25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

IPW Bongkar Dugaan Keberadaan Konsorsium 303 dan Kaisar Sambo, Markasnya Cuma 200 Meter dari Mabes Polri

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tim Khusus (Timsus) Polri diminta mengusut kaitan fasilitas jet pribadi yang dipakai mantan Karo Paminal Divpropam Polri, Brigjen Hendra Kurniawan, dengan aliran uang judi online Rp155 triliun temuan PPATK. Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso menduga, aliran dana judi online 303 tersebut memiliki keterkaitan dengan kasus Ferdy Sambo.

IPW mengklaim, berdasarkan penelusuran pihaknya, didapat informasi bahwa pesawat pribadi yang digunakan Hendra tersebut bertipe Jet T7-JAB. Dalam catatan yang sama, pesawat itu kerap digunakan AH dan YS yang namanya tercatut dalam isu Konsorsium 303 wilayah Jakarta.

Lebih lanjut, IPW juga menduga, pesawat jet pribadi yang digunakan Hendra tersebut merupakan milik RBT alias Bong. “Dalam catatan IPW dia (RBT) adalah Ketua Konsorsium Judi Online Indonesia yang bermarkas di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan, yang hanya berjarak 200 meter dari Mabes Polri,” ujar Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dalam keterangan tertulis, Senin (19/9).

Ketika ditanya mengenai data dan sumber informasi tersebut, Sugeng enggan memberikan rincian dan hanya menyebut mendapatkan informasi itu dari sumber. Oleh karenanya, IPW mendesak agar Timsus juga turut menyelidiki hubungan masyarakat sipil tersebut dengan Ferdy Sambo dalam kasus ini. Termasuk soal dugaan Konsorsium 303 yang dinaungi oleh Sambo.

“Mantan Karo Paminal Divpropam Polri itu bersama-sama Kombes Pol Agus Nurpatria, Kombes Pol Susanto, AKP Rifazal Samual Bripd Fernanda, Briptu Sigit, Briptu Putu dan Briptu Mika menggunakan private jet yang menurut pengacara Kamaruddin Simanjuntak sebagai milik seorang mafia berinisial RBT,” kata Sugeng.

“Oleh karenanya, IPW mencium aroma amis keterlibatan RBT dan YS dalam kasus Sambo dan Konsorsium 303. Lantaran, selain RBT, nama YS muncul dalam struktur organisasi Kaisar Sambo dan Konsorsium 303, sebagai Bos Konsorsium Judi Wilayah Jakarta,” imbuhnya.

Sugeng juga mendesak Timsus bentukan Kapolri menelusuri keterkaitan orang-orang sipil yang diduga terkait konsorsium itu dalam pemberian dukungan terhadap pencalonan capres tertentu di 2024 mendatang. Sugeng menduga hal itu dilakukan Sambo untuk memuluskan tujuannya menjadi Kapolri. “IPW meminta tim khusus Polri menjelaskan keterlibatan dua orang sipil dalam kasus Sambo Konsorsium 303,” ujar Sugeng.

“Sekaligus membongkar peranannya, menyusul terungkapnya pemakaian private jet oleh Brigjen Pol Hendra Kurniawan dalam kaitan temuan uang Rp155 Triliun oleh PPATK dari judi online,” imbuhnya.

Mabes Polri telah buka suara soal dugaan IPW bahwa Konsorsium 303 terkait penyediaan jet sewaan bagi Brigjen Hendra Kurniawan. Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menegaskan, temuaan PPATK perihal aliran dana Rp155 triliun yang berkaitan judi online 303 sama sekali tak ada kiatannya dengan kasus Ferdy Sambo, termasuk Konsorsium 303.

Padahal, temuan PPATK adanya aliran dana fantastis itu juga disebut mengalir ke sejumlah pihak. Mulai dari masyarakat sipil, pelajar sampai sejumlah oknum Polri. “Nggak ada itu (kaitan ke Konsorsium 303),” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dihubungi pojoksatu.id, Senin (19/9).

Jenderal bintang dua ini menyatakan, temuan PPAT terkait aliran dana judi online 303 sebesar Rp155 triliun tersebut merupakan hasil transaksi kejahatan sejak tahun 2016 hingga 2022.

Selain itu, temuan PPATK tersebut juga tidak hanya berupa transaksi dari oknum polisi saja, melainkan juga ada pihak lain. Dengan bukti digital PPATK yang sudah disampaikan ke penyidik, kata Dedi, nantinya juga akan ditindaklanjuti. “Transaksi yang disampaikan PPATK itu dari tahun 2016-2022. Ada ratusan juta transaksi yang melibatkan jutaan masyarakat terkait hal itu (aliran judi online),” katanya.

Namun Dedi belum bisa menjabarkan secara detail perihal aliran uang judi online 303 ke sejumlah oknum Polri. Sebab hal tersebut merupakan ranah penyidik. “Untuk detailnya coba tanya saja ke sana (PPATK) dan Pak Dir,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana menyampaikan, pihaknya mendeteksi aliran dana sejumlah Rp155 Triliun dari judi online 303.

Adapun pihak yang terlibat dalam transaksi haram tersebut, beberapa di antaranya adalah oknum Polri, ibu rumah tangga, pelajar hingga PNS.

