun ranking secara nasional. “Data dan informasi itu belum bisa kita beri tahu sebab Menteri M Nuh belum memberikan keterangan resmi terkait hasil UN. Ini pun sebenarnya karena rekan-rekan wartawan mendesak kita untuk mengetahui persentase kelulusan,” kilah yang ditemui di ruang rapat Disdik Sumut Jalan Teuku Cik Ditiro Medan, kemarin.

Ketua Panitia UN Sumut, Drs Henri Siregar belum mengetahui bahwa terdapat 5 siswa berprestasi asal Medan yang mendapatkan rangking tertinggi pada UN tahun ini. Dia mengaku bahwa belum menerima laporan terkait informasi tersebut. “Maaf Dek sama saya belum ada data itu. Dan saat ini saya lagi di jalan menuju Paluta untuk memantau pelaksanaan US SD,” kata Henri melalui pesan singkatnya kepada Sumut Pos, Senin (19/5) sekira pukul 16.15.

Hal senada juga dikatakan Yusri selaku Sekretaris Panitia UN Sumut. “Belum dengarlah Dek. Nanti saya kabari lagi ya. Ini saya akan cek dulu,” sebutnya.

Kadis Pendidikan membenarkan sudah menerima hasil UN untuk Provinsi Sumut dari Kemendikbud. “Alhamdulillah ujian nasional sudah selesai dan hasilnya sudah kita terima. Yang terpenting di sini ini bukan hasil ujian, apalagi hanya mencari keunggulan masing-masing sekolah,” tegas mantan Kadis Koperasi dan UKM Sumut itu.

Masri gembiran dengan persentase kelulusan UN 2014 tingkat SMA sederajat di Sumut. Angka itu tak jauh berbeda dengan hasil UN tahun lalu dimana hanya berbeda sepersekian persen saja.

“Untuk SMA/MA tingkat kelulusan 99,59 persen, SMK 99,94 persen dan Paket C 92,86 persen,” papar Masri di ruang rapat Disdik Sumut Jalan Teuku Cik Ditiro Medan.

Meski demikian, Masri menegaskan yang terpenting bukanlah hasil ujiannya, melainkan bagaimana pelaksanaan dan proses UN tahun ini dapat berlangsung jujur.

Malahan kata Masri lagi, kabupaten/ kota masing-masing harus mengevaluasi hasil UN 2014 guna meningkatkan kualitas pendidikan di masa depan. “Sehingga kalau ini bisa diketahui tentu ada langkah-langkah strategis yang dapat kita ambil ke depannya. Misalkan di kabupaten/kota terdapat 60 persen kelulusan siswa, ini kita harap pihak sekolah jangan malu mengakuinya. Malahan ini yang harus kita evaluasi, di mana kelemahan yang terjadi,” bebernya.

Mengenai adanya siswa yang tidak lulus, pihaknya akan melakukan evaluasi sebulan lagi pasca pengumuman UN di seluruh kabupaten/kota. “Angka kelulusan ini juga belum pasti murni dimana terkait isu adanya kunci jawaban. Makanya ini juga perlu kita evaluasi,” ungkapnya yang merasa belum yakin dengan angka tersebut, lantaran ada sinyal permainan di lapangan.

Dari 209,835 jumlah siswa tingkat sekolah menengah atas (SMA) sederajat dan Paket C di Sumut, 817 peserta didik dinyatakan tidak lulus UN 2014. Dari jumlah itu, untuk tingkat SMA/MA sebanyak 513 orang, SMK 48 orang dan Paket C 256 orang. Pelaksanaan UN SMA ini sudah dilaksanakan pada 14-16 April lalu. (bbs/mag-6/val/tom)

Peringkat UN Tertinggi

[table caption=”SMA IPA”]
1. ,Ryan Aditya Moniaga, 58.05,DKI-SMA KANISIUS
2. ,Annisa Azalia Herwandani,57.65,JABAR-SMA NEGERI 2 BANDUNG, KOTA BANDUNG
3. ,Hashina Zulfa,,57.65,DIY-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA
4. ,Sulistia Fitriaty,,57.45,DKI-SMA NEGERI 39
5. ,Fenita Adina Santoso,,57.35,JATENG-SMA NEGERI 1 PEKALONGAN
9. ,Fitra Febrina,,57.20,SUMUT-SMA NEGERI 1 MEDAN
11. ,Christine,,56.95,SUMUT SMA SWASTA DJUWITA MEDAN
17. ,Sri Wulan Astuti,56.80,SUMUT-SMA NEGERI 2 MEDAN
21. ,David Tangi,,56.65,SUMUT-SMA SWASTA SUTOMO 1 MEDAN
24. ,Dewi Sartika,,56.60,SUMUT-SMA SWASTA SUTOMO 2 MEDAN
[/table]
[table caption=”SMA IPS”]
1. ,Nur Afifah Widyaningrum,55.85,DIY-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA
2. ,Rikko Sajjad Nuir,55.70,DIY-SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA
3. ,Afdhal Nur Muhammad Daulay 55.50,SUMUT-SMA NEGERI 1 MATAULI PANDAN
4. ,Fauzan Alfiansyah Hasibuan,55.40,SUMUT-SMA NEGERI 1 MATAULI PANDAN
5. ,Clara Feliciani Sesiawan,55.35,BANTEN-SMA SANTA URSULA BSD
14. ,Hendra Ripin,,54.80,SUMUT-SMA SWASTA PANGLIMA POLEM RANTAU PRAPAT[/table]

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/