26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Buku SD Tidak Komplit, Salah Menulis Sila ke-4 Pancasila

Puskurbuk Akui Belum Keluarkan Rekomendasi

PENDIDIKAN dasar di Gunung Kidul dan Bantul, DI Yogyakarta geger. Pasalnya, buku Pancasila khusus SD dengan judul Pancasila Dasar Negaraku, Bhineka Tunggal Ika Semangatku menulis tidak komplit sila ke-4 pancasila.
Celakanya, buku yang sudah terlanjur dibagikan ke siswa ini ternyata belum mendapatkan rekomendasi dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Buku ini diedarkan di SD guna menjadi suplemen pendidikan karakter yang sedang didengungkan pemerintah. Sayangnya, pada sejumlah halaman ada penulisan sila ke-4 yang tidak komplit. Tepatnya ada di halaman 9, 10, 24, dan 25. Beberapa kalangan mendesak supaya buku yang salah menulis sebagian sila Pancasila ini harus ditarik.

Seperti diketahui, sila ke-4 Pancasila berbunyi; Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Tetapi, dalam buku tadi sila ke-4 Pancasila tertulis; Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan. Jika diteliti, dalam buku Pancasila untuk tingkat SD tadi kurang mencantumkan kata kebijaksanaan.

Kepala Puskurbuk Diah Harianti di Jakarta kemarin (19/11) mengatakan menyayangkan ada kesalahan dalam penyusunan buku ini. Apalagi buku ini disebarkan di pendidikan tingkat SD, dimana para siswa membutuhkan informasi yang benar dan akurat. Disengaja atau tidak, seharusnya buku pelajaran utama atau yang bersifat suplemen wajib dicek materinya dengan sangat teliti.

Paling membuat geregetan adalah, Diah mengatakan peredaran buku ini belum mendapatkan rekomendasi dari Puskurbuk. “Padahal seluruh buku pelajaran yang dikonsumsi siswa wajib kami periksa dulu,” katanya.
Dia menegaskan, seharusnya sebelum disebarkan ke siswa buku-buku ini terlebih dahulu didaftarkan ke Puskurbuk. Diah menuturkan, pihak yang bertanggungjawab dalam peredaran ini adalah sekolah selaku pihak yang membuka pengadaan buku suplemen pendidikan karakter.

Diah menegaskan, Puskurbuk cukup objektif dalam memeriksa buku-buku yang masuk. Jika memiliki banyak kesalahan, baik sengaja maupun tidak, Puskurbuk tidak akan mengeluarkan rekomendasi izin edar buku tadi. “Kalau memang banyak yang salah tidak akan lolos,” tandasnya. Upaya objektif Puskurbuk ini merupakan bentuk upaya pencegahan dari sumber-sumber informasi yang keliru.

Di bagian lain, Plt Dirjen Pendidikan Dasar (Dikdas) Kemendikbud Suyanto mengatakan keselahan mencantumkan sila ke-4 Pancasila tadi murni kesalahan ketik saja. “Supaya polemik berkepanjangan, sebaiknya segera ditarik dan direvisi,” jelas mantan rektor Universitas Negeri Yogyakarta itu. Dia berpendapat, sejatinya semangat pihak sekolah untuk menyediakan buku penunjang pendidikan karakter cukup bagus.
Sebelumnya, terbongkarnya ada buku yang salah menulis sila Pancasila ini dikemukakan oleh anggota Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian. Dia mengatakan, menulis sila Pancasila yang tidak komplit ini adalah kesalahan fatal. Politisi dari Partai Golkar itu mengatakan, pendidikan Pancasila bisa menyimpang jika kesalahan-kesalahan yang dianggap sepele padahal krusial masih saja terjadi.

