26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Survei YLKI: Pelayanan BPJS Kesehatan Minim, Askes Disanjung

Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi saat menjadi pembicara pada diskusi Mau Sehat Kok Repot di Jakarta, Sabtu (21/3). Foto: Ricardo/JPNN.com
Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi saat menjadi pembicara pada diskusi Mau Sehat Kok Repot di Jakarta, Sabtu (21/3). Foto: Ricardo/JPNN.com

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyoroti karut marutnya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, yang sudah berjalan selama satu tahun.

Tulus mengatakan, ada beberapa hal yang membuat BPJS Kesehatan belum berjalan secara optimal sampai saat ini.

Salah satunya yakni menyangkut kesiapan sumber daya manusia (SDM) untuk menangani peserta BPJS Kesehatan yang membeludak.

“BPJS sebuah sistem yang bagus dan layak diapresiasi. Tapi mengapa BPJS belum optimal? Ada beberapa hal yang harus dikritisi, yang terjadi baru pada tindakan mediknya belum dibenahi,” ulas Tulus dalam diskusi ‘Mau Sehat Kok Repot’ di Cikini, Jakarta, Sabtu (21/3).

Selain itu, pemerintah juga dirasa kurang mensosialisasikan mitra-mitra mana saja yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Bahkan dalam survei yang dilakukan YLKI terkait pelayanan BPJS Kesehatan, pihaknya mendapati 80 pengaduan hanya dalam beberapa bulan.

Dalam survei tersebut masyarakat menilai pelayanan BPJS Kesehatan masih sangat minim.

“Kebetulan kami (YLKI) membuka pengaduan BPJS Kesehatan dan melakukan survei. Salah satu hasilnya dinyatakan pelayanan BPJS masih lebih bagus waktu Askes (sebelum berganti nama menjadi BPJS Kesehatan),” kata Tulus.(chi/jpnn)

Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi saat menjadi pembicara pada diskusi Mau Sehat Kok Repot di Jakarta, Sabtu (21/3). Foto: Ricardo/JPNN.com
Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi saat menjadi pembicara pada diskusi Mau Sehat Kok Repot di Jakarta, Sabtu (21/3). Foto: Ricardo/JPNN.com

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyoroti karut marutnya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, yang sudah berjalan selama satu tahun.

Tulus mengatakan, ada beberapa hal yang membuat BPJS Kesehatan belum berjalan secara optimal sampai saat ini.

Salah satunya yakni menyangkut kesiapan sumber daya manusia (SDM) untuk menangani peserta BPJS Kesehatan yang membeludak.

“BPJS sebuah sistem yang bagus dan layak diapresiasi. Tapi mengapa BPJS belum optimal? Ada beberapa hal yang harus dikritisi, yang terjadi baru pada tindakan mediknya belum dibenahi,” ulas Tulus dalam diskusi ‘Mau Sehat Kok Repot’ di Cikini, Jakarta, Sabtu (21/3).

Selain itu, pemerintah juga dirasa kurang mensosialisasikan mitra-mitra mana saja yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Bahkan dalam survei yang dilakukan YLKI terkait pelayanan BPJS Kesehatan, pihaknya mendapati 80 pengaduan hanya dalam beberapa bulan.

Dalam survei tersebut masyarakat menilai pelayanan BPJS Kesehatan masih sangat minim.

“Kebetulan kami (YLKI) membuka pengaduan BPJS Kesehatan dan melakukan survei. Salah satu hasilnya dinyatakan pelayanan BPJS masih lebih bagus waktu Askes (sebelum berganti nama menjadi BPJS Kesehatan),” kata Tulus.(chi/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/