JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Peneliti senior Indonesian Public Institute Karyono Wibowo menilai Presiden Joko Widodo membutuhkan sosok seperti ekonom senior Rizal Ramli, untuk memperbaiki perekonomian di negeri ini.
Karenanya, penunjukan mantan Menteri Koordinator bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan sebagai Komisaris Utama Bank Negara Indonesia (BNI) 46, dipastikan dapat memberi kontribusi dalam perbaikan ekonomi Indonesia yang mulai rapuh.
“Menurut saya, Jokowi membutuhkan sosok Rizal untuk memperbaiki perekonomian negeri ini,” ujar Karyono, Sabtu (21/3).
Apalagi, Karyono melihat saat ini tim ekonomi pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla banyak yang bermazhab neoliberalisme.
Karenanya, lanjut Karyono, sangat tepat jika Rizal diberi ruang mengaplikasikan ide dan pemikirannya secara nyata. Supaya dapat menghalau kebijakan-kebijakan para tim ekonomi yang anti terhadap konsep trisakti, yakni berdikari di bidang ekonomi.
“Itu upaya Jokowi untuk mengimbangi tim ekonomi yang ada sekarang agar tidak kebablasan condong ke neo-liberal,” paparnya.
Karyono juga tak sepakat dengan asumsi yang menyatakan terakomodirnya Rizal merupakan upaya Jokowi membungkam suara kritis.
Menurut Karyono, persepsi tersebut sangat tidak masuk akal. Berdasarkan data empirik, Karyono menegaskan, banyak prestasi yang telah diukir Rizal saat menjadi pejabat publik.
Rizal pun berani meninggalkan jabatannya saat sudah tidak sependapat lagi dengan pemerintah. “Kredibilitas dan komitmen seorang Rizal Ramli tak diragukan lagi,” kata Karyono. (boy/jpnn)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Peneliti senior Indonesian Public Institute Karyono Wibowo menilai Presiden Joko Widodo membutuhkan sosok seperti ekonom senior Rizal Ramli, untuk memperbaiki perekonomian di negeri ini.
Karenanya, penunjukan mantan Menteri Koordinator bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan sebagai Komisaris Utama Bank Negara Indonesia (BNI) 46, dipastikan dapat memberi kontribusi dalam perbaikan ekonomi Indonesia yang mulai rapuh.
“Menurut saya, Jokowi membutuhkan sosok Rizal untuk memperbaiki perekonomian negeri ini,” ujar Karyono, Sabtu (21/3).
Apalagi, Karyono melihat saat ini tim ekonomi pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla banyak yang bermazhab neoliberalisme.
Karenanya, lanjut Karyono, sangat tepat jika Rizal diberi ruang mengaplikasikan ide dan pemikirannya secara nyata. Supaya dapat menghalau kebijakan-kebijakan para tim ekonomi yang anti terhadap konsep trisakti, yakni berdikari di bidang ekonomi.
“Itu upaya Jokowi untuk mengimbangi tim ekonomi yang ada sekarang agar tidak kebablasan condong ke neo-liberal,” paparnya.
Karyono juga tak sepakat dengan asumsi yang menyatakan terakomodirnya Rizal merupakan upaya Jokowi membungkam suara kritis.
Menurut Karyono, persepsi tersebut sangat tidak masuk akal. Berdasarkan data empirik, Karyono menegaskan, banyak prestasi yang telah diukir Rizal saat menjadi pejabat publik.
Rizal pun berani meninggalkan jabatannya saat sudah tidak sependapat lagi dengan pemerintah. “Kredibilitas dan komitmen seorang Rizal Ramli tak diragukan lagi,” kata Karyono. (boy/jpnn)