Dia mengatakan, Kemendikbud tetap wajib mengevaluasi peran Puskurbuk sebagai lembaga sensor buku-buku yang masuk ke sekolah. Meskipun buku-buku ini dibuat pihak sekolah sendiri, Puskurbuk harus mendapatkan laporan atau salinan untuk diteliti terlebih dahulu. “Kami berharap buku yang salah ini harus ditarik dari peredarannya,” tandas Hetifah. (wan/jpnn)

Puskurbuk Akui Belum Keluarkan Rekomendasi

PENDIDIKAN dasar di Gunung Kidul dan Bantul, DI Yogyakarta geger. Pasalnya, buku Pancasila khusus SD dengan judul Pancasila Dasar Negaraku, Bhineka Tunggal Ika Semangatku menulis tidak komplit sila ke-4 pancasila.
Celakanya, buku yang sudah terlanjur dibagikan ke siswa ini ternyata belum mendapatkan rekomendasi dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Buku ini diedarkan di SD guna menjadi suplemen pendidikan karakter yang sedang didengungkan pemerintah. Sayangnya, pada sejumlah halaman ada penulisan sila ke-4 yang tidak komplit. Tepatnya ada di halaman 9, 10, 24, dan 25. Beberapa kalangan mendesak supaya buku yang salah menulis sebagian sila Pancasila ini harus ditarik.

Seperti diketahui, sila ke-4 Pancasila berbunyi; Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Tetapi, dalam buku tadi sila ke-4 Pancasila tertulis; Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan. Jika diteliti, dalam buku Pancasila untuk tingkat SD tadi kurang mencantumkan kata kebijaksanaan.

Kepala Puskurbuk Diah Harianti di Jakarta kemarin (19/11) mengatakan menyayangkan ada kesalahan dalam penyusunan buku ini. Apalagi buku ini disebarkan di pendidikan tingkat SD, dimana para siswa membutuhkan informasi yang benar dan akurat. Disengaja atau tidak, seharusnya buku pelajaran utama atau yang bersifat suplemen wajib dicek materinya dengan sangat teliti.

Paling membuat geregetan adalah, Diah mengatakan peredaran buku ini belum mendapatkan rekomendasi dari Puskurbuk. “Padahal seluruh buku pelajaran yang dikonsumsi siswa wajib kami periksa dulu,” katanya.
Dia menegaskan, seharusnya sebelum disebarkan ke siswa buku-buku ini terlebih dahulu didaftarkan ke Puskurbuk. Diah menuturkan, pihak yang bertanggungjawab dalam peredaran ini adalah sekolah selaku pihak yang membuka pengadaan buku suplemen pendidikan karakter.

Diah menegaskan, Puskurbuk cukup objektif dalam memeriksa buku-buku yang masuk. Jika memiliki banyak kesalahan, baik sengaja maupun tidak, Puskurbuk tidak akan mengeluarkan rekomendasi izin edar buku tadi. “Kalau memang banyak yang salah tidak akan lolos,” tandasnya. Upaya objektif Puskurbuk ini merupakan bentuk upaya pencegahan dari sumber-sumber informasi yang keliru.

Di bagian lain, Plt Dirjen Pendidikan Dasar (Dikdas) Kemendikbud Suyanto mengatakan keselahan mencantumkan sila ke-4 Pancasila tadi murni kesalahan ketik saja. “Supaya polemik berkepanjangan, sebaiknya segera ditarik dan direvisi,” jelas mantan rektor Universitas Negeri Yogyakarta itu. Dia berpendapat, sejatinya semangat pihak sekolah untuk menyediakan buku penunjang pendidikan karakter cukup bagus.
Sebelumnya, terbongkarnya ada buku yang salah menulis sila Pancasila ini dikemukakan oleh anggota Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian. Dia mengatakan, menulis sila Pancasila yang tidak komplit ini adalah kesalahan fatal. Politisi dari Partai Golkar itu mengatakan, pendidikan Pancasila bisa menyimpang jika kesalahan-kesalahan yang dianggap sepele padahal krusial masih saja terjadi.

Dia mengatakan, Kemendikbud tetap wajib mengevaluasi peran Puskurbuk sebagai lembaga sensor buku-buku yang masuk ke sekolah. Meskipun buku-buku ini dibuat pihak sekolah sendiri, Puskurbuk harus mendapatkan laporan atau salinan untuk diteliti terlebih dahulu. “Kami berharap buku yang salah ini harus ditarik dari peredarannya,” tandas Hetifah. (wan/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/