Bukti temuan transaksi aliran dana judi online 303 itu juga sudah diserahkan kepada penyidik Bareskrim Polri untuk menindatjanjutinya. “Enggak-enggak (tidak hanya ke rekening polisi) semua masyarakat. Ada semua. Oknum (polisi), ibu rumah tangga, mahasiswa, pelajar, orang swasta, PNS,” kata Ivan. (cnn/pjs/bbs/adz)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tim Khusus (Timsus) Polri diminta mengusut kaitan fasilitas jet pribadi yang dipakai mantan Karo Paminal Divpropam Polri, Brigjen Hendra Kurniawan, dengan aliran uang judi online Rp155 triliun temuan PPATK. Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso menduga, aliran dana judi online 303 tersebut memiliki keterkaitan dengan kasus Ferdy Sambo.

IPW mengklaim, berdasarkan penelusuran pihaknya, didapat informasi bahwa pesawat pribadi yang digunakan Hendra tersebut bertipe Jet T7-JAB. Dalam catatan yang sama, pesawat itu kerap digunakan AH dan YS yang namanya tercatut dalam isu Konsorsium 303 wilayah Jakarta.

Lebih lanjut, IPW juga menduga, pesawat jet pribadi yang digunakan Hendra tersebut merupakan milik RBT alias Bong. “Dalam catatan IPW dia (RBT) adalah Ketua Konsorsium Judi Online Indonesia yang bermarkas di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan, yang hanya berjarak 200 meter dari Mabes Polri,” ujar Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dalam keterangan tertulis, Senin (19/9).

Ketika ditanya mengenai data dan sumber informasi tersebut, Sugeng enggan memberikan rincian dan hanya menyebut mendapatkan informasi itu dari sumber. Oleh karenanya, IPW mendesak agar Timsus juga turut menyelidiki hubungan masyarakat sipil tersebut dengan Ferdy Sambo dalam kasus ini. Termasuk soal dugaan Konsorsium 303 yang dinaungi oleh Sambo.

“Mantan Karo Paminal Divpropam Polri itu bersama-sama Kombes Pol Agus Nurpatria, Kombes Pol Susanto, AKP Rifazal Samual Bripd Fernanda, Briptu Sigit, Briptu Putu dan Briptu Mika menggunakan private jet yang menurut pengacara Kamaruddin Simanjuntak sebagai milik seorang mafia berinisial RBT,” kata Sugeng.

“Oleh karenanya, IPW mencium aroma amis keterlibatan RBT dan YS dalam kasus Sambo dan Konsorsium 303. Lantaran, selain RBT, nama YS muncul dalam struktur organisasi Kaisar Sambo dan Konsorsium 303, sebagai Bos Konsorsium Judi Wilayah Jakarta,” imbuhnya.

Sugeng juga mendesak Timsus bentukan Kapolri menelusuri keterkaitan orang-orang sipil yang diduga terkait konsorsium itu dalam pemberian dukungan terhadap pencalonan capres tertentu di 2024 mendatang. Sugeng menduga hal itu dilakukan Sambo untuk memuluskan tujuannya menjadi Kapolri. “IPW meminta tim khusus Polri menjelaskan keterlibatan dua orang sipil dalam kasus Sambo Konsorsium 303,” ujar Sugeng.

“Sekaligus membongkar peranannya, menyusul terungkapnya pemakaian private jet oleh Brigjen Pol Hendra Kurniawan dalam kaitan temuan uang Rp155 Triliun oleh PPATK dari judi online,” imbuhnya.

Mabes Polri telah buka suara soal dugaan IPW bahwa Konsorsium 303 terkait penyediaan jet sewaan bagi Brigjen Hendra Kurniawan. Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menegaskan, temuaan PPATK perihal aliran dana Rp155 triliun yang berkaitan judi online 303 sama sekali tak ada kiatannya dengan kasus Ferdy Sambo, termasuk Konsorsium 303.

Padahal, temuan PPATK adanya aliran dana fantastis itu juga disebut mengalir ke sejumlah pihak. Mulai dari masyarakat sipil, pelajar sampai sejumlah oknum Polri. “Nggak ada itu (kaitan ke Konsorsium 303),” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dihubungi pojoksatu.id, Senin (19/9).

Jenderal bintang dua ini menyatakan, temuan PPAT terkait aliran dana judi online 303 sebesar Rp155 triliun tersebut merupakan hasil transaksi kejahatan sejak tahun 2016 hingga 2022.

Selain itu, temuan PPATK tersebut juga tidak hanya berupa transaksi dari oknum polisi saja, melainkan juga ada pihak lain. Dengan bukti digital PPATK yang sudah disampaikan ke penyidik, kata Dedi, nantinya juga akan ditindaklanjuti. “Transaksi yang disampaikan PPATK itu dari tahun 2016-2022. Ada ratusan juta transaksi yang melibatkan jutaan masyarakat terkait hal itu (aliran judi online),” katanya.

Namun Dedi belum bisa menjabarkan secara detail perihal aliran uang judi online 303 ke sejumlah oknum Polri. Sebab hal tersebut merupakan ranah penyidik. “Untuk detailnya coba tanya saja ke sana (PPATK) dan Pak Dir,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana menyampaikan, pihaknya mendeteksi aliran dana sejumlah Rp155 Triliun dari judi online 303.

Adapun pihak yang terlibat dalam transaksi haram tersebut, beberapa di antaranya adalah oknum Polri, ibu rumah tangga, pelajar hingga PNS.

Bukti temuan transaksi aliran dana judi online 303 itu juga sudah diserahkan kepada penyidik Bareskrim Polri untuk menindatjanjutinya. “Enggak-enggak (tidak hanya ke rekening polisi) semua masyarakat. Ada semua. Oknum (polisi), ibu rumah tangga, mahasiswa, pelajar, orang swasta, PNS,” kata Ivan. (cnn/pjs/bbs/